Skip to content

5 Komponen Utama Penerapan Metode Teams Games Tournament dalam Pembelajaran

Jika Bapak/Ibu EDOOcator pernah merasakan momen di mana menemukan masalah berkaitan dengan proses pembelajaran, karena karakteristik & minat siswa-siswi yang berbeda-beda. Ada salah satu metode pembelajaran yang dapat Bapak/Ibu EDOOcator gunakan di dalam kelas yaitu metode Teams Games Tournament (TGT).

Berbeda dengan metode pembelajaran yang biasanya, metode Teams Games Tournament (TGT) memanfaatkan turnamen sebagai kegiatan belajar utama. Turnamen tersebut menjadi pengganti kuis yang dapat menunjukkan hasil belajar siswa dari proses belajar kelompok. Mau tahu informasi lebih lanjut? Yuk, langsung saja kita bahas bersama-sama.

Pengertian Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Secara pengertian metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) merupakan sebuah pembelajaran dengan mengimplementasikan strategi kelompok. Tipe pembelajaran ini lebih condong melibatkan semua aktivitas-aktivitas siswa tanpa membedakan status sosial tertentu, meminta siswa lain sebagai tutor sebaya dan menerapkan metode pembelajaran dengan tipe permainan.

Ketentuan dalam satu kelompok model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) umumnya beranggotakan lima hingga enam orang. Kemudian, pada setiap kelompoknya akan mempunyai anggota dengan kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik yang berbeda-beda.

Secara keseluruhan, metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terdiri atas beberapa kegiatan, di antaranya meliputi team study (belajar secara kelompok), teaching (presentasi dan pengajaran oleh guru), tournament (perlombaan), dan recognition (pengakuan dan penganugerahan).

Sedangkan, sistem yang diterapkan pada metode TGT ini menekankan pada game (permainan) sebagai kegiatan dalam pembelajaran yang memiliki tujuan guna memacu jiwa kompetisi dan motivasi siswa, entah itu fisik ataupun mental dengan aturan yang sudah ditetapkan. 

Sementara itu, jika dipandang dari segi historis, metode Teams Games Tournament (TGT) pertama kali dikenalkan pada tahun 1972 oleh David DeVries dan Keith Edward. Selanjutnya, metode pembelajaran ini disempurnakan oleh Robert Edward Slavin dan DeVries pada tahun 1978.

5 Komponen Utama Model Pembelajaran TGT

Sebelum menerapkan metode Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran, Bapak/Ibu EDOOcator harus mengetahui terlebih dahulu lima komponen utama dari metode pembelajaran ini. 

Sebagai suatu tipe pembelajaran yang bersifat kooperatif, metode pembelajaran TGT memiliki 5 komponen utama, yaitu sebagai berikut:

  1. Presentasi Kelas (Class Presentation)

Pada permulaan pembelajaran, guru dapat memulai dengan menyampaikan materi pelajaran, tujuan pembelajaran, dan pokok-pokok pembahasan. Selain itu, presentasi kelas harus langsung difokuskan kepada inti materi, sehingga siswa akan memberikan perhatian secara penuh selama penyampaian materi berlangsung.

Para siswa harus benar-benar siap untuk memahami materi pelajaran tersebut supaya bisa memaksimalkan permainan. EDOOcator harus memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa supaya dapat berkompetisi dengan adil, jujur, dan antusias dalam pembelajaran.

  1. Tim atau Kelompok (Teams)

Tahap kedua, yaitu EDOOcator harus dapat membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan 4—5 siswa yang berbeda-beda, tetapi mewakili seluruh bagian dari kelas. Contohnya, ada perbedaan dalam pengetahuan akademik, ras, suku, atau jenis kelamin.

Pada tahap kedua ini, usahakanlah EDOOcator untuk memberikan kontrol supaya tidak ada kelompok yang lebih mendominasi daripada kelompok lainnya. Sebab, upaya tersebut dilakukan agar setiap kelompok merata dalam melakukan kajian terhadap hasil ujian, etnik, ras, jenis kelamin, dan psikologi siswa.

Sedangkan, fungsi kelompok ialah untuk memicu interaksi antar siswa. Setiap kelompok harus bisa mempelajari lembar setiap lembar materi pelajaran dan mempersiapkan anggota supaya bisa bekerja sama untuk hasil yang lebih optimal pada saat game.

  1. Permainan (Games)

Tahap ketiga yaitu permainan (games) yang merupakan tahapan yang menuntut kesiapan siswa dalam memahami materi pelajaran. EDOOcator haru bisa membuat rancangan pertanyaan-pertanyaan dan harus mempersiapkan media terbaik supaya mempermudah siswa dalam memahami pelajaran. 

Sebagai contoh, seorang guru bisa membuat pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Maka para siswa kemudian diharuskan untuk memilih kartu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut sesuai dengan nomor yang diperoleh.

Apabila para siswa bisa menjawab dengan benar, maka mereka akan memperoleh skor dengan skala tertentu. Selain itu, guru juga bisa memanfaatkan aplikasi-aplikasi pembuat kuis pembelajaran seperti halnya Quizizz, Kahoot, Wordwall, Instagram Story Quiz, dan lain sebagainya. 

  1. Turnamen (Tournament)

Sesudah EDOOcator menyiapak model permainan terbaik, maka tahap berikutnya ialah turnamen. Pada tahap turnamen ini, seorang guru harus meminta masing-masing perwakilan kelompok untuk maju dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan.

Sebagai contohnya, seorang guru bisa memanfaatkan salah satu fitur Wordwall yakni mengisi kalimat-kalimat yang rumpang. Namun, setiap kelompok diberikan waktu-waktu tertentu guna menyusun kalimat memiliki sebuah struktur.

Lantas, perwakilan kelompok yang tercepat menyelesaikan soal-soal yang diberikan akan memperoleh nilai tertinggi ataupun sebaliknya. Model pembelajaran kompetisi atau turnamen seperti ini memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa, kekompakkan kelompok, dan rasa kepedulian antar sesama. Jika komunikasi di antara setiap anggota kelompok dijalin dengan baik maka skor yang diperoleh akan optimal.

  1. Penghargaan Kelompok (Team Recognition)

Tahap akhir dari metode Teams Games Tournament (TGT) ialah dengan memberikan penghargaan kepada kelompok berkat perolehan skor terbanyak. Pemberian penghargaan tersebut penting adanya bagi siswa, supaya mereka merasa terlibat dalam kelas. Perasaan keterlibatan inilah yang meningkatkan motivasi diri dari si siswa dalam memahami materi pelajaran.

Selain itu, penghargaan juga bisa meningkatkan sifat kepekaan, simpati, empati, dan evaluasi terhadap diri sendiri. Pada suatu tahap tertentu, tahapan pemberian penghargaan ini akan menjadi suatu dorongan lebih kepada siswa-siswi untuk lebih semangat untuk belajar.

Semoga dengan adanya pembahasan mengenai 5 komponen utama metode Teams Games Tournament (TGT) ini bisa membantu para guru di Indonesia dalam memilih metode pembelajaran yang efektif dan efeisien yang sesuai dengan kaidah Kurikulum Merdeka. Salam Literasi untuk Edukasi!