Survei Karakter menjadi salah satu bagian dari program Merdeka Belajar yang sudah 3 tahun yang lalu diterapkan. Survei Karakter yang bersama dengan AKM merupakan pengganti Ujian Nasional (UN). Nah, mengapa Survei Karakter dijadikan sebagai salah pengganti UN? Yuk, simak pembahasannya dalam artikel berikut ini, EDOOers!
Penyelenggaraan UN atau Ujian Nasional terakhir kali dilaksanakan di tahun 2020 yang lalu. Sebagai pengganti UN, Kemdikbud menggantinya dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter yang menjadi salah satu program dari Merdeka Belajar.
Adapun, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim menjelaskan, bahwa penggantian UN dengan AKM dan Survei Karakter tersebut dilakukan semata-mata karena materi UN yang terlalu padat dan lebih condong menilai dan menguji penguasaan konten.
Maka dari itu, UN hanya menjadi sebatas tolok ukur aspek kognitif dari keseluruhan hasil belajar dan belum menyentuh sampai kepada karakter dari siswa itu sendiri. Padahal selain nilai kompetensi, karakter menjadi suatu hal yang sangat penting yang harus dipunyai oleh setiap siswa.
Apa Itu Survei Karakter?
Survei Karakter (SK) ialah sebuah upaya untuk mengetahui kondisi ekosistem karakter murid-murid di sekolah terkait apakah azas pancasila benar-benar dirasakan oleh para murid dalam interaksinya di sekolah.
Hasil yang diperoleh dari Survei Karakter ini, kedepannya bisa digunakan sebagai umpan balik untuk mengembangkan karakter siswa secara holistik. Adapun, Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter terdiri dari kemampuan bernalar dengan bahasa (literasi), matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter.
Sebagai salah satu bagian dari program Merdeka Belajar, Survei Karakter juga memuat beberapa hal penting yang dapat digali dan menilai karakter yang ada di dalam diri murid seperti kebhinekaan, gotong royong, dan ada tidaknya potensi melakukan tindakan bullying (perundungan) baik di lingkungan sekolah atau di kehidupan sehari-hari.
Tujuan & Latar Belakang Survei Karakter
Selama ini pemerintah cuma mempunyai data kognitif dari para siswa, tapi tidak mengetahui kondisi ekosistem di sekolah para siswa. Survei Karakter ini akan menjadi sebuah panduan untuk sekolah dan pemerintah dan menjadi tolok ukur untuk dapat memberikan umpan balik bagi sekolah dalam melakukan perubahan.
Nah, peningkatan mutu sistem pendidikan tidak cuma berorientasi pada pencapaian siswa dalam menguasai materi-materi pelajaran dan nilai ujian akhir saja. Namun, keberhasilan sistem pendidikan lebih fokus pada pencapaian kompetensi siswa yang meliputi keterampilan, pengetahuan, dan sikap.
Terlebih pada era transformasi pendidikan abad ke-21 ini, dimana arus perubahan menuntut siswa-siswi untuk menguasai berbagai kecakapan hidup yang esensial guna menghadapi berbagai tantangan abad ke-21.
Contohnya sepertu memiliki kecakapan menggunakan teknologi informasi, kecakapan belajar dan berinovasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi pada masyarakat. Hal inilah yang menjadi latar belakang dari pelaksanaan survei karakter.
Selain tuntutan kecakapan abad ke-21, profil pelajar Pancasila juga menjadi rujukan dalam pencapaian karakter bagi seluruh siswa-siswi di Indonesia. Bahkan profil pelajar Pancasila juga telah merangkum serangkaian kecakapan hidup abad 21.
Manfaat Pelaksanaan Survei Karakter
Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim terdapat 5 manfaat dari pelaksanaan Survei Karakter yaitu :
- Berkat Survei Karakter maka akan bisa diketahui kondisi ekosistem (hubungan timbal balik) di sebuah sekolah sebagai tempat belajar para muridnya.
- Berkat Survei Karakter (SK) maka akan bisa diketahui pencapaian dari implementasi asas-asas Pancasila dapat dirasakan dan diamalkan oleh warga sekolah.
- Berkat Survei Karakter (SK) maka akan bisa diketahui apakah level toleransi sudah berjalan dengan sehat dan baik di suatu sekolah.
- Berkat Survei Karakter (SK) maka akan bisa diketahui apakah welfare (tingkat kebahagiaan anak di sekolah sudah mapan dan berjalan baik).
- Berkat Survei Karakter (SK) maka akan bisa diketahui masih adakah bullying yang terjadi pada siswa di sekolah.
Indikator Capain Survei Karakter
Survei karakter yang telah dirancang berguna untuk mengukur capaian-capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional yang berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. Adapun karakter pelajar Pancasila yang ingin dicapai dalam survei karakter tersebut adalah:
- Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia;
- Gotong royong;
- Nalar kritis;
- Kreativitas;
- Kebhinekaan global; dan
- Kemandirian
Demikianlah tadi penjelasan mengenai Survei Karakter yang menjadi laporan tingkat satuan pendidikan yang bukan laporan untuk individu murid. Mari bersama-sama menyukseskan Survei Karakter dalam Asesmen Nasional supaya pendidikan Indonesia berhasil menyiapkan murid yang lebih cakap, kompeten, dan mempunyai karakter yang baik. Salam Literasi Untuk Edukasi!