Skip to content

Kisah Peter Tabichi: Guru Terbaik di Dunia Tahun 2019 dari Kenya

Pernahkah EDOOers mendengar tentang Peter Tabichi? Yaps, pria kelahiran tahun 1982 ini dinobatkan sebagai guru terbaik di dunia pada tahun 2019, lho EDOOers. Ia berhasil mengalahkan sepuluh ribu kandidat lain yang berasal dari 179 negara di dunia. Pengen tahu lebih lanjut siapa beliau? Temukan jawabannya di sini ya! 

Menjadi seorang guru memang termasuk pekerjaan yang mulia dan bermanfaat bagi sesama. Bahkan, tidak semua guru di dunia ini mempunyai kondisi yang sama dalam kegiatan mengajar. Ada kalanya yang bdapat menginspirasi banyak orang hingga memperoleh penghargaan dan dikenal dunia.

Seperti halnya yang dialami Peter Mokaya Tabichi seorang guru asal Kenya. Ia mendapatkan penghargaan tertinggi bagi seorang guru yaitu Teacher Global Price yang diselenggarakan oleh Varkey Foundation di Dubai.

Guru Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam tersebut, tak hanya pulang dengan sebuah trofi, ia juga berhak atas hadiah uang senilai Rp14 miliar. Tentunya ada banyak jasa dan prestasi yang membuat Peter Mokaya Tabichi dipilih sebagai guru terbaik. Berikut fakta-fakta guru terbaik di dunia tahun 2019 ini.

 

Mengajar Sekaligus Memperjuangkan Pendidikan

Peter Tabichi merupakan seorang guru di Keriko Mixed Day Secondary School di desa Pwani, Nakuru, Kenya. Meskipun hanya seorang guru biasa, tidak membuatnya berpikir biasa-biasa saja.

Ia selalu memperjuangkan pendidikan di Kenya, karena kondisi negara yang masih dalam taraf miskin dan terbatas pendidikannya. Pria berusia 37 tahun itu selalu memberikan ilmunya tidak setengah-setangah kepad anak-anak.

Bahakn, kegigihan Peter dalam mengajari banyak ilmu kepada muridnya, dibuktikan dengan membebaskan siapa saja untuk belajar tanpa harus membayar uang sepeser pun.

Bahkan supaya siswanya tetap bisa belajar, dia menyumbangkan 80% pendapatan kepada para muridnya, sehingga tidak ada siswa yang putus sekolah cuma karena tak ada biaya.

Kelas Peter Selalu Penuh oleh Para Murid yang Kurang Mampu

Sebab mau menampung banyak murid dari kalangan kurang mampu di desanya, kelas milik Peter selalu ramai daripada sekolah lainnya. Selain karena Peter Tabichi merupakan seorang guru favorit, tetapi juga karena kondisi sekolah di desanya yang masih sedikit dan penuh dengan kekurangan.

Ruang kelas yang seharusnya diisi 35 sampai 40 murid itu, harus diisi sekitar 70 hingga 80 siswa. Selain itu, buku teks untuk membantu para murid belajar juga terbatas. Kebanyakan anak-anak yang belajar di sekolah adalah orang yang kurang mampu.

EDOOers, tahu nggak? Bahwa perjuangan murid Peter pun juga tak kalah inspiratif,lho. Mereka harus menempuh perjalanan jauh sekitar 4 mil atau 6 kilometer demi belajar. Melihat kondisi tersebut, membuat Peter tergerak untuk mendukung aktivitas anak-anak didiknya.

Peter memberikan memberikan buku untuk belajar secara cuma-cuma dan seragam yang berasal dari uang miliknya pribadi. Hal ini dilakukan Peter karena mengetahui keterbatasan ekonomi warganya yang susah, bahkan hanya untuk sekadar makan dan pemenuhan kebutuhan air pun sulit.

Kegigihan Peter dalam Keterbatasan Ekonomi

Walaupun Peter serta sekolahnya mempunyai kondisi serba kekurangan, pendidikan di desanya tetap harus diprioritaskan tanpa hambatan apapun. Kegigihan peter dan murid-muridnya untuk sekolah dan belajar harus tetap diperjuangkan.

Belajar dan sekolah harus selalu dilakukan setiap harinya, supaya semua orang dapat merasakan bagaimana manisnya pendidikan. Hasilnya pun tidak akan sia-sia, karena dari beberapa anak didik Peter bisa berkompetisi di lomba olimpiade sains sampai tingkat nasional sampai internasional.

Hasil dari kegigihan Peter Tabichi yang membuahkan hasil yaitu ada muridnya yang mendapatkan penghargaan dari Royal Society of Chemistry di Inggris. Selain itu banyak pula muridnya yang dapat melanjutkan pendidikan dan diterima di perguruan tinggi terbaik karena jasa Peter Tabichi.

Meskipun kurangnya fasilitas dalam belajar, hal ini malah menjadi tantangan tersendiri bagi Peter. Bahkan, Peter Tabichi sendiri harus sering ke warung internet guna memperkaya materi yang akan diajarkan, karena koneksi internet di tempatnya masih terbatas dan tidak stabil.

Memperjuangkan Pendidikan Bagi Perempuan di Kenya

Perjuangan Peter Tabichi tidak sampai di situ saja. Ia juga berjuang untuk merubah pola pikir warga di desanya. Sebab masih banyak orang tua dari murid-muridnya yang ia ajar, menganggap anak perempuan lebih baik menikah sejak usia dini.

Lantas, Peter tabachi berjuang membujuk para orang tua murid untuk mau menyekolahkan anaknya agar memperoleh pendidikan yang layak. Mereka yang berada di ambang batas dan memiliki resiko putus sekolah, tidak segan-segan untuk ia datangi dan diajak untuk kembali bersekolah.

Harapan Peter Memajukan Pendidikan di Kenya

Peter tabachi selalu berharap bahwa hari-hari baru kedepannya di Afrika akan diisi dengan kebaikan dari pendidikan. Berkat pendidikan anak muda di Afrika kedepannya tidak akan lagi dipandang rendah oleh bangsa-bangsa lain.

Selain itu, melalui pendidikan, Peter berharap Afrika akan mempunyai banyak insiyur, ilmuwan, pengusaha, serta orang-orang terkenal yang akan menggema di seluruh penjuru dunia. Maka dari itu, ia terus memperjuangkan dan mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan pendidikan di negerinya.

Bahkan, sepanjang menjadi guru, Peter Tabichi selalu menekankan nilai-nilai kepada murid-muridnya yang mayoritas datang dari keluarga kalangan bawah. Bahwasannya ilmu pengetahuan alam atau sains adalah cara untuk menyongsong dan mencapai masa depan yang lebih baik, sehingga murid-murid akan memiliki pandangan yang berkembang dan wawasan yang luas.

Menjadi Teladan yang Inspiratif

Tentunya sangat layak bagi seorang Peter Mokaya Tabichi menyandang gelar guru terbaik di dunia, karena sangat menginspirasi. Acara penghargaan yang diadakan di Dubai tersebut menjadi saksi kebesaran hati guru asal Kenya ini.

Pada sambutannya ia menyampaikan, bahwa ia memuji potensi dari anak-anak di Afrika. Bahkan, Peter Tabichi sangat menghargai keingintahuan mereka, intelegensi, bakat, dan keyakinan mereka. Ia juga berharap perempuan-perempuan di Afrika juga dapat melahirkan karya besar yang mengharumkan Afrika.

EDOOcator dan EDOOers, begitu besar perjuangan Peter Mokaya Tabichi yang dinobatkan sebagai guru terbaik di dunia tahun 2019, sehingga bisa mencerdaskan anak-anak di Kenya. Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah jangan pernah menyerah dalam memberikan yang terbaik untuk pendidikan. Kamu tahu kisah inspiratif lainnya? Share di kolom komentar ya.