Skip to content

Belajar Memahami Drama dan Ragamnya

Sobat EDOOers pernah menonton pementasan drama? Atau mungkin kalian pernah menonton drama televisi di salah satu saluran televisi nasional? Nah, EDOO mau mengajak kalian untuk belajar mengenai drama dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia. Yuk, baca artikel ini sampai selesai!

Pengertian Drama

Sebelum lebih jauh kita membahas terkait materi drama Bahasa Indonesia. Sebaiknya, sobat EDOOers terlebih dahulu mengenal pengertiannya. Jadi, secara etimologis, kata drama berasal dari bahasa Yunani yaitu “draomai” yang memiliki arti berlaku, berbuat, bertindak, dan beraksi. 

Nah, dari pengertian di atas, bahwa drama merupakan tindakan, perbuatan, ataupun aksi yang ditulis lalu dipentaskan dalam sebuah panggung. Drama biasanya dilakoni oleh beberapa orang aktor maupun aktris lewat gerakan-gerakan dan dialog-dialog, serta ditonton oleh para penonton pementasan drama tersebut.

Sedangkan, menurut Kraus (1999: 249) dalam karya bukunya Verstehen und Gestalten, drama ialah suatu bentuk gambaran seni yang datang dari nyanyian dan tarian ibadat Yunani kuno, yang di dalamnya ada dialog konflik, dramatis, dan penyelesaiannya yang dipertunjukkan di atas panggung.

Pada sebuah drama, ada naskah drama atau teks drama. Namun, pada sebuah pementasan drama, bisa dibilang, naskah drama merupakan blueprint dari sebuah drama itu sendiri. Sebab, drama akan dieksekusi sesuai dengan naskah drama yang sudah ditulis tersebut.

Selain itu, supaya drama bisa berjalan dengan baik, terdapat banyak hal yang perlu diperhatikan, nih! Mulai dari ciri-ciri drama, unsur-unsur drama, struktur, sampai kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks drama tersebut. Biar nggak makin penasaran, EDOO akan membahasnya satu per satu, yuk!

Ciri-Ciri Drama

Drama mempunyai beberapa ciri khas yang perlu Sobat EDOOers ketahui, di antaranya yakni:

  • Mempunyai karakter atau tokoh yang diperankan.
  • Penyampaiannya dalam bentuk dialog.
  • Ada konflik atau ketegangan yang menjadi inti dari sebuah cerita drama.
  • Dilakukan di hadapan penonton dikarenakan drama merupakan sarana hiburan.

Dilakukan di atas panggung yang sudah dilengkapi dengan peralatan dan properti untuk menghidupkan suasana.

Unsur-Unsur Drama

Pada suatu drama terdapat beberapa unsur-unsur yang berjumlah empat hal, yakni alur, penokohan, dialog, dan latar. Berikut penjelasan lengkapnya!

  1. Alur

Alur ialah sebuah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan dari sebuah cerita. Alur drama mencakup bagian-bagian pengenalan cerita, mulai dari konflik awal, perkembangan konflik, sampai penyelesaian.

Sedangkan, pada drama alur terbagi lagi menjadi tiga jenis alur, pertma alur maju yang menggambarkan cerita berjalan berurutan ke depan atau kronologis. Kedua, alur mundur yang menggambarkan cerita berupa peristiwa mundur ke belakang (flashback) dan ketiga, alur campuran yang merupakan perpaduan dari alur maju dan mundur (compound).

  1. Penokohan

Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan karakter atau tokoh. Sebab, pada sebuah pementasan drama, tokohlah yang memerankan ataupun menggambarkan secara langsung cerita yang ada dalam naskah drama. Adapun, tokoh terbagi kembali menjadi dua berdasarkan perannya, yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu.

  1. Dialog

Dialog ialah karya tulis yang disajikan dalam sebuah bentuk percakapan diantara dua tokoh ataupun lebih. Pada dialog ada dua unsur, yaitu wawancang (kata-kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh tokoh) dan kramagung (petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh).

  1. Latar

Kemudian, latar ialah keterangan ruang dan waktu yang terdapat dalam drama. Adapun, latar terbagi menjadi tiga jenis, yakni latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.

Struktur Drama

Next, EDOO akan membahas tentang bagian-bagian struktur teks drama. Struktur teks drama sendiri terbagi menjadi tiga bagian, yaitu prolog, dialog, dan epilog. Pertama, prolog ialah bagian berupa kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang yang umumnya disampaikan oleh narrator atau tokoh tertentu.

Kedua, adalah dialog ialah sebuah percakapan antar tokoh dalam drama, di mana terdiri dari tiga bagian, yakni orientasi (awal cerita), komplikasi (pengembangan cerita), dan resolusi (bagian akhir cerita). Terakhir, epilog ialah kata-kata penutup yang berisikan simpulan ataupun amanat terkait keseluruhan isi drama.

 

                   

Jenis-Jenis Drama

Menurut sebuah buku Pengantar Teori Sastra karya dari Wahyudi Siswanto, jenis-jenis drama bisa dibagi berdasarkan masanya yakni drama klasik dan drama modern. Jenis drama pertama adalah drama klasik atau drama tradisional. Pengertian dari drama jenis ini sering disamakan dengan drama rakyat.

Sedangkan, fungsi dari pertunjukan drama tradisional ialah untuk kegiatan sosial dan keagamaan. Jadi bisa disimpulkan, bahwa drama tradisional adalah drama yang diciptakan oleh masyarakat tradisional, di mana cerita yang diangkat berasal dari hal yang terjadi di tengah masyarakat atau semacamnya serta bersifat baku.

Sementara itu, contoh dari drama tradisional yang ada di Indonesia adalah seperti wayang orang, ludruk, wayang kulit, ketoprak, lenong, dan tari topeng. Namun, cerita yang sering dipentaskan dalam drama tradisional adalah cerita Mahabarata.

Jenis drama kedua adalah drama modern, drama satu ini merupakan jenis drama yang mencoba memasukan unsur-unsur teknologi dan hal baru pada proses pertunjukannya. Adapun, contoh drama modern misalnya drama baca, dramatisasi, drama puisi, drama absurd, opera, maupun sendratari (seni drama dan tari).

Nah, itulah tadi pembahasan terkait drama, khususnya mengenai ciri-ciri drama, unsur-unsur drama, struktur drama, hingga jenis-jenis drama. By the way, berbagai buku, audio, video yang membahas pelajaran Bahasa Indonesia bisa diperoleh di EDOO. Silakan diakses dan semoga membuat lebih semangat belajar. Salam Literasi untuk Edukasi!