Skip to content

Flipped Classroom: Strategi Siswa Agar Tidak Tertinggal Pelajaran

Pada awal masa pandemi, EDOOcator pasti sering mendengar istilah flipped classroom. Metode pembelajaran satu ini menjadi salah satu yang paling efektif untuk diterapkan kepada siswa zaman sekarang.

Flipped Classroom didengung-dengungkan menjadi salah satu metode pembelajaran alternatif yang sangat sesuai dengan era kenormalan saat ini. Maka dari itu, mari diulas lebih dalam tentang pengenalan flipped classroom, cara penerapan, dan keunggulannya.

Apa itu Flipped Classroom?

Apabila mendengar istilah flipped classroom secara arti eksplisit memang akan diartikan sebagai kelas yang dibalik. Namun, bukan ruang kelas yang dibalik melainkan proses pembelajarannya. Tentunya sangat lucu jika ada yang menganggap bahwa seorang guru harus membalik kelas untuk kegiatan pembelajarannya.

Konsep metode pembelajaran ini sangat berbeda dengan pemberian PR kepada siswa guna dikerjakan dirumah. Namun, flipped classroom lebih ke arah memahami dan mempelajari materi secara mandiri di rumah.

Secara definitif, flipped classroom merupakan metode pembelajaran yang di mana sebelum memasuki kelas, siswa diharuskan mempelajari materi terlebih dahulu di rumah sesuai arahan tugas yang telah diberikan oleh guru. Metode tersebut juga bisa diterapkan ketika ada siswa yang tidak bisa hadir di kelas karena sesuatu hal tertentu. 

Flipped Classroom juga bisa diartikan sebagai bentuk pembelajaran blended (melalui interaksi tatap muka dan online virtual) yang menggabungkan pembelajaran mandiri yang asinkron dengan pembelajaran sinkron.

Cara Menerapkan Flipped Classroom

Penerapan metode pembelajaran flipped classroom terbagi menjadi tiga kegiatan yakni, pre-class (sebelum kelas), in-class (ketika kelas dimulai), dan after class (sesudah kelas selesai).

Sebelum kelas dimulai atau tahap pre-class, siswa diharuskan sudah memahami dan mempelajari materi yang mau dibahas. Pada tahap tersebut siswa diharapkan bisa mengingat (remembering) dan mengerti (understanding) terhadapa materi apa yang mau dipelajari.

Sedangkan, pada kegiatan in-class, siswa bisa menganalisis (analyzing) dan mengaplikasikan (applying) materi yang sudah dibaca. Setelah itu, materi tersebut juga harus dipelajari melalui media berbagai kegiatan interaktif yang ada di dalam kelas.

Sementara itu, tahap ketiga yaitu after class denga mengevaluasi (evaluating) dan mengerjakan tugas-tugas yang berbasis project tertentu sebagai wujud kegiatan sesudah kelas berakhir (creating).

Keunggulan Metode Pembelajaran Flipped Classroom

Menurut berbagai penelitian dalam maupun luar negeri, hasil belajar siswa yang mengaplikasikan metode flipped classroom lebih baik daripada yang memakai metode konvensional. Maka dari itu, berikut daftar keunggulan-keunggulan dari metode pembelajaran satu ini.

1. Pembelajaran Berpusat Kepada Siswa

Metode pembelajaran flipped classroom memungkinkan para siswa dapat menguasai sebuah keterampilan dengan bantuan diskusi kolaboratif atau proyek. Hal tersebut mendorong siswa untuk belajar dan mengajar konsep dengan teman-teman sekelasnya dalam bimbingan serta pengawasan dari guru.

Berkat membiarkan siswa mengambil suatu peran dalam pembelajaran, mereka bisa mengemukakan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, sehingga bisa meningkatkan dan membangun kepercayaan diri siswa itu sendiri. Seementara itu, guru akan mempunyai keterampilan dalam mengidentifikasi kesalahan berpikir atau kesalahan dalam mengaplikasikan konsep yang dikemukakan oleh siswa.

2. Siswa Mempunyai Lebih Banyak Kontrol

Pada penerapan metode flipped classroom, seorang siswa dapat berkontribusi serta mempunyai kontrol atas proses pembelajaran milik mereka sendiri. Oleh karena itu, guru harus mampu memberikan materi ajar yang dapat di akses dirumah.

Selain itu, siswa juga diberikan kebebasan dalam belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. Siswa juga dituntut untuk dapat menuliskan pertanyaan dan diharuskan untuk mendiskusikannya dengan teman-teman dan gurunya di kelas.

3. Materi Ajar Lebih Mudah untuk Diakses

Berkat dukungan guru yang membuat video materi ajar dan tersedia secara online. Maka, siswa yang terpaksa tidak dapat hadir, sakit, atau keadaan mendesak lainnya bisa mengejar ketertinggalan dengan cepat. Selain itu, hal tersebut juga memberikan guru lebih banyak fleksibilitas apabila guru tersebut sedang sakit.

4. Lebih Efisien

Apabila metode flipped classroom ini dilakukan dengan baik, siswa akan mempunyai lebih banyak waktu luang untuk melakukan hal-hal lainnya. Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa guru bisa mengurangi waktu untuk memberikan dan menilai tugas dari siswa.

Oleh karena itu, buatlah durasi video bahan ajar hanya berkisar – 10 menit saja. Apabila sudah selesai tentu saja siswa dan guru akan mempunyai waktu luang lebih banyak untuk melakukan kegiatan-kegiatan produktif lainnya, di antaranya meliputi berinteraksi dengan keluarga, melakukan hobi, dan kegiatan lainnya.

5. Orang Tua Lebih Mudah Mengawasi

Bukan seperti halnya metode pembelajaran konvensional pada umumnya, metode flipped classroom bisa memberikan akses ke orangtua siswa terkait materi ajar yang diberikan setiap saat.

Hal tersebut memungkinkan orangtua siswa untuk lebih siap saat mencoba membantu anak dan memberi mereka wawasan pengetahuan terkait kualitas pengajaran yang diterima anak-anak mereka.

Demikianlah tadi pembahasan mengenai metode pembelajaran flipped classroom sebagai strategi supaya siswa tidak tertinggal pelajaran. Metode satu ini dapat dijadikan pula sebagai alternatif metode pembelajaran yang efektif guna meningkatkan prestasi serta keterampilan siswa.