“Menyala Abangku”.. EDOOers pengguna aktif media social? Pasti udah ngak asing lagi dong dengan istilah tersebut? Nah, istilah“Menyala Abangku” sedang menjadi perbincangan di media social belakangan ini. Maknanya sederhana tapi keren banget!
Biasanya, istilah “Menyala Abangku” muncul saat ada unggahan viral atau unggahan yang dianggap keren. Terkadang, istilah ini juga digunakan sebagai ucapan sarkastis untuk menanggapi sesuatu.
Lantas, apasih sebenarnya arti kata menyala abangku? Bagaimana kemudian kata ini bisa viral di media sosial? Yuk EDOOers, Intip Penjelasanya:
Sejarah Kemunculan Istilah “Menyala Abangku”
Sebelum frasa ini viral di media sosial, “Menyala Abangku” adalah jargon khas di kalangan pencinta sepak bola dan futsal? Istilah ini digunakan sebagai ungkapan kekaguman dan penghormatan kepada atlet-atlet idola mereka, yang menggambarkan semangat dan apresiasi atas pencapain prestasi.
Meski awalnya populer oleh pecinta sepak bola dan futsal, kini jargon tersebut telah menjamur di kalangan warganet dan menjadi kosa kata sehari-hari untuk menyemarakkan berbagai jenis postingan di media sosial seperti Instagram, Twitter, dan platform media sosial lainnya.
Asal usul tren ini bisa ditelusuri kembali pada sebuah video TikTok yang diunggah oleh pemilik akun bernama @mamangwinner pada tahun 2021. Video ini menjadi viral dan membuka mata banyak orang tentang berbagai istilah gaul yang digunakan oleh anak-anak yang gemar bermain futsal. Dalam videonya, @mamangwinner menjelaskan:
“Kata-kata anak futsal: kelas, idola, panutan, andalan, menyaka kakae (menyala kakak, menyala abangku), ngeri capt. Kalau habis juara: malam minggu aman. Kalau tidak juara: nice try. Kalau ada yang ulang tahun: SUT (selamat ulang tahun) idola. Kalau orang yang rendah hati: ilmu padi. Setiap akhir kata atau kalimatnya pasti ada emot api yang banyak, atau emot Top 100. Beuh,” jelasnya dengan penuh semangat.
Arti istilah atau Kata “Menyala Abangku”
Secara harfiah, “menyala” merujuk pada keadaan benda yang bersinar atau terang. Sering kali dikaitkan dengan api yang membara, lampu yang berkilauan, atau objek lain yang memancarkan cahaya dengan gemilang.
“Menyala” membawa konotasi energi yang kuat, kehadiran yang mencolok, dan daya tarik yang memikat. Ini adalah simbol dari sesuatu yang tidak hanya terlihat, tetapi juga memikat perhatian dan membangkitkan semangat.
Sedang kata “abangku” adalah panggilan akrab yang digunakan untuk menyebut seseorang yang lebih tua atau dihormati. Dalam lingkungan pertemanan atau keluarga, “abangku” menandakan kedekatan dan rasa hormat yang mendalam.
Ini adalah sebutan yang menunjukkan hubungan yang erat, kekaguman, dan rasa hormat. “Abangku” bisa berarti kakak laki-laki, teman dekat yang lebih tua, atau bahkan seseorang yang dianggap sebagai panutan.
Di beberapa daerah, kata “abang” memiliki makna yang sedikit berbeda. Misalnya, di Banggai, Sulawesi, kata ini digunakan sebagai sapaan kepada saudara laki-laki ayah di kalangan kaum bangsawan. Sementara dalam bahasa Jawa, “abang” berarti warna merah, memberikan nuansa yang berbeda namun tetap menyiratkan kekuatan dan kehangatan.
Istilah “Manyala” juga digunakan sebagai jargon dari Borneo FC, sering digunakan oleh pemain seperti Diego Michiels. Dalam konteks ini, “manyala” menunjukkan semangat yang berkobar-kobar dan dedikasi yang tinggi di lapangan.
Ketika digabungkan menjadi “Menyala Abangku” atau “Manyala Abangku,” istilah ini menggambarkan seseorang yang memiliki keistimewaan, kemampuan yang menonjol, dan layak mendapat pengakuan serta pujian. Istilah ini mencerminkan kekaguman yang mendalam terhadap seseorang yang dianggap luar biasa dalam segala hal.
Frasa ini kemudian diadopsi oleh Generasi Z (kelahiran 1997 – 2012) di media sosial untuk memuji seseorang yang dianggap keren, unggahan yang dianggap berani, atau sosok yang layak menjadi panutan. “Menyala Abangku” menjadi cara bagi mereka untuk mengekspresikan apresiasi dengan gaya yang energik dan penuh semangat, sering kali disertai dengan emotikon api untuk menambah efek dramatis.
Dengan demikian, “Menyala Abangku” tidak hanya sekadar frasa, tetapi juga simbol dari pengakuan, kekaguman, dan semangat yang menyala-nyala. Istilah ini terus berkembang dan menjadi bagian dari budaya populer, mencerminkan dinamika dan kreativitas dalam berkomunikasi di era digital.
Nah, itulah EDOOers pembahasan terkait menguak arti kata dan asal usul menyala abangku: jargon hits yang membakar media sosial. By the way, berbagai buku, audio, video yang membahas pelajaran Bahasa Indonesia bisa diperoleh di EDOO. Silakan diakses dan semoga membuat lebih semangat belajar.
Salam Literasi untuk Edukasi!
by: Ma’ruf Munir