Tidak ada habisnya! Batik kembali diklaim sebagai milik Malaysia. Baru-baru ini, saat IShowSpeed melakukan live streaming di kanal YouTubenya, ia menerima batik dari seorang penggemar yang menyebut bahwa batik adalah pakaian tradisional Malaysia.
Ngomong-ngomong, EDOOers udah kenal belum siapa itu IShowSpeed? Yup, dia adalah YouTuber asal Amerika Serikat yang terkenal dengan reaksi-reaksi energiknya yang bikin heboh dan kontroversial.
Namun, yang menjadi sorotan bukanlah IShowSpeed melainkan pernyataan penggemarnya yang mengatakan bahwa batik adalah pakaian tradisional Malaysia. Padahal, batik merupakan simbol kebudayaan Indonesia yang diakui dunia. Sejak tahun 2009, UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan budaya takbenda dari Indonesia.
Tak hanya itu, setiap tanggal 2 Oktober, seluruh masyarakat Indonesia merayakan Hari Batik Nasional. Lalu, bagaimana asal-usul Hari Batik Nasional? Yuk, EDOOers simak penjelasannya berikut ini!
Sejarah Hari Batik Nasional
Hari Batik Nasional adalah momen istimewa yang dirayakan dengan penuh semangat oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia setiap tahun. Perayaan ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah pengakuan yang mendalam terhadap keindahan dan keunikan batik sebagai warisan budaya yang telah diakui dunia.
Melansir dari situs resmi Kemendikbud RI, sejarah Hari Batik Nasional bermula dari pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai warisan budaya takbenda pada tahun 2009. Pengakuan ini diberikan dalam sidang ke-4 Komite Antar Pemerintah tentang Warisan Budaya Takbenda di Abu Dhabi, tepat pada tanggal 2 Oktober 2009.
Dalam momen bersejarah itu, batik diakui bersama sejumlah warisan budaya Indonesia lainnya seperti wayang, keris, noken, dan tari Saman sebagai bagian dari Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity (Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan).
Batik pertama kali diperkenalkan ke kancah internasional oleh Presiden Soeharto saat menghadiri konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selanjutnya, pada 4 September 2008, Indonesia secara resmi mendaftarkan batik ke UNESCO untuk memperoleh status Intangible Cultural Heritage (ICH) di Jakarta.
Pada 9 Januari 2009, pengajuan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO resmi diterima. Akhirnya, pada sidang keempat Komite Antar-Pemerintah di Abu Dhabi tanggal 2 Oktober 2009, batik dikukuhkan sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda.
Kemudian, Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009, yang dikeluarkan pada 17 November 2009.
Keputusan ini diikuti oleh Surat Edaran dari Kementerian Dalam Negeri yang mengimbau seluruh pegawai pemerintah di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk mengenakan batik setiap Hari Batik Nasional.
Namun, Hari Batik Nasional bukan sekadar peringatan seremonial. Ini adalah simbol penjaga identitas bangsa dan penguat persatuan. Lewat perayaan ini, batik semakin diakui di kancah global, dan masyarakat Indonesia didorong untuk bangga memakai batik, berkontribusi dalam melestarikan warisan budaya kita.
Tak hanya itu, Hari Batik Nasional juga menjadi kesempatan emas untuk mendorong kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan industri batik yang semakin tumbuh dan berkembang di dalam negeri.
Tema Hari Batik Nasional 2024
“Bangga Berbatik” adalah tema Hari Batik Nasional 2024 yang ditetapkan oleh Yayasan Batik Indonesia (YBI). Tema hari Batik Nasional bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebanggaan mengenakan batik serta mendorong masyarakat agar lebih mengapresiasi batik dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan dengan meningkatnya pemakaian batik, industri batik lokal bisa berkembang lebih pesat dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian para pengrajin. Selain itu, YBI juga menetapkan Batik Tulis Tenun Gedhog Tuban sebagai simbol Hari Batik Nasional 2024.
Batik khas Tuban, Jawa Timur, ini dikenal dengan motif burung Phoenix yang menggambarkan akulturasi budaya antara masyarakat pesisir Tuban dan Tiongkok. Dibuat dengan menggunakan alat tenun tradisional gedhog, batik ini melibatkan tenaga kerja lokal dan memanfaatkan keterampilan yang diwariskan secara turun-temurun.
Melalui tema “Bangga Berbatik” dan pengangkatan Batik Tulis Tenun Gedhog sebagai ikon, Hari Batik Nasional 2024 diharapkan mampu memacu minat masyarakat terhadap batik lokal, sekaligus memberikan penghargaan lebih kepada para pengrajin yang terus menjaga kelestarian warisan budaya ini.
Makna dan Tujuan Peringatan Hari Batik Nasional
Hari Batik Nasional memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Selain menjadi momen kebanggaan atas pengakuan batik di dunia internasional, peringatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya lokal. Memakai batik bukan hanya sekadar bentuk penghormatan terhadap warisan nenek moyang, tetapi juga cara untuk menjaga persatuan di tengah keberagaman kita.
Selain itu, Hari Batik Nasional diharapkan bisa memberi dampak positif bagi para pengrajin batik di berbagai daerah. Dengan semakin populernya batik di kalangan masyarakat, industri batik diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat ekonomi yang besar, terutama bagi daerah-daerah penghasil batik.
Ucapan Hari Batik Nasional
- Selamat Merayakan Hari Batik Nasional 2024! Bangga mengenakan kekayaan budaya Indonesia.
- Batik adalah jati diri bangsa. Mari kita jaga dan lestarikan!
- Batik: Warisan luhur yang telah mendapat pengakuan dunia.
- Di Hari Batik Nasional ini, kenakan batik dengan penuh kebanggaan!
- Batik adalah wujud seni, budaya, dan kebanggaan kita semua.
- Selamat Hari Batik Nasional! Lestarikan budaya, cintai batik kebanggaan Indonesia.
- Batik menceritakan kisah Indonesia dalam setiap guratan kainnya.
- Batik: Identitas bangsa yang harus kita pertahankan.
- Pakailah batik sebagai wujud cinta dan penghormatan terhadap budaya Indonesia.
- Batik adalah warisan tak ternilai, mari kita jaga dan banggakan bersama!
Secara keseluruhan,Hari Batik Nasional bukan sekadar sebuah perayaan, melainkan juga merupakan momentum untuk merenungkan kembali pentingnya menjaga kelestarian batik sebagai bagian integral dari identitas dan warisan budaya bangsa. Diharapkan masyarakat tidak hanya mengenakan batik pada hari-hari tertentu, tetapi juga mengintegrasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, demikianlah EDOOers pemebahasan mengenai Sejarah, Tema, Makna dan Tujuan Hari Batik Nasional. By the way, Berbagai buku, audio, video yang membahas Pelajaran Sekolah bisa diperoleh di EDOO. Silakan akses dan Nikmati berbagai macam koleksi buku yang tersedia.
Salam Literasi untuk Edukasi!
by : Ma’ruf Munir