Skip to content

RESENSI BUKU Cinta Tak Pernah Tua: Gelora Samin yang Tak Pernah Surut

Sumber: Edoo

Judul Buku: Cinta Tak Pernah Tua
Penulis: Benny Arnas
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 134 Halaman
Tahun terbit: 2014
ISBN: 9786020308999
Genre: Fiksi
Rating: 4/5
Sumber: Edoo

Cinta Tak Pernah Tua  adalah karya dari Benny Arnas, penulis muda yang kali ini, bercerita tentang cinta. Pria kelahiran Lubuk Linggau ini dikenal sebagai penulis lintas genre. Dia menulis novel, cerpen, puisi, esai, catatan perjalanan dan naskah lakon.

Buku ini adalah karya keenamnya setelah Meminang Fatimah (2009), Bulan Celurit Api (2010). Jatuh dari Cinta (2011), Bersetia (2014), dan novel biografi Parigan (2014). Karya-karyanya yang lain, antara lain Tanjung Luka (2015), Eric Stockholm dan Perselingkuhan-Perselingkuhan yang Lain (2015), The Old Man’s Flower Garde (2016), Kepunan (2016), Curriculum Vitae (2017), Cinta Menggerakkan Segala (2018), Catatan Perjalanan  Bercerita dari Piru (2018) dan Buku Puisi Hujan Turun dari Bawah (2018).

Ada dua belas karya cerita pendek di dalam Cinta Tak Pernah Tua yang saling berkaitan satu sama lain. Membaca cerita ini membuat saya teringat kepada buku 9 dari Nadira yang juga memiliki satu tema dengan beragam cerita pendek di dalamnya.

Awalnya saya pun mengira kalau buku ini adalah novel karena tak ada tulisan dan keterangan apapun di dalamnya. Namun, setelah membukanya saya melihat beragam kisah menarik dengan Samin di dalamnya.

Aura Melayu

Seluruh isi buku ini berkisah dan berpusat kepada Samin dan keluarganya. Kisahnya sederhana dan indah. Pemilihan katanya pun sangat Indonesia. Beberapa cerpen terasa sekali aura Melayunya. Mengobati kerinduan kepada cerita ala sastrawan Balai Pustaka.

Tanjung Samin, nama panjang Samin. Dia memiliki seorang istri bernama Maisarah dan tiga anak bernama Musral, Badri dan Misral. Samin di masa lalunya adalah seorang pejuang dan mantan penyuka lelaki. Dia pernah menjalin hubungan dengan lelaki kulit merah, tetapi akhirnya menikah Maisarah yang berusia dua puluh tahun lebih muda darinya.

Walaupun sudah berusia senja, hasrat Samin untuk menikah tak pernah padam. Dia kawin lima kali. Satu ketika Tuhan melemparkannya ke zaman lain. Di situlah Samin sadar bahwa ada cinta besar lain dari cinta yang selama ini dijalaninya.

Kehidupan percintaannya yang selama ini berombak besar karena hasratnya menggauli perempuan-perempuan bertubuh indah selain istrinya mulai berubah. Di kisah lain di buku ini dia menemukan Mayang, cintanya yang baru dan abadi.

Apakah buku ini hanya berkisah tentang kisah cinta Samin dengan wanita-wanita dan pria di sekelilingnya? Tentu tidak. Di kisah Pohon Tanjung itu Cuma Sebatang, penulis mengisahkan hubungan kasih Samin dengan anak-anaknya.

Meninggal di Perantauan

Salah satu anaknya meninggal di perantauan. Hal ini membuat Samin sangat menyesal dan menangisi kepergian anak yang dikasihinya. Hampir semua cerpen di dalam buku ini pernah dimuat dan tersebar di berbagai media.

Kedua belas judul cerita di dalam buku ini adalah Pengelana Mati dalam Hikayat Kami, Gulistan, Orang Inggris, Pohon Tanjung itu Cuma Sebatang, Muslihat Hujan Panas, Bunga Kecubung Bergaun Susu, Senapan Bengkok, Batubujang, Senja yang Paling Ibu, Cahaya dari Barat dan Tupai-Tupai Jatuh dari Langit.

Dari semuanya, Bunga Kecubung Bergaun Susu adalah yang paling berkesan buat saya. Kisah ini berkisah tentang persahabatan Samin dengan Mukhlisin, rekannya sesama pejuang. Selain tak diakui sebagai pejuang seperti Samin, Mukhlis juga tak menerima tunjangan rutin dari pemerintah.

Hal buruk lain yang menimpa hidupnya, sampai berusia tujuh puluh tahun dia tak kunjung menikah. Sangat berbeda dengan Samin yang dikelilingi banyak perempuan. Status Mukhlis tidak hanya belum menikah, dia juga masih perjaka. Tak pernah terbersit hatinya untuk mencoba nakal.

Meminta Satu Saja Wanita

Mukhlis digambarkan bukanlah sosok lelaki yang soleh. Dia memang tak rajin ke mashid dan tak khatam Quran, tetapi tutur kata dan perbuatannya sangatlah sopan dan tak banyak tingkah. Sebab perbuatan baiknya itu, dia terus bertanya-tanya kepada Tuhan perihal mengapa dia tak dipercayakan satu saja wanita yang mendampinginya.

Nama Benny Arnas mungkin tak secemerlang nama penulis lain, tetapi karya-karyanya sangat menarik diikuti. Di tengah tulisan sastra yang banyak bercerita tentang kemuraman, kesedihan dan kematian, Benny hadir dengan kisah cinta dan bunga-bunga di sekitarnya.

Cinta ala Benny sangatlah luwes dan lincah. Kita bisa menikmati potongan-potongan puzzle kehidupan Samin di dalam buku ini. Semakin bergeser ke halaman belakang, semakin kita mengenal dan tak mengenal Samin.

Mengenal dalam artian mengetahui kisah hidup Samin yang lain dan tak mengenal dalam artian Samin adalah manusia yang memiliki beragam misteri dan keputusan tak terduga. Menarik bukan? Bagaimana kisah Samin selanjutnya? Silahkan membacanya sendiri di aplikasi perpustakaan digital platform edukasi kesayang kamu ini, Edoo. Selamat membaca.*