Skip to content

Mengenal 5 Tradisi Gotong Royong Khas dari Indonesia

Indonesia sering dikenal mempunyai beragam budaya dan tradisi khas yang turun-temurun. Salah satunya yaitu gotong royong menjadi tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu. Maka dari itu, kali ini EDOO akan membahas 5 tradisi gotong royong unik yang ada di Indonesia.

Gotong royong bisa diartikan sebagai suatu kegiatan yang cara mengerjakannya dilakukan secara bersama-sama. Adapun, di negara Indonesia, kegiatan ini sering kali dilakukan di berbagai daerah dan mempunyai nilai-nilai tertentu.

Sedangkan, menurut laman Tananua Flores, gotong royong merupakan modal sosial supaya kesejahteraan bersama bisa tercapai. Pada kegiatan ini tercermin bagaimana manusia secara sadar mengabdikan diri sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri.

Berkat memanfaatkan nilai positif dari gotong royong ini, maka bisa diklaim Indonesia dapat menghadapi berbagai rintangan zaman. Contohnya, bisa bekerja sama menghadapi isu globalisasi, politik, konflik, dan lain sebagainya.

5 Tradisi Gotong Royong di Indonesia

Lantas, tradisi gotong royong unik apa saja yang sudah EDOOers ketahui? Berikut 5 tradisinya dari beberapa daerah di Indonesia yang perlu kamu ketahui.

  1. Nganggung (Bangka Belitung)

EDOOers tahu nggak, kalo di Bangka Belitung ada tradisi yang disebut sebagai Nganggung? tradisi ini mempunyai makna sebagai salah satu aktivitas yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan tolong menolong dalam satu desa.

Pada tradisi ini ada berbagai kegiatan yang bisa dilakukan seperti membawa dulang berisi makanan ke masjid atau langar (mushola) ketika hari-hari besar. Misalnya, saat memasuki bulan suci Ramadhan. Selain itu, tradisi ini juga dilakukan ketika acara penghormatan orang meninggal dan menyambut kedatangan tamu-tamu penting.

Sedangkan, inti nilai dari tradisi Nganggung ini lebih mengarah ke rasa keikhlasan, kebersamaan, sampai tidak membedakan suku, etnis, atau agama orang yang tinggal di sekitarnya.

  1. Sinoman (Jawa)

Bentuk tradisi gotong royong kedua, yaitu Sinoman yang biasanya diselenggarakan ketika ada seseorang yang ingin mengadakan acara pernikahan. Selain itu, tradisi ini juga sering juga dilakukan saat ada upacara atau acara adat lainnya.

Orang-orang yang bertugas sebagai sinoman akan menyuguhkan makanan atau minuman untuk para tamu undangan. Selain menjadi aktif menjadi pramusaji, mereka juga ada yang bertugas menjadi penerima tamu dan mengawasi keamanan jalannya acara.

Tradisi yang melekat bagi masyarakat Jawa ini juga mengikutsertakan ibu-ibu dalam membantu di bagian dapur, lho EDOOers. Sedangkan, para pemuda desa biasanya membantu dalam hal lain, seperti pendirian tenda, menata kursi dan meja untuk para tamu

Berkat hal itu, maka nilai yang terkandung di dalam tradisi ini ialah nilai kebersamaan. Kendati tidak diberikan upah, para sinoman ini menjalankan pekerjaannya secara Ikhlas dengan senyuman.

  1. Rambu Solo (Tana Toraja)

Tradisi gotong royong ketiga datang dari Tana Toraja yang bernama Rambu Solo. Kegiatan ini merupakan tradisi upacara pemakaman yang melibatkan banyak orang dalam memeriahkan proses upacaranya.

Umumnya, pada tradisi ini ada pertunjukan kesenian yang turut disajikan guna memeriahkan sekaligus memberikan penghormatan terakhir untuk orang yang meninggal dunia. Adapun, pertunjukan kesenian yang diadakan, di antaranya seperti Pa’Dondi, Pa’Randing, Pa’Badong, Pa’Katia, Pa’Papanggan, Passailo dan Pa’Silaga Tedong.

Sedangkan, nilai yang terkandung dalam Rambu Solo ini adalah rasa saling tolong-menolong antar sesama manusia, gotong royong, dan kekeluargaan. Sebab, masyarakat Toraja percaya roh orang meninggal akan menjadi entitas baru, entah akan menjadi arwah gentayangan (Bombo), arwah setingkat dewa (To Mebali Puang), atau menjadi arwah pelindung (Deata).

  1. Marraka’ Bola (Sulawesi Selatan)

Tradisi gotong royong berikutnya adalah Marakka’ Bola yang berasal dari masyarakat Bugis Barru, Sulawesi Selatan. Tradisi Marakka’ Bola ini merupakan tradisi gotong royong di mana saling membantu dalam memindahkan rumah dari tempat yang dirasa berbahaya ke tempat yang lebih aman.

Tradisi ini juga sering disebut sebagai Mappalette, yang berarti bersama-sama dalam membantu warga lain yang akan berpindah rumah. Umumnya, tradisi ini melibatkan puluhan sampai ratusan orang untuk turun andil dalam membantu proses pemindahan rumah dengan cara diangkat bersama-sama.

Adapun, setelah rumah berhasil dipindahkan, semua warga akan melakukan syukuran atau acara yang dikenal sebagai Baca Barazanji. Pada tradisi ini tercermin bahwa nilai solidaritas itu penting dalam kehidupan bermasyarakat dan kebersamaan yang tumbuh dalam lingkungan akan menjadi nilai-nilai positif dalam membentuk karakter bangsa.

  1. Marslalapari (Mandailing, Sumatera Utara)

Terakhir, ada tradisi yang berasal dari Mandailing, Sumatera Utara, yaitu Marslalapari yang dilakukan saat seseorang sedang menanam atau memanen tanaman padi. Umumnya, orang-orang yang diajak dalam gotong royong ini meliputi saudara sedarah, tetangga samping rumah, sampai kerabat lain yang memang dikenalnya.

Berkat menanam padi dan memanennya secara gotong royong, terdapat nilai kasih sayang antar sesama yang tumbuh. Kemudian, ada pula nilai positif dari unsur persatuan masyarakat yang tercipta lewat tradisi Marslalapari ini.

Tradisi yang biasa dilaksanakan pada saat marsuaneme (masa menanam padi) dan manyabii (memanen padi) ini, dilakukan secara suka rela atas kesadaran sosial masing-masing. Adapun, Marslalapari ini bukan hanya sekedar aktivitas gotong royong semata, tetapi tradisi ini mencerminkan nilai-nilai budaya masyarakat Mandailing.

Demikianlah tadi informasi tentang 5 tradisi gotong royong unik yang khas berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Semoga budaya bergotong royong ini bisa tetap lestari dalam menjaga persatuan bangsa. Salam Literasi Untuk Edukasi!