Artikel EDOO kali ini akan membahas tentang fenomena rasa takut berlebihan kepada ujian yang sering terjadi pada manusia ketika hendak menghadapi ujian. Rasa takut tersebut, bisa juga disebut sebagai testophobia. So, apa itu testophobia? Kenapa manusia bisa takut kepada ujian? Yuk kita cari tahu bersama-sama, EDOOers!
Beberapa tahun terakhir ini, ujian selalu menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar siswa di dunia. Banyak macam-macam gejala yang muncul ketika hari ujian segera tiba. Bahkan tidak sedikit dari siswa dan siswi yang dijuluki terpintar di kelas, menjadi yang sering mengalami gejala kecemasan berlebihan ini.
Nah, apabila gejala yang muncul tersebut sampai ada yang mengalami jantung berdebar-debar, mual, kepala mulai pusing, sesak napas, atau bahkan hingga ada yang pingsan, semua itu adalah tanda-tanda dari seorang yang mengalami testophobia.
Pengertian Testophobia
Menurut pengertian, testophobia adalah rasa takut terhadap ujian atau evaluasi secara terus-menerus. Rasa takut tersebut dapat muncul seperti rasa cemas atau bahkan sampai ada yang sampai takut masuk ke ruangan ujian.
Testophobia ini merupakan sebuah fobia dengan jenis situasional yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman negatif. Seperti pengalaman buruk, pengalaman traumatis, ekspektasi yang tidak kunjung terealisasi, atau tuntutan yang berlebihan.
Penyebab-Penyebab Testophobia
Terdapat dua faktor yang menyebabkan munculnya gejala-gejala testophobia. Pertama itu testophobia muncul karena faktor genetika atau faktor menurun dari orang tua. Kemudian, faktor yang keduanya ialah faktor lingkungan sosial.
Faktor lingkungan sosial ini memiliki bermacam-macam bentuk, termasuk pula lingkungan keluarga. Salah satu penyebabnya ialah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pendidikan yang ideal, dan apa sebetulnya yang dibutuhkan oleh seorang anak.
Banyak dari kita menemui di kehidupan sehari-hari, saat orang tua, saudara, tetangga, maupun guru, menaruh harapan yang begitu besar kepada anak ketika sedang menghadapi ujian. Meminta mereka untuk memperoleh nilai-nilai yang tinggi, lalu memamerkan ranking anak kepada orang lain, atau membanding-bandingkan nilai anak dengan yang lainnya.
Tanpa disadari, pengalaman-pengalaman tersebut terekam sangat jelas di ingatan anak, dan menjadikan mereka menjadi cemas dan gelisah ketika hendak menghadapi ujian. Alasannya satu,yaitu takut mengecewakan orang yang sudah menaruh harapan besar kepadanya.
Alhasil, ketika siswa atau siswi ini mulai menghadapi ujian, yang muncul bukanlah rasa keingintahuan untuk melihat sejauh mana pengetahuan yang telah dikuasai. Melainkan hanya berharap hasil ujiannya memperoleh nilai baik yang sesuai harapan.
Bayangin kalau yang diperoleh itu tidak sesuai harapan? Pastinya tingkat kepercayaan dirinya makin jatuh, rasa malasnya akan semakin bertambah, dan yang terparah bisa kabur dari rumah hingga paling parahnya seperti kasus-kasus yang pernah terjadi yaitu bunuh diri.
Cara Mengatasi Testophobia
Guna menyembuhkan diri dari fobia satu ini,sebenarnya cukup mudah. Asalkan EDOOers ada keinginan kuat untuk buka pikiran dan melebarkan cara pandang terkait belajar dan juga pendidikan yang ideal, sehingga EDOOer bisa mengatasi fobia akan ujian ini.
Selain itu, harus ada kerja sama antara orang tua, lingkungan sosial, dan juga pihak sekolah. EDOOers juga harus mengetahui bahwa pendidikan merupakan hak dari semua manusia dan belajar adalah sebuah kebutuhan.
Sekarang ini, orang yang keren dan memiliki daya tarik cukup besar ialah orang yang punya pengetahuan cukup luas, punya imajinasi tinggi, dan punya banyak keahlian khusus. Sebab, orang-orang yang punya pengetahuan luas selalu tahu bagaimana cara mereka bersikap, berbicara dengan orang yang berbeda latar belakangnya, dan bisa membaca peluang.
Jadi, EDOOers semestinya harus paham kalau belajar itu ialah kebutuhan. Sekarang ini, belajar bukan lagi sebagai tuntutan dari orang tua yang mengharapkanmu memperoleh nilai tinggi di semua mata pelajaran.
Namun, belajar itu tentang bagaimana dirimu memiliki pengetahuan terkait realitas kehidupan sehari-hari. Apabila EDOOers paham dan senang, urusan nilai bukanlah menjadi yang paling dipusingkan saat ujian. Sebab, keingintahuan tentang sejauh mana memahami dan menguasai pelajaran adalah yang terpenting.
Penting untuk diketahui bahwa obat-obatan tidak menyembuhkan fobia, tetapi hanya menekan sistem secara sementara. Namun, ada perawatan untuk testophobia seperti konseling, psikoterapi, hipnoterapi, dan pemrograman Neuro-Linguistik. Salam Literasi Untuk Edukasi!