Komunikasi adalah kunci utama dari kekuatan hubungan karena tanpa komunikasi sebenarnya hubungan itu tidak benar-benar ada. Bayangkan saja, jika ada dua orang berpacaran, sepanjang masa pacaran, yang satu sibuk dengan media sosialnya, yang satu dengan game-nya. Jadi kalau tidak ada yang perlu dikomunikasikan di antara keduanya, untuk apa pacaran ya?
Daniel Prasatyo, guru bahasa Indonesia bagi penutur asing, dalam pelatihan daring bertajuk “Jurus Komunikasi Saat PDKT” di MOCO Academy, Kamis (10/9/2020), mengatakan komunikasi bisa membuka pintu untuk saling mengenal lebih dalam karena dalam sebuah hubungan kamu hanya bisa mengenal orang lain dari apa yang dialami bersama dan yang diceritakan.
Komunikasi juga bisa menjadi kunci untuk menyelesaikan masalah. Tidak ada masalah yang selesai dalam sebuah hubungan tanpa ada komunikasi. Salah satu penghambat pintu komunikasi pada pasangan adalah ngambek. Ngambek menutup semua proses penyampaian informasi, ide dan gagasan. Bahkan bisa menimbulkan masalah baru karena disusul dengan dugaan-dugaan baru.
Bagaimana caranya agar kamu bisa berkomunikasi dengan benar, sehingga masalah yang ingin kamu sampaikan bisa diterima pasangan, dan kalian bisa bersama-sama mencari jalan keluarnya? Daniel Prasatyo, memberikan 9 tips lancar berkomunikasi dengan pasangan. Berikut penjelasannya.
- Pahami Masalah yang Ingin Disampaikan
Jika kamu belum tahu apa yang ingin kamu sampaikan, bagaimana kamu bisa mengkomunikasikannya. Misalnya, kamu merasa tidak nyaman ketika di malam hari pasanganmu chat dengan orang lain. Itulah masalahnya. Kemudian kamu teliti lagi mengapa itu menjadi masalah bagimu.
Apakah kamu cemburu? Cemburu kenapa? Apakah merasa tidak layak, minder atau merasa kurang baik dibandingkan dengan orang yang dihubungi pasangan?
2. Ketahui Alasan Mengapa Jadi Masalah
Selanjutnya kamu harus mengetahui apa alasan kamu menyampaikan kegelisahan hatimu. Apakah yang dilakukan pasangan kamu itu sudah dilakukan berkali-kali, sehingga menggangu kenyamaman kamu? Atau karena chat itu, pasangan jadi cuek terhadap kamu. Nah, jika semua jawabannya iya, maka kamu perlu menyampaikan hal itu kepada pasanganmu.
3. Tentukan Tujuan Ideal
Kemudian, dari semua masalah itu, kamu tentukan apa tujuanmu mengkomunikasikan masalah, apa solusi yang kamu harapkan akan kalian sepakati. Jadi, jika alasan tadi adalah kota keberangkatan, tujuan ideal adalah kota tujuan. Sebelum berbicara, kamu harus mengetahui tujuan idealnya, sehingga nanti kamu bisa membawa ke arah mana komunikasinya. Misalnya, tujuan idealmu adalah pasanganmu menghentikan chat malam-malam dengan orang lain.
4. Lihat Kondisi Pasangan
Sebelum memulai pembicaraan, kamu harus memastikan pasangan dalam kondisi siap untuk menerima apa yang akan kamu sampaikan. Maksudnya, tidak ada distraksi. Jangan tiba-tiba menyodorkan pertanyaan secara tiba-tiba, tanpa mengetahui kondisi pasangan.
Bisa saja, dia sedang dalam tekanan atau stress dari kantor atau banyak masalah dengan keluarganya. Kalau kamu paksakan juga, bisa-bisa komunikasi tidak efektif karena pasanganmu tidak akan bisa fokus, bahkan bisa tidak mengerti arah pembicaraanmu. Akhirnya, tidak ada jalan keluar.
5. Menggunakan Media Komunikasi yang Tepat
Saat ini, banyak media komunikasi yang dapat kamu gunakan. Jadi tidak hanya mengandalkan pertemuan langsung atau telepon. Namun, masih bisa juga melalui media sosial, pesan singkat dan panggilan video. Jadi kamu harus bijak memilih media untuk mengkomunikasikan keinginanmu.
Misalnya, untuk titip membeli makan malam, tentu bisa dilakukan lewat pesan singkat. Namun, kalau menyampaikan masalah yang besar, misalnya mendapatkan tawaran pindah kerja ke luar kota, maka sebaiknya tatap muka.
Jika kamu memilih menyampaikan pesan ini melalui pesan singkat atau media sosial twitter, misalnya, bisa disalah artikan karena pesan diterima tanpa nada. Bisa saja, dibaca dengan nada berbeda, sehingga terkesan bercanda dan tidak direspons serius dari pasangan.
6. Gunakan Bahasa dan Kalimat Jelas dan Ringkas
Kalau kamu ingin memyampaikan informasi mendapatkan promisi dari kantor dan harus pindah ke luar kota, sampaikan saja secara langsung. Jangan mulai dengan cerita orang lain, misalnya, “Eh tahu ngga, si Eko, sekarang karirnya maju karena dia mau pindah ke kota lain lho”.
Ini tidak benar-benar mengkomunikasikan apa yang ingin kamu sampaikan. Langsung saja katakan bahwa tadi kamu mendapatkan tawaran dari atasan untuk pindah ke kota lain dan dipromosikan. Jadi pasangan langsung fokus ke masalah pindah, pikirannya tidak teralihkan oleh kisah si Eko.
7. Nada Bicara Tenang
Nada bicara juga akan menentukan apakah komunikasi berjalan baik. Misalnya, jika kamu cemburu, kamu tiba-tiba menyerang. “Apa-apaan sih kamu kok malam-malam masih chating?. Dengan serangan mendadak ini, bisa jadi pasanganmu akan segera berhenti chating, tetapi bukan karna dia merasa itu mengganggu kamu, tetapi dia tidak ingin bertengkar.
Nah, hindari juga menyampaikan keinginan pada saat menangis. Jika kamu menangis, biasanya pasangan akan panik, sehingga dia akan menyetujui apapun yang kamu katakan, tetapi sebenarnya dia tidak paham maksudmu. Dia melakukannya hanya untuk menghentikan tangisanmu.
Jadi, jangan menyampaikan masalahmu, sewaktu emosi kamu sedang berada di puncak. Biarkan tenang dulu, sehingga kamu bisa menyampaikan isi hatimu dalam keadaan tenang dan nada bisara yang teratur.
8. Hindari Gerakan Mengintimidasi
Hindari posisi berkacak pinggang. Jika kamu berbicara sambil berkacak pinggang, yang ditangkap pasangan adalah kamu sedang marah, agresif dan sedang memaksakan sesuatu. Jika gerakan kamu melipat tangan di dada, menunjukkan kamu defensif karena merasa tidak nyaman, sehingga berusaha melindungi diri sendiri dengan memeluk diri sendiri.
Menggoyangkan kaki itu juga menunjukkan kehgelisahan. Jadi pastikan jangan menggunakan gestur ini, supaya pasanganmu tidak merasa terintimindasi dulu agar komunikasi bisa lebih terbuka. Gerakan pegang tangan masih bagus, bahkan untuk bicara serius pegangan tangan cara yang baik untuk komunikasi. Tapi jangan pegang yang lain, seperti kaki atau kepala tidak sopan.
9. Perhatikan Reaksi Pasangan
Ketika kamu mengkomunikasikan isi kepalamu kepada pasangan, perhatikan reaksinya, meskipun di awal kondisi tampaknya sudah kondusif. Jika dia melihat HP, memutar bola mata atau raut wajah menunjukkan kesal, ketika kamu sedang berbicara, hentikan pembicaraanmu.
Lebih baik tidak dilanjutkan karena hasilnya tidak akan maksimal. Tanyakan kepada pasanganmu kapan dia siap dan punya waktu untuk mendengarkan karena kamu ingin menyampaikan sesuatu. *