Skip to content

Mengenal 5 Faktor yang Memicu Gangguan Kesehatan Mental pada Guru

Sebagai ujung tombak dari sebuah perubahan dalam pendidikan, guru mempunyai peran yang sangat penting, meski tentunya bukan menjadi sebuah perkara mudah. Profesi guru tidak terlepas dari berbagai macam problematika, sehingga tidak dapat dipungkiri akan memicu gangguan kesehatan mental pada guru.

Profesi guru menjadi profesi yang paling menderita lebih banyak dan paling banyak mempunyai masalah kesehatan mental dibandingkan dengan profesi lainnya. Kesehatan mental bagi seorang guru ialah sebuah hal yang membutuhkan perhatian khusus, karena guru memiliki peran yang sangat krusial.

Sering kali dilayar kaca, disaksikan ada oknum peserta didik yang secara terang terangan menantang gurunya. Hal tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak fenomena miris yang terjadi dalam dunia pendidikan sekarang. Saat ini guru tidak hanya hadir sekadar berbagi ilmu, akan tetapi dituntut untuk sempurna dalam segala aspek.

Namun, guru di sisi lain harus menghadapi generasi muda yang terdampak efek negatif gempuran tekhnologi yang semakin memudarkan dan menggerus nilai nilai adab.  Belum lagi, jika dituntut pula untuk sempurna dalam hal administrasi sekolah, sehingga bisa menyebabkan beban guru semakin berat dan terkadang berakhir dengan bornout. 

Pada akhirnya semua akan menjadi berantakan dan berdampak pada perencanaan pembelajaran yang tidak bisa berjalan dengan baik.  Maka dari itu, tidak bisa dipungkiri bahwa kesehatan mental seseorang guru, tak selamanya akan stabil. 

Pasti ada moment tertentu yang berbenturan dengan situasi diluar harapan, sehingga menjadikan adanya gangguan mental dan besar kemungkinan akan berimbas pada perubahan perilaku. Apa saja faktor yang dapat memicu gangguan kesehatan mental pada guru? Berikut penjelasannya: 

  1. Perubahan Kurikulum dan Kebijakan Pendidikan

Menjalani profesi sebagai guru harus kuat dalam menghadapi berbagai macam perubahan, karena profesi ini juga membutuhkan tingkat prefoseionalisme kerja yang tinggi.  Kemampuan dalam mengelola manajemen sekolah, kemampuan dalam penguasaan tekhnologi merupakan sebuah tuntutan yang tidak bisa dipungkiri. 

Namun, setiap guru pastinya memiliki karakter yang berbeda-beda dan tidak semuanya memiliki kemauan untuk mengubah sebuah pola pikir ke arah yang lebih maju dengan masih berpegang teguh pada sistem pendidikan di masa lalu.

Selain itu, adanya kemajuan tekhnologi juga tak bisa dihindari oleh guru karena termasuk tuntutan zaman, sehingga tidak ada pilihan kecuali untuk terus belajar dan belajar untuk mengembangkan potensi. Namun keterbatasan dalam pemikiran bisa menjadi pemicu timbulnya stress, saat terbentur oleh berbagai macam persoalan.

  1. Tuntutan Administrasi Sekolah dan Tugas Tambahan

Administrasi sekolah dan tuntutan pekerjaan tambahan bisa menjadi salah satu pemicu tingkat stress seorang guru. Tuntutan adminstrasi yang menumpuk serta deadline yang dekat akan semakin memperparah tingkat stress. Belum lagi, jika berhadapan dengan pekerjaan tambahan seperti menjadi wali kelas, pembina esktrakurikuler, ataupun jabatan lainnya yang dapat menguras tenaga dan pikiran.

  1. Tuntutan Pribadi

Setiap orang pasti mempunyai target sendiri-sendiri yang harus dicapai. Terlalu berekspektasi dan berambisi yang terlalu tinggi pada situasi tertentu, akan tetapi realita tidak sesuai ekspektasi, maka bisa mengganggu kesehatan mental seseorang terganggu. 

  1. Perilaku Peserta Didik

Pada persoalan adab dan tata krama, terdapat perubahan yang signifikan pada peserta didik. Hal tersebut dikarenakan gempuran tekhnologi yang memiliki dua mata pedang. Mata pedang pertama yang bisa mengacam masa depan peserta didik dan mata pedang kedua menjadi sumber belajar yang mengantar peserta didik untuk mencapai masa depan yang lebih cerah.

Walaupun dalam hal mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan semua bisa didapatkan melalui kemajuan tekhnologi. Namun dalam pembentukan karakter peserta didik, tidak bisa digantikan oleh tekhnologi secanggih apapun. Nah, jadi intinya peran guru tidak bisa tergantikan oleh kemajuan teknologi.

  1. Lingkungan Sekolah yang Tidak Mendukung

Pada lingkungan sekolah, seorang tenaga pendidik akan berhadapan dengan pimpinan dan juga rekan kerja sejawat yang memiliki beragam perbedaan karakter. Konflik-konflik internal pasti akan terjadi dan tidak bisa dihindari, sehingga bisa menjadi pemicu timbulnya gangguan kesehatan mental pada guru. 

Demikianlah tadi pembahasan mengenai beberapa faktor yang memicu gangguan kesehatan mental pada guru yang EDOOcators perlu ketahui. Menjaga kesehatan mental menjadi sebuah keterampilan yang sangat penting. Sebab untuk menjadi guru hebat itu, bukan yang berstrata sosial tertinggi, tetapi yang senantiasa sehat jiwa raganya.