Dalam kondisi normal, pada umumnya orang tua mengandalkan guru di sekolah untuk tempat anak belajar. Berbeda dengan situasi saat ini. Selama pandemi Covid-19, sekolah tatap muka ditutup dan anak harus belajar dari rumah secara daring (BDR). Akibatnya, semua waktu belajar di lakukan di rumah dan dalam pengawasan orang tua.
Orang tua memang diharapkan ikut berperan dalam pendidikan anak, sesuai dengan Trilogi pendidikan-nya Ki Hajar Dewantara, yaitu pendidikan itu bersumber pada tiga tempat, rumah, sekolah dan lingkungan.
Namun, pada kenyataannya situasi yang terjadi mendadak ini, menyebabkan banyak orang tua yang tidak siap, tidak tahu apa yang harus, bahkan jenuh. Jadi mengaimana cara mengatasinya? Soalnya, anak-anak harus tetap belajar, meskipun di rumah.
Novi Septiantika, guru di SMP Islam Andalusia Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah, dalam laman Sahabat Keluarga, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan ada lima peran yang dapat dilakukan orang tua untuk mendukung pendidikan anak di masa pandemi ini.
- Menyiapkan Fasilitas Belajar
Orang tua diharapkan mampu menyiapkan fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran dengan memadai. Fasilitas tersebut akan mendukung kegiatan BDR secara efektif. Anak akan merasa percaya diri.
2. Memastikan Anak Belajar Aman
Orang tua memastikan anak belajar daring dengan aman Kesehatan anak menjadi yang utama. Orang tua menjadi pengontrol saat anak melakukan BDR, yakni membantu aktivitas anak untuk menyelesaikan tugas-tugas selama kegiatan BDR berlangsung. Hal ini diharapkan anak akan merasa nyaman dan aman.
3. Pro Aktif Menghubungi Guru
Orang tua harus pro aktif menghubungi guru. Guru dan orang tua harus bekerja sama memfasilitasi pembelajaran yang dilakukan. Orang tua harus proaktif untuk mencari informasi atau mencari tambahan informasi terkait pembelajaran. Orang tua harus sesering mungkin berbagi atau bertanya tentang perkembangan anak saat mengikuti BDR. Salah satunya, orang tua harus membagi waktu antara pekerjaan dan kegiatan belajar anak.
Bagaimana jika orang tuanya berkerja semua? Dalam kasus ini kedua orang tua harus bergotong royong untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif bagi anaknya. Pola komunikasi yang santun harus dijaga agar komunikasi dengan guru tetap terjalin dengan baik.
4. Tidak Menambah Beban Soal Hasil Pembelajaran
Orang tua jangan sampai menambah beban dengan menuntut hasil yang maksimal. Target kurikulum di masa pandemi bukan satu-satunya tujuan, melainkan anak diharapkan dapat melakukan pembelajaran yang bermakna berkaitan dengan kecakapan hidup. Anak- anak tetap mampu mengambil makna dari pembelajaran yang bermanfaat di kehidupan sehari- harinya dalam melakukan aktivitas.
5. Mendampingi Anak agar Terarah dan Nyaman Belajar
Selain hal-hal tersebut di atas, orang tua juga berperan untuk mendampingi anak agar tetap senang dan nyaman mengikuti BDR. Banyak anak yang ingin kembali sekolah dan merasa bosan dengan pelaksanaan BDR. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa orang tua yang merasa kewalahan menemani anak belajar. Orang tua mulai kurang aktif mendampingi anak belajar, dan mudah emosi saat mendampingi anak belajar.
Semestinya, orang tua harus menjadi tempat yang nyaman untuk anak. Keterlibatan orang tua untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bisa dengan membuat jadwal aktivitas anak. Anak-anak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang sudah disepakati antara orang tua dan anak. Hal ini akan melatih anak untuk bertanggung jawab, dan anak akan merasa BDR yang dilakukan sudah sesuai kesepatakan yang dijadwalkan antara anak dan orang tua.
Anak harus disadarkan bahwa pembelajaran yang ia lakukan harus dilaksanakan secara seimbang di sekolah, di rumah, dan di lingkungan. Orang tua juga harus menyadarkan bahwa dalam masa pandemi ini hal yang bisa dilakukan yaitu BDR. Ketiga ranah pendidikan ini harus terjalin komunikasi dan kerja sama yang efekif sehigga tercipta pembelajaran yang menyenangkan. *