Halo, EDOOers! pernah nggak sih kalian menemukan kejadian di mana ada kerabat yang mengalami kenaikan jabatan di tempat kerjanya atau bahkan ada yang terkena PHK (putus hubungan kerja). Nah, hal tersebut merupakan salah satu bentuk-bentuk mobilitas sosial yang bisa dipelajari dalam pelajaran Sosiologi, lho EDOOers.
Lantas, apa sih yang dimaksud dengan mobilitas sosial itu? Supaya EDOOers nggak makin bingung nantinya, yuk, langsung aja dipahami bareng-bareng penjelasannya berikut ini!
Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial merupakan salah satu materi dalam pelajaran Sosiologi yang sering dibahas di sekolah. Secara garis besarnya, mobilitas sosial ialah perpindahan posisi atau status sosial yang dimiliki seseorang individu atau kelompok orang dari suatu lapisan ke dalam lapisan yang lainnya. Sedangkan, hasil perpindahannya tersebut bisa menjadi lebih rendah, lebih tinggi, dan bahkan tetap sederajat.
Berhubung masyarakat di negara Indonesia zaman sekarang ini mempunyai sistem lapisan sosial yang terbuka, sehingga membuat tingkat mobilitas sosialnya bisa meningkat jika dibandingkan dengan sistem lapisan sosial yang tertutup.
Pada sistem lapisan sosial yang tertutup, tingkat mobilitas sosialnya malahan justru rendah, misalnya bisa dilihat dari tatanan masyarakat yang masih mempraktekkan sistem kasta dalm kehidupan sehari-harinya.
Sementara itu, alasan hasil perpindahan dalam mobilitas sosial itu berbeda-beda adalah karena disebabkan mobilitas sosial terbagi lagi menjadi beberapa bentuk-bentuk. Nah, bentuk-bentuk mobilitas sosial ini dibagi menjadi empat yang perlu EDOOers ketahui pula.
Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial
Pembagian bentuk-bentuk mobilitas sosial didasarkan dari berpengaruh atau tidaknya hasil perpindahan status sosial yang dialami seseorang dengan derajat sosial yang dimilikinya. Secara harfiah bentuk-bentuk mobilitas sosial dibagi menjadi empat, yaikni horizontal, vertikal, antargenerasi, dan intragenerasi.
1. Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas sosial horizontal ialah perpindahan seseorang individu atau kelompok ke status sosial lainnya yang masih tetap atau sederajat.
Pada mobilitas sosial horizontal ini, perpindahan status sosial yang dialami seseorang ataupun yang dialami kelompok tidak akan mengubah derajat sosialnya sedikitpun atau akan tetap sejajar seperti sebelum-sebelumnya.
Misalnya, ada seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit di daerah Surabaya dan diharuskan pindah tugas ke rumah sakit yang ada di Jakarta. Pada kasus tersebut, dokter ini mengalami mobilitas horizontal, yakni hanya perpindahan tempat kerjanya saja bukan mengubah status sosialnya.
2. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal ialah sebuah perpindahan seseorang individu atau kelompok dari suatu kedudukan sosial tertentu ke kedudukan lainnya tetapi tidak sejajar. Mobilitas satu ini dibedakan lagi menjadi dua, yakni mobilitas sosial vertikal naik dan mobilitas sosial vertikal turun.
Mobilitas sosial vertikal naik atau disebut social climbing ditandai dengan perpindahan seseorang individu atau kelompok yang awalnya mempunyai kedudukan sosial rendah menuju kedudukan yang lebih tinggi. Contohnya adalah seorang siswa SMA yang melanjutkan jenjang pendidikan ke perkuliahan.
Sedangkan, mobilitas sosial vertikal turun atau dinamakan social sinking ditandai dengan perpindahan seseorang individu atau kelompok dari awalnya berkedudukan sosial tinggi ke kedudukan yang lebih rendah. Contoh dari mobilitas ini ialah ada seseorang yang udah kerja, terus terkena PHK dan menjadi pengangguran.
3. Mobilitas Sosial Antargenerasi
Mobilitas antargenerasi adalah perpindahan kedudukan sosial yang dialami seseorang atau kelompok dengan melibatkan generasi yang berbeda didalamnya. Nah, pada mobilitas sosial antargenerasi ini gerakan perpindahannya bisa naik dengan memiliki kedudukan yang semakin tinggi ataupun turun dengan memiliki kedudukan rendah di masyarakat.
Contoh dari mobilitas ini adalah seorang anak petani dapat berhasil menjadi seorang sarjana yang sukses di masyarakat. Hal tersebut berdampak adanya perubahan status sosial antara dua generasi, yakni orang tua dan anaknya.
4. Mobilitas Sosial Intragenerasi
Mobilitas sosial intragenerasi adalah perpindahan status ataupun kedudukan dalam satu generasi yang sama. Sama halnya dengan yang antargenerasi, bentuk mobilitas satu ini gerakannya naik atau turun.
Misalnya, ada seseorang yang bernama Yudi pernah berprofesi sebagai barista di suatu kafe dan ia memiliki keterampilan yang ahli dalam meracik minuman. Akhirnya, ia membuka bisnis kafenya sendiri dan berakhir menjadi seorang pengusaha coffe shop yang terkenal.
Demikianlah tadi penjelasan tentang bentuk-bentuk mobilitas sosial yang ada dalam materi pelajaran Sosiologi. Berbagai buku, audio, video yang membahas pelajaran Sosiologi bisa didapatkan di EDOO. Silakan diakses dan semoga membuat lebih semangat belajar. Salam Literasi untuk Edukasi!