Judulnya mungkin sedikit aneh ya EDOOers, mengajar komputer tanpa komputer. Entah percaya atau tidak, tetapi ada salah satu guru di Ghana yang melakukan hal tersebut. Guru yang dimaksud bernama Richard Appiah Akoto yang mengajar pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kepada murid-muridnya dengan menggunakan papan tulis kapur.
Dedikasi Akoto dalam Dunia Pendidikan
Akoto merupakan seorang guru yang mengajar di SMP Betenase di Sekyedomase, Ghana. Walaupun di tengah keterbatasan, ia terus berupaya semaksimal mungkin untuk membagi ilmunya kepada para murid-muridnya.
Hal tersebut tercermin, ketika ia dengan serius mengajar pelajaran komputer. Akoto sangat totalitas saat mengajar 100 muridnya, ia menggambar tampilan Microsoft Word lengkap dengan semua lambang dan ikonnya dengan detail, hanya menggunakan kapur warna-warni di papan tulis hitam.
Adapun, para muridnya dengan tekun meniru gambar tampilan Microsoft Word yang telah digambar di buku catatan mereka masing-masing. Kegigihan Akoto dalam mengabdi di dunia pendidikan juga terlihat ketika setiap harinya harus menempuh 2,5 jam perjalanan dari Kumasi ke sekolah tempat mengajar.
Sekolah tempat Akoto mengajar tersebut, tidak mempunyai akses komputer sejak tahun 2011. Walaupun begitu terdapat persyaratan bagi para remaja umur 14-15 tahun untuk lulus ujian TIK, sebagai bagian dari syarat kelulusan mereka dari sekolah menengah ke jenjang berikutnya.
Alhasil, Akoto harus memutar otak dan menemukan gagasan guna mengajarkan murid-muridnya mengenai komputer dengan cara menggambar fitur komputer di papan tulis. Semua dedikasinya tersebut, ia lakukan atas dasar rasa cintanya kepada murid-muridnya agar memahami apa yang diajarkan.
Berkat dedikasinya dalam mengajar, banyak warganet yang merasa kagum dan terinspirasi dengan Akoto ketika melihat foto-fotonya saat mengajar tersebar di media sosial. Menurut Akoto, cara mengajar komputer tanpa komputer tersebut, bukan pertama kali dilakukannya, melainkan sudah beberapa kali.
Tentu saja mengajar pelajaran TIK tanpa komputer itu sangat menantang. Apalagi jika para muridnya tersebut belum familiar dan tidak tahu sama sekali dengan program komputer yang diajarkan.
Mendapat Perhatian Dunia
Kisah Akoto sukses menarik perhatian mata dunia dan banyak orang, termasuk Microsoft. Tidak lama setelah foto-fotonya viral di sosial media, perusahaan teknologi terbesar dunia ini pun mengundang Akoto untuk menghadiri acara Microsoft Educator Exchange (E2) di Singapura.
Educator Exchange ini merupakan sebuah acara tahunan yang mempertemukan ratusan pendidik yang paling inovatif di dunia, disana menjadi tempa berkumpulnya para guru untuk merayakan hasil kerja luar biasa yang sudah dilakukan di dalam kelas selama ini.
Pada acara tersebut, Akoto mennyampaikan, bahwa manusia hidup di era komputer saat ini, sehingga saya ingin seluruh murid saya dibekali dengan segala keterampilan yang diperlukan, agar bisa bersaing dengan murid-murid lain di kota-kota besar.
Sesudah kembali dari acara tersebut, Akoto pun menerima beberapa sumbangan berupa laptop, buku-buku pelajaran, dan perangkat lunak dari perusahaan dan LSM di Ghana. Menurut Akoto, semua hal ini merupakan suatu berkah yang luar biasa bagi sekolah tempat mengajarnya.
Selain itu, Akoto juga memperoleh akses ke Microsoft Certified Educator Programme (MCE) untuk pengembangan profesional, sehingga ia dapat meningkatkan kembali semangatnya untuk mengajar dan membangun pengalaman belajar yang kaya dan sesuai kebutuhan peserta didik.
Lebih lanjut, Akoto mengatakan, bahwa dirinya sangat senang melihat murid-muridnya belajar tentang keterampilan yang berguna untuk mereka di masa depan. Mulai dari presentasi PowerPoint sampai kode situs web, para muridnya pasti akan siap menghadapi masa depan dan saya akan selalu membantu mereka sebaik mungkin.
Demikianlah kisah inspiratif dari Richard Appiah Akoto yang mengajar komputer tanpa komputer, sehingga bisa mencerdaskan anak-anak di Ghana. Semoga kisah tadi bisa menginspirasi guru-guru di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Selamat Hari Guru Nasional!