P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu sarana yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi manusia yang lebih unggul dan produktif di abad 21 ini. Maka dari itu, EDOO kali ini akan membahas prinsip dan langkah persiapan penyelenggaraan P5 yang perlu satuan pendidikan ketahui. Yuk simak yuk, EDOOers!
Tahun 2024 menjadi sebuah momen pilihan guna mengmplementasikan Kurikulum Merdeka secara keseluruhan di semua jenjang. Sebelumnya, pemerintah sudah mempersiapkan guru ataupun sekolah dengan berbagai program seperti guru penggerak, sekolah penggerak, dan sosialisasi.
Kini, dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang merdeka dan berkarakter, Kurikulum Merdeka harus melibatkan proses belajar berbasis proyek. Maka dari itu, sebagai agenda tambahan, sekolah diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan kokurikuler, yakni Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5.
Sedangkan, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sendiri adalah suatu pembelajaran interdisipliner ilmu yang berguna untuk mengamati dan merancang solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar, sehingga bisa menguatkan berbagai kompetensi yang ada di dalam Profil Pelajar Pancasila.
Secara ringkas, P5 ialah kegiatan kokurikuler yang berbasis projek yang disusun supaya mencapai kompetensi dan karakter yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila dan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
Sementara itu, pengimplementasian P5 bisa dilakukan secara fleksibel dari segi kegiatan, muatan, dan waktu pelaksanaannya. Satuan pendidikan juga dapat melibatkan masyarakat sekitar atau dunia kerja dalam merancang dan mengimplementasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
4 Prinsip yang Ada di Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Sebelum, mengimplementasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), EDOOcator perlu mengetahui terlebih dahulu 4 prinsip yang ada dalam P5 tersebut, antara lain:
- Holistik
Holistik mempunyai makna untuk memandang suatu hal dengan utuh dan menyeluruh, tidak cuma sebagian saja atau terpisah-pisah. Berkat berpikir secara holistik dalam merencanakan dan merancang P5, akan mendorong EDOOcator untuk menelaah satu tema secara utuh dan memahami berbagai macam hubungan secara mendalam.
Oleh karena itu, tiap tema projek yang diimplementasikan bukan cuma menjadi sebuah wadah tematik, akan tetapi menjadi suatu wadah untuk menyatukan berbagai perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu.
Cara pandang prinsip holistik juga bisa mendorong EDOOcator untuk menemukan koneksi antar komponen-komponen yang terlibat dalam pelaksanaan P5, di antaranya seperti tenaga pengajar, peserta didik, satuan pendidikan, masyarakat, hingga realitas di dalam kehidupan sehari-hari.
- Konstektual
Prinsip yang kedua adalah konstektual yaitu prinsip yang berkaitan dengan usaha mendasar dalam kegiatan pembelajaran yang dihadapi di kehidupan secara nyata. Prinsip kontekstual akan dapat mendukung guru dan sisiwa untuk mengambil bahan pembelajaran utama, berdasarkan realitas kehidupan yang terjadi di kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, sebagai penyelenggara kegiatan, satuan pendidikan harus membuka ruang serta kesempatan kepada peserta didik guna mengeksplorasi berbagai hal-hal yang ada di luar lingkup satuan pendidikan.
Sedangkan, tema-tema projek profil yang diberikan semaksimal mungkin harus bisa menyentuh dan menjawab persoalan yang terjadi di daerah masing-masing. Pengalaman dari memecahkan berbagai persoalan dan memberikan solusi nyata di kehidupan sehari-hari, bisa meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa secara aktif.
- Berpusat pada Peserta Didik
Adanya prinsip pembelajaran yang berpusat pada pesert didik, akan membuat skema pembelajaran menjadi lebih banyak melibatkan siswa untuk menjadi subjek pembelajaran yang lebih aktif, sehingga pengelolaan proses belajar bisa secara mandiri.
Hal tersebut juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih dan mengusulkan topik projek profil sesuai apa yang diminatinya. Sedangkan, peran guru sebagai pelaku utama kegiatan belajar, seperti menjelaskan materi pelajaran dan memberikan banyak instruksi akan bisa berkurang.
Namun, seorang guru harus menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas. Alhasil, setiap kegiatan pembelajaran akan dapat mengasah kemampuan siswa, meningkatkan sifat inisiatif, dan menumbuhkan daya dalam menentukan pilihan serta siswa bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
- Eksploratif
Eksploratif merupakan prinsip yang berkaitan erat dengan semangat siswa untuk membuka ruang yang luas dalam proses pengembangan diri maupun inkuiri, entah secara terstruktur atau bebas. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam prinsip ini, tidak dibatasi keterlibatan struktur intrakurikuler dengan skema formal pengaturan mata pelajaran.
Alhasil, P5 mempunyai cakupan area eksplorasi yang lebih luas, baik dari segi alokasi waktu, jangkauan materi pelajaran, dan penyesuaian tujuan pembelajaran. Walaupun begitu, ketika perencanaan dan pelaksanaannya, seorang guru diharuskan untuk tetap bisa merancang kegiatan projek profil secara sistematis dan terstruktur, supaya pelaksanaannya lebih mudah.
3 Langkah dalam Persiapan Penyelenggaraan P5
Sesudah memahami empat prinsip Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), maka dilanjutkan dengan menyiapkan langkah-langkah persiapan penyelenggaraan P5 di masing-masing satuan pendidikan.
- Membentuk Budaya Satuan Pendidikan yang Mendukung
Langkah pertama yang perlu dipersiapkan di masing-masing satuan pendidik ialah membentuk budaya satuan pendidikan yang dapat mendukung pelaksanaan P5. Hal-hal yang dimaksudkan disini seperti berpikiran terbuka.
Jadi yang dimaksudkan berpikran terbuka yaitu satuan pendidikan diharapkan bisa menghidupkan budaya menerima masukan, dan meninggalkan budaya kontraproduktif seperti halnya tidak senang menerima masukan atau menutup wawasan perbedaan.
Selain itu, satuan pendidik harus senang mempelajari hal-hal baru agar perkembangan individu terus berkembang dan satuan pendidik harus kolaboratif, supaya pelaksanaan P5 bisa berjalan secara menyeluruh dan optimal.
- Memahami Peran Pendidik, Peserta Didik, dan Lingkungan Satuan Pendidikan
Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) baru akan berjalan secara maksimal, jika komponen-komponen utama pembelajaran bisa berjalan secara optimal pula.
Komponen-komponen utama tersebut, di antaranya seperti adanya peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang aktif, tenaga pendidik atau guru sebagai fasilitator pembelajaran, dan lingkungan satuan pendidikan sebagai pendukung terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang kondusif.
- Mendorong Penguatan Kapasitas Pendidik
Guna melaksanakan kegiatan P5, pemahaman dan keterlibatan mengenai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tenaga pengajar sangatlah penting. Oleh sebab itu, satuan pendidikan harus memberikan pengembangan kapasitas keterampilan pendidik dalam melaksanakan P5.
Sedangkan, pengembangan kapasitas untuk tenaga pengajar bisa dilakukan dengan bantuan pelatihan, berbagi praktik baik di lingkungan komunitas belajar, diskusi bedah pustaka, dan lain sebagainya.
Demikianlah tadi pembahasan mengenai langkah-langkah persiapan penyelenggaraan P5 yang harus EDOOcator ketahui. Semoga harapan kedepannya, projek penguatan P5 ini bisa menjadi sarana yang optimal dalam mendukung siswa untuk menjadi individu yang berkarakter, berkompeten sepanjang hayat, dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.