EDOOers tahu nggak sih kalau zaman dahulu, jauh sebelum bangsa kolonial datang ke Nusantara, sudah ada orang-orang India dan Tiongkok yang lebih dulu datang untuk berdagang dan menyebarkan agama Hindu-Buddha. Seperti apa sih teori masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia? Yuk, simak pembahasan lengkapnya di artikel berikut!
Banyak budaya di Indonesia yang mempunyai unsur-unsur budaya dari Hindu-Buddha. Kedua ajaran agama tersebut juga masih cukup banyak dianut oleh sebagian warga Indonesia. Kebudayaan serta ajaran agama Hindu-Buddha masuk dan berkembang di Nusantara sejak berabad-abad yang lalu.
Melalui jalur perdagangan, para pedagang dari India dan Tiongkok menyebarkan pengaruh agama Hindu-Buddha di Nusantara. EDOOers juga harus tahu, bahwa masing-masing dari agama Hindu-Buddha, melahirkan beberapa kerajaan besar di Nusantara. Misalnya saja, Kerajaan Sriwijaya yang merupakan kerajaan dengan corak agama Buddha dan Kerajaan Majapahit yang merupakan kerajaan dengan corak agama Hindu.
Sedangkan, menurut para sejarawan, cara masuk penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia terbagi menjadi dua. Pertama, penyebaran secara pasif, yaitu orang India dan Tiongkok datang ke Nusantara, lalu menyebarkan agama Hindu-Buddha kepada warga lokal. Kedua, penyebaran secara aktif, yaitu masyarakat Nusantara belajar langsung ke India dan Tiongkok untuk mempelajari kedua agama tersebut secara mendalam.
5 Teori Masuknya Agama Hindu-Buddha di Nusantara
Dari kedua cara masuk di atas, maka muncul lima teori masuknya agama Hindu-Buddha. Berikut ini adalah teori-teori tersebut:
- Teori Arus Balik
Teori pertama yaitu teori arus balik yang dikemukakan oleh F.D.K Bosch. Teori ini berasumsi bahwa masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia melalui para pelajar dari Nusantara yang berguru ajaran Hindu-Buddha di India.
Sesudah, mereka berguru dan balik pulang ke Nusantara, para pelajar tersebut lantas mulai menyebarkan agama baru yang telah dipelajari di sana sebagai pemuka agama ataupun pendeta.
- Teori Waisya
Teori waisya ini menyatakan jika agama Hindu-Buddha dibawa oleh orang-orang India yang memiliki kasta Waisya (seperti petani, pengrajin, dan pedagang). Teori ini dikemukan oleh N.J. Krom yang memiliki pendapat bahwa para penyebar ajaran Hindu-Buddha di Nusantara.
Zaman dahulu perdagangan menggunakan jalur laut dan sangat tergantung pada angin. Saat para pedagang tersebut menetap di Nusantara, mereka berinteraksi sekaligus memperkenalkan agama Hindu-Buddha kepada masyarakat. Bahkan, ada beberapa pedagang yang menyebarkan agama tersebut dengan cara pernikahan dengan penduduk lokal, lalu bermukin di Nusantara.
3. Teori Kesatria
Menurut teori ksatria yang dikemukakan oleh C.C. Berg, Mookerij, J.C. Moens, bahwa masuknya agama Hindu-buddha ke Nusantara dibawa oleh orang-orang berkasta ksatria (kaum militer, bangsawan, dan prajurit) yang kala itu memegang kekuasaan di wilayah India dan melakukan ekspedisi militer ke Indonesia.
Nah, selain itu teori ini juga menjelaskan, bahwa ketika zaman masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara, di daratan India dan Tiongkok sedang terjadi perang saudara. Lantas, raja-raja yang mengalami kekalahan perang melarikan diri ke Nusantara untuk berlindung dan lambat laun mendirikan kerajaannya kembali di Nusantara.
4. Teori Brahmana
Teori yang dikemukakan oleh Van Leur ini menyatakan, bahwa agama Hindu-Buddha dibawa oleh kaum brahmana (agamawan, pendeta atau golongan cendekiawan) dengan dua cara.
Cara pertama, yaitu kaum brahmana yang berasal dari India diundang raja-raja Nusantara. Alasan, kaum brahmana diundang datang ke Nusantara, karena raja-raja kala itu tertarik dengan ajaran agama Hindu-Buddha untuk diajarakan kepada raja dan rakyatnya.
Cara kedua, yaitu kaum brahmana datang langsung ke Nusantara dari India bersama para pedagang. Para kaum brahmana mempunyai hak dan kemampuan dalam membaca kitab suci agama Hindu yaitu Weda, sehingga mereka dapat memahami keseluruhan agama Hindu.
5. Teori Sudra
Teori sudra merupakan teori yang dikemukan oleh seorang pria keturunan Jerman dan Belanda yang bernama Godfried Hariowald Von Faber. Pria tersebut lahir di daerah Surabaya pada tanggal 1 Desember tahun 1899.
Teori sudra ini menerangkan bahwa penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau kaum budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara.
Alasan, para kaum sudra menyebarkan ajaran agama Hindu-Buddha ke Indonesia, karena mereka ingin mengubah nasib dan kehidupan menjadi lebih baik.
Apabila di negara India, para kaum sudra hanya menjadi seorang budak. Namun, setelah sampai di Nusantara, mereka memperoleh kedudukan yang lebih baik, dan lebih dihargai oleh masyarakat, sebab di Nusantara sendiri tidak ada sistem kasta yang mengikat.
Demikianlah tadi penjelasan mengenai 5 teori masuknya agama Hindu-Buddha ke Nusantara. Yaps, bangsa India dan Tiongkok memiliki peran besar terhadap proses masuknya kedua ajaran agama tersebut. Berbagai buku, audio, video yang membahas pelajaran Sejarah bisa didapatkan di EDOO. Silakan diakses dan semoga membuat lebih semangat belajar. Salam Literasi untuk Edukasi!