Skip to content

Mengenal Pentingnya Konsep School Well-Being dalam Dunia Akademik

Berbicara soal pendidikan memang tidaklah pernah ada habisnya. Mulai dari segi tenaga pengajar,
peserta didik, sistem pembelajaran, dan konsep sekolah itu sendiri. Nah, kali ini EDOOcator diajak untuk mempelajari salah satu konsep sekolah yang dinamakan konsep School Well-Being.

Apa yang Dimaksud dengan School Well-Being?

Konsep School Well-Being ialah konsep yang fokus utamanya pada penciptaan dan pemeliharaan lingkungan pendidikan yang dapat mendukung perkembangan holistik semua anggota komunitas sekolah, seperti siswa, guru, staff, dan orang tua siswa.

Pada konsep School Well-Being menggabungkan unsur-unsur emosional, kesejahteraan fisik, sosial, dan mental. Bahkan konsep ini bukan hanya melampaui sekadar memenuhi standar akademik saja.

Namun juga menekankan pentingnya memberikan sumbangsih pengalaman belajar yang positif dalam membangun karakter. Salah satu tujuan dari pengaplikasian konsep ini adalah tercapai dan terwujudnya pendidikan di sekolah yang nyaman dan aman untuk seluruh peserta didik.

Dimensi School Well-Being

Secara segi Sejarah, konsep School Well-Being ini dikembangkan oleh Konu dan Rimpela dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2022 dengan judul “Well Being in School: A Conseptual Model”. Konu dan Rimpela menjelaskan bahwa terdapat 4 dimensi dari konsep School Well-Being, berikut adalah pembahasannya.

1. Having (Kondisi Sekolah)

Lingkungan sekolah yang nyaman dan aman sangat dibutuhkan oleh para siswa, supaya dapat fokus dengan maksimal dalam belajar. Bukan cuma terkait lingkungan fisik saja, dalam mencapai School Well-Being, sekolah juga harus memperhatikan beberapa faktor.

Faktor yang dimaksud, di antaranya meliputi organisasi sekolah, hukuman dan keamanan, mata pelajaran sekolah, layanan, jadwal dan ukuran kelompok, dan makanan di sekolah.

Selain itu, agar terwujudnya iklim sekolah yang baik harus ada komunikasi yang efektif antara pimpinan sekolah, staff sekolah, guru, dan para peserta didik. Komunikasi yang baik akan menciptakan sekolah yang nyaman dan aman serta meminimalisir terjadinya perilaku bullying di kalangan siswa.

2. Loving (Hubungan Sosial)

Loving merujuk pada kondisi lingkungan sosial, yang erat kaitannya dengan hubungan sosial dalam lingkungan sekolah. Entah itu hubungan hubungan siswa dengan teman sekelasnya, hubungan siswa dengan guru, kerja sama efektif antara warga sekolah dan orang tua siswa. dinamika pada suatu kelompok tertentu, hubungan rumah dan sekolah, sampai iklim belajar siswa.

Konsep loving ini juga sangat erat kaitannya dengan permasalahan interaksi sosial, misalnya seperti permasalahan bullying yang kerap terjadi di kalangan siswa. Hubungan yang baik perlu dipupukuntuk menciptakan kenyamanan, kepuasan, dan bahkan meningkatnya prestasi siswa.

3. Being (Pemenuhan Diri)

Dimensi konsep School Well-Being yang ketiga adalah being, yakni dimensi yang terkait dengan bagaimana sekolah dapat memfasilitasi ruang kepada siswa agar terwujudnya aktualisasi diri.

Sedangkan, beberapa hal yang sangat perlu diperhatikan oleh pihak sekolah ialah bimbingan konseling dan motivasi, penilaian dan pekerjaan siswa, peningkatan harga diri, sampai pengoptimalan kreativitas.

Selain itu, jika pihak sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk melibatkan diri dalam pengambilan keputusan tertentu. Hal tersebut juga dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan.

4. Heatlh (Status Kesehatan)

Dimensi yang terakhir adalah health, yaitu dimensi yang tidak hanya terkait dengan kesehatan fisik saja, akan tetapi juga tentang kesehatan mental siswa. Mulai dari penyakit ringan, penyakit kronis, simtom psikosomatis, dan penyakit lainnya.

Para siswa juga perlu memperoleh perhatian khusus terkait isu kesehatan. Apabila dilihat dari sisi pendidikan di negara kita ini, pengimplementasian dimensi health ini dapat dilakukan melalui pemaksimalan fungsi Unit Kesehatan Sekolah atau biasa disebut UKS.

Setiap dimensi-dimensi dalam konsep School Well-Being merupakan cerminan dari berbagai aspek kesejahteraan yang dapat mempengaruhi pengalaman proses belajar mengajar dan lingkungan sekolah.

Cara Mengukur School Well-Being

Mengukur tingkat School Well-Being sekolah bisa dilakukan dengan berbagai cara atau indikator, di antaranya seperti melalui partisipasi dalam kegiatan sekolah, tingkat kehadiran siswa, dan hasil penilaian kesejahteraan siswa.

Selain itu, cara lain yang bisa digunakkan adalah dengan wawancara atau survei dengan guru, siswa, dan orang tua, supaya bisa memberikan wawasan terkait persepsi mereka tentang kesejahteraan sekolah.

Demikianlah tadi, penjelasan mengenai konsep School Well-Being yang dapat menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung perkembangan holistik dan memberikan pengalaman belajar yang baik bagi siswa.  

Berkat memahami dimensi-dimensi dalam konsep School Well-Being bisa memberikan kontribusi pada penciptaan lingkungan pendidikan yang berdaya saing, berkualitas, dan mendukung perkembangan karakter yang positif. Salam Literasi!