Pada kehidupan sehari-hari, EDOOers pasti menemui berbagai macam zat. Setiap zat tersebut dapat bersifat asam ataupun basa. Guna mengetahui sifat zat, apakah zat itu asam atau basa membutuhkan sebuah alat bernama indikator asam basa. Nah, kali ini EDOOers akan diajak untuk mempelajari indikator asam basa secara lengkap. Simak penjelasannya di bawah ini lebih lanjut, ya!
Pengertian Indikator Asam Basa
Indikator asam basa merupakan suatu senyawa kompleks yang dimanfaatkan untuk mengetahui kandungan dari sebuah larutan terdapat asam, basa, ataupun netral. Sedangkan, indikator warna asam basa dapat menunjukkan warna yang berbeda pada larutan asam dan basa.
Perbedaan warna yang berbeda tersebut bisa menunjukkan sifat asam maupun sifat basa. Indikator asam basa dibagi menjadi beberapa macam, yakni indikator universal, indicator alami, dan yang paling umum digunakan ialah pH meter dan kertas lakmus. Biar EDOOers lebih paham lagi, berikut pembahasannya!
Macam-Macam Indikator Asam Basa
Seperti yang telah dijelaskan di atas, tentunya EDOOers sudah memahami bukan pengertian dari indikator asam basa itu? Nah, ada 4 macam indikator asam basa, di antaranya meliputi indikator alami, indikator universal, kertas lakmus, dan pH meter.
1. Indikator Alami
Indikator asam basa yang pertama ialah indikator alami. Nah, jenis indikator asam basa satu ini bisa didapatkan dari ekstrak tumbuhan-tumbuhan, seperti bunga, dedaunan berwarna, umbi-umbian, dan kulit buah.
Sebetulnya, tidak semua tanaman dapat dijadikan sebagai indikator alami untuk menentukan asam basa. Jadi, hanya ada beberapa tanaman yang ekstraknya dapat berubah warnanya saat diteteskan larutan asam dan basa. Contoh spesifik dari indikator alami, di antaranya adalah kulit manggis, kubis merah, kunyit, bunga sepatu, kubis ungu, bayam merah, bunga mawar, dan geranium.
Berkat memanfaatkan indikator alami tersebut, EDOOers bisa menentukan suatu larutan bersifat asam, basa, ataupun netral. Cara mengetahui hal tersebut dengan meneteskan ekstrak tumbuhan ke dalam sebuah larutan khususu. Selanjutnya, bisa dilihat perubahan warnanya. Perubahan warna tersebut, EDOOers dapat mengetahui mana larutan yang mengandung asam atau yang mengandung basa.
Apabila EDOOers ingin mengetahui semua hal tersebut, ada banyak penelitian yang memanfaatkan tanaman-tanaman pilihan sebagai indikator alami dan ditulis dalam sebuah jurnal. Contoh jurnal yang dimaksud ialah jurnal berjudul “ Indikator Asam Basa dari Bunga Dadap Merah (Erythrina crista-galli L.) yang diterbitkan oleh University of Tadulako, Palu.
2. Indikator Universal
Selain indikator alami, ada indikator universal yang merupakan campuran dari berbagai macam indikator yang dapat menunjukkan pH (power of hydrogen) dari suatu larutan, berdasarkan perubahan-perubahan warna. Indikator universal ini dapat membagi kategori larutan pula menjadi asam lemah (jingga/kuning), asam kuat (merah), basa lemah (biru), basa kuat (ungu/violet), dan netral (netral).
Apabila EDOOers ingin memperlihatkan keasaman dan kebasaan dari suatu larutan, EDOOers dapat melihatnya pada rentang pH 1-14. Nah, pada rentang pH tersebut merupakan derajat dari keasaman suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH < 7, sementara larutan basa mempunyai pH > 7.
Guna menguji asam atau basa dari suatu zat, pada indikator universal menggunakan kertas ataupun larutan. Kertas yang dimaksud pada indikator universal adalah kertas serap yang berbentuk strip. Sedangkan salah satu contoh larutan yang digunakan adalah larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Faktanya, kertas maupun larutan tersebut mengandung metil merah, bromotimul biru, timol biru, dan fenolftalein.
3. Kertas Lakmus
Indikator asam basa yang ketiga adalah kertas lakmus. Indikator buatan ini merupakan yang paling banyak dipergunakan di sebuah laboratorium, karena lebih praktis dan biayanya terjangkau. Terdapat dua jenis kertas lakmus yang bisa EDOOers temui, yakni kertas lakmus biru dan kerta lakmus merah.
Biasanya, kertas lakmus sering dimanfaatkan untuk menguji keasaman atau kebasaan suatu larutan. Nah, cara menggunakannya cukup mudah, EDOOers cuma perlu mencelupkan kertas lakmus tersebut pada larutan yang ingin diujikan. Maka, kertas lakmus tersebut akan berubah menjadi warna merah, jika memiliki sifat asam. Sebaliknya, jika kertas lakmus berubah warna menjadi biru, maka bisa dipastikan larutan tersebut bersifat basa.
4. pH Meter
Apabila EDOOers ingin mengetahui pH dari sebuah larutan secara tepat, bisa menggunakan pH meter. Nah, pH meter ini merupakan sebuah alat elektronik yang dilengkapi dengan sensor elektroda yang ada kaca khusus untuk mengukur jumlah ion H3O+ dalam larutan.
Berbeda dengan indikator alami ataupun indikator universal, pH meter bisa dikatakan sebagai sebuah alat yang lebih canggih dan modern untuk mengukur pH dari suatu cairan/larutan secara tepat. Alat pH meter mempunyai fungsi untuk mengukur pH dari bahan-bahan semi-padat.
Sedangkan, cara menggunakan alat pH meter ini ialah dengan mencelupkannya ke dalam larutan yang akan diujikan. Setelah itu, pada alat pH meter, akan muncul sebuah angka skala yang memeperlihatkan pH larutan. Sementara itu, prinsip kerja utama pada pH meter, yakni berada pada sensor probe yang berupa sebuah glass electrode dengan jalan untuk mengukur kuantitas jumlah ion H3O+ di dalam larutan.
Wah! Ternyata ada banyak ya EDOOers, macam-macam indikator asam basa dalam pelajaran Kimia. Berbagai buku, audio, video yang membahas pelajaran Kimia dapat diperoleh di EDOO. Silakan diakses dan semoga membuat lebih semangat belajar. Salam Literasi untuk Edukasi!