Mendaki gunung memang menjadi salah satu kegiatan menantang yang dilakukan para orang dewasa. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Raihanun yang merupakan bocah perempuan berusia 10 tahun ini, ia berhasil taklukkan puncak Gunung Rinjani yaitu salah satu gunung tertinggi di Indonesia.
Raihanun Rinjani Pratomo atau yang biasa disapa Hanun adalah siswi kelas 5 di SD Cikal Serpong. Ia sungguh luar biasa di umurnya yang masih belia dapat berhasil mendaki sampai
puncak Gunung Rinjani pada bulan Juni 2023 lalu. Gunung Rinjani dikenal sebagai gunung berapi tertinggi nomer dua di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl.
Berkat ketangguhan fisik dan mentalnya di usia 10 tahun, Hanun berjuang mendaki sampai puncak gunung tertinggi di Nusa Tenggara Barat tersebut dengan memakan waktu selama 3 hari 2 malam dan lebih dari 60 jam.
Bocah yang memiliki hobi bermain skateboard tersebut selama melewati beragam rintangan pendakian selalu dimotivasi dan didampingi oleh kedua orangtuanya. Seperti apa kisah inspiratif dari Raihanun selama mendaki Gunung Rinjani di usia yang masih sangat muda tersebut? Berikut cerita selengkapnya!
Sudah Akrab dengan Alam Sejak TK
Sejak kecil Hanun sudah terbiasa dengan kegiatan-kegiatan di luar rumah, entah itu di darat (seperti hiking, camping, skateboarding) dan di laut (diving/snorkling). Bahkan sejak usia 7 tahun, Hanun sudah mulai mendaki dan mencapai puncak gunung pertamanya yaitu Gunung Ijen yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia.
Memang oleh kedua orang tuanya, Hanun sudah diperkenalkan dan dibiasakan untuk akrab dengan alam. Bahkan sejak masih TK, dibiasakan secara periodic ke luar rumah, seperti pergi ke laut, pantai, dan gunung, sehingga secara alami membuat Hanun memiliki minat untuk bersinggungan dengan alam.
Terinspirasi dari Nama Diri, Bertekad Capai Puncak Rinjani
Ada dua alasan kuat yang mendorong Hanun untuk mendaki Gunung Rinjani ketika liburan sekolah pada bulan Juni kemarin. Pertama, alasan Hanun dalam mengeksplorasi gunung semakin tinggi ketika mengetahui arti nama “Raihanun Rinjani” yang diberikan oleh kedua orangtuanya. Kedua, alasan yang membuat dia semakin antusias untuk mendaki gunung adalah setelah menyaksikan video perjalanan pendakian gunung Rinjani.
Menurut Retta selaku Ibunda dari Hanun mengungkapkan, bahwa sejatinya pemilihan nama Raihanun Rinjani ialah sebuah doa baik yang terinspirasi dan didasari dari dua kata, yaitu Raihanun dan Rinjani. Raihanun mempunyai arti “pohon yang harum” dalam bahasa arab dan Rinjani yang memiliki makna “ seorang perempuan yang Tangguh dan berani” yang merujuk pada cerita legenda lokal Rinjani.
Persiapan Mendaki Gunung Tertinggi Kedua di Indonesia
Persiapan Hanun dan kedua orangtuannya untuk taklukkan puncak Gunung Rinjani adalah dari 3 hingga 4 bulan sebelum pendakian. Hanun bercerita bahwa ia sendiri mempersiapkan dirinya dengan baik dari segi mental maupun fisik. Pada segi persiapan fisik, ia berlatih bermain basket, renang, main sama temen, dan olahraga lainnya.
Menurut Ibunda dari Hanun, sejak kecil Hanun sudah mempunyai ketahanan fisik yang sangat bagus. Sebab, Hanun telah banyak mengikuti kegiatan klub olahraga di sekolahnya, yaitu olahraga mini kids triathlon sejak ia TK. Selain itu, sedari kecil Hanun juga sudah senang outdoor activity seperti renang, lari, dan bersepeda.
Hanun dalam mempersiapkan diri untuk mendaki Gunung Rinjani bukan cuma persiapan fisik, mental, dan perlengkapan saja. Namun, ia juga mengurusi lisensi atau perizinan resmi dari sisi administratif untuk melakukan pendakian dari Taman Nasional Gunung Rinjani di bulan April.
Perjalanan Menuju Puncak Gunung Rinjani
Perjalanan Hanun dan keduaorangtuanya untuk mendaki sampai puncak Gunung Rinjani dimulai dengan didampingi oleh porter resmi Taman Nasional Gunung Rinjani dan tour guide pendakian.
Hanun dan kedua orangtuanya memulai melakukan perjalanan ke puncak gunung, sejak pagi hari ke Camp Site Gunung Rinjani yang bernama “Pelawangan” dengan waktu yang ditempuh selama 10 jam dan melalui 4 pos perhentian. Pada setiap pos, Hanun dan kedua orangtuanya selalu beristirahat dahulu dan di pos kedua mereka menyempatkan untuk makan siang.
Meskipun mendaki dalam waktu tempuh hampir 12 jam lamanya, berkatkehebatanya Hanun tidak sama sekali meminta untuk dibantu oleh tour guide ataupun Ayahnya. Ia memilih untuk mendaki dengan ketentuan, setiap tiga langkah kaki berhenti terlebih dahulu dengan penuh kesabaran dan sisa-sisa kekuatan terakhirnya.
Walaupun harus menghadapi kemiringan 45 derajat sampai harus memakai tongkat gunung dan melewati medan berbatu, dan berpasir, akan tetapi berkat semangat pantang menyerah akhirnya bisa sampai di puncak Gunung Rinjani.
Pelajaran Hidup yang Diperoleh Sepanjang Perjalanan Menuju Puncak Gunung
Sesudah berhasil sampai di puncak Gunung Rinjani dan kembali ke Campsite pada malam harinya, Hanun disambut dengan tepuk tangan meriah serta apresiasi dari para pendaki Gunung Rinjani lainnya.
Menurut Hanun, selama perjalanan mendaki Gunung Rinjani ada 6 pelajaran hidup yang ia dapatkan, di antaranya yaitu tidak boleh menyerah, fokus terhadap tujuan awal, tetap semangat untuk berjuang dan berusaha, berusaha mengontrol diri, peka terhadap keadaan diri sendiri, dan tidak boleh memaksakan diri.
Sedangkan, bagi kedua orangtua Hanun, capaian yang Hanun lakukan tersebut dengan berhasil menaklukkan puncak Rinjani bermula dari ketangguhan dan kemauan diri Hanun sendiri.
Hanun sudah berhasil membuktikan bahwa meskipun masih kecil ia sudah berhasil menghadapi sulitnya rintangan, membangun interaksi dengan orang-orang sekitar, memahami kehidupan para warga lokal, belajar bersimpati dan berempati kepada orang lain dengan baik.
Semoga kisah dari Raihanun Rinjani Pratomo yang berhasil taklukkan puncak Gunung Rinjani tersebut dapat menjadi motivasi bagi siswa-siswi lainnya untuk ikut mendulang prestasi sesuai bakat, minat dan keterampilan masing-masing. Congratulations, Hanun! Kamu tahu kisah inspiratif lainnya dari siswa lainnya? Share di kolom komentar ya.