Apabila EDOOers mendengar istilah bioteknologi, mungkin yang ada di pikiran adalah suatu
teknologi pada bidang teknologi yang canggih. Namun sebetulnya manusia sudah sangat lama mengenal dan menggunakan bioteknologi, bahkan sekitar 6.000 tahun yang lalu manusia sudah mampu menghasilkan tempe, roti, dan keju dari proses tersebut.
Nyatanya pemanfaatan bioteknologi banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, kebanyakan orang masih sering tidak menyadari terkait penerapan bioteknologi tersebut. Maka dari itu, yuk simak pembahasan mengenai bioteknologi agar dapat menambah wawasam dan pengetahuan EDOOers!
Sekarang ini bioteknologi sudah mulai dikembangkan dan tidak cuma digunakan dalam ilmu biologi saja, lho EDOOers. Bahkan, pada ilmu-ilmu terapan ataupun ilmu murni lainnya sudah mulai memanfaatkan bioteknologi pula, di antaranya seperti komputer, biokimia, mikrobiologi, genetika, biologi molekuler, kimia hingga matematika.
Selama ini, bioteknologi terus menerus mengalami kemajuan terkhusus pada negara-negara maju. Hal tersebut terlihat dengan ditemukannya berbagai macam teknologi, mulai dari teknologi kultur jaringan, teknologi rekayasa genetika, rekombinasi DNA hingga kloning.
Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari 3 kata, yakni Bios yang mempunyai arti hidup, Teknos yang mempunyai arti penerapan, sedangkan Logos artinya Ilmu. Jadi yang dimaksud Bioteknologi adalah sebuah cabang ilmu biologi yang mempelajari terkait bagaimana memanfaatkan makhluk hidup secara utuh maupun bagian-bagiannya untuk menghasilkan suatu barang atau jasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Sedangkan, tujuan dari bioteknologi ialah guna meningkatkan pemanfaatan organisme hidup, mulai dari segi sel, molekul, dan bagian-bagian yang lainnya untuk menghasilkan suatu barang maupun jasa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Penggolongan Bioteknologi
Oke, EDOOers, kalau tadi kita sudah membahas mengenai pengertian dari bioteknologi, sekarang EDOO akan mengajak EDOOers untuk menyelami lebih dalam mengenai jenis-jenis bioteknologi berdasarkan prinsip-prinsipnya. Secara umum, bioteknologi dibedakan menjadi 2 jenis yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional atau bioteknologi tradisional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mahkluk hidup atau mikroorganisme secara langsung. Pada jenis bioteknologi ini umumnya menggunakan mahkluk hidup maupun mikroorganisme secara untuk dalam rangka menghasilkan dan memodifikasi suatu produk melalui cara, prinsip, atau teknologi tertentu.
Sementara itu, ciri-ciri atau karakteristik dari bioteknologi konvensional, di antaranya meliputi memanfaatkan prinsip yang alami yaitu menggunakan prinsip fermentasi, menggunakan suatu mikroorganisme secara langsung atau secara utuh, memanfaatkan alat dan bahan yang lebih sederhana, tidak membutuhkan keahlian khusus dalam proses pembuatannya, skala produksi dari bioteknologi konvensional cenderung lebih kecil, dan biaya yang digunakan relatif lebih murah.
Salah satu contoh dari proses bioteknologi konvensional adalah pembuatan tape singkong. Pada pembuatan tape singkong caranya dimulai dengan menaburkan ragi ke seluruh permukaan singkong dan mendiamkannya selama 3 hari lamanya. Proses tersebut membutuhkan bantuan dari mikroorganisme yang berupa jamur bernama Aspergillus sp, jamur Saccharomyces cerevisiae, dan sebuah bakteri bernama bakteri Acetobacter aceti.
Hasil dari mikroorganisme tersebut akan mengubah rasa dari singkong menjadi lebih manis dan mengeluarkan sebuah aroma yang khas. Selain tape singkong ada contoh lain dari hasi proses bioteknologi konvensional ini yaitu yogurt, nata de coco, tempe, dan kecap.
Sedangkan, manfaat dari bioteknologi konvensional adalah bisa meningkatkan kandungan gizi suatu produk pangan baik berupa makanan atau minuman, membantu meningkatkan proses industri pertanian sebagai komoditas produksi serta industri perdagangan, dapat menambah jumlah lapangan pekerjaan, bisa meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memberi
keuntungan dalam mempromosikan produk industri dalam negeri.
2. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mahkluk hidup ataupun mikroorganisme secara tidak langsung. Bioteknologi modern cenderung lebih menerapkan teknologi reproduksi atau rekayasa genetika dan alat-alat canggihn lainnya dalam menghasilkan suatu produk pada bidang kesehatan, pangan, atau pertanian.
Bioteknologi modern terkenal sebagai salah satu jenis bioteknologi yang dalam prosesnya berbasis rekayasa, rekayasa DNA ataupun manipulasi genetik dengan memamnfaatkan biokimia dan mikrobiologi.
Rekayasa genetika atau genetic engineering merupakan sebuah manipulasi gen secara langsung untuk tujuan praktis. Salah satu teknik rekayasa genetika adalah rekombinasi DNA, yakni proses penyatuan sebuah molekul DNA dari 2 spesies berbeda yang diterapkan di luar sel hidup. Hal tersebut bertujuan guna menghasilkan spesies baru yang lebih unggul.
Sementara itu, ciri-ciri atau karakteristik dari bioteknologi modern, di antaranya meliputi hanya memanfaatkan mikroorganisme pada bagian tertentu saja, memanfaatkan prinsip modern yang lebih canggih yaikni berupa rekayasa genetika, teknologi reproduksi, ataupun modifikasi gen, membutuhakn keahlian khusus dalam proses pembuatannya, memanfaatkan alat dan bahan yang canggih dan modern, serta umumnya skala produksi lebih besar dengan biaya yang relatif mahal.
Contoh dari penerapan bioteknologi modern, di antaranya yaitu teknologi IVF (bayi tabung), tanaman transgenik, pembuatan hormon insulin sintetik, inseminasi buatan, produk jagung BT, produk tomat Flavr Savr, vaksin, dan lain sebagainya.
Wah! Ternyata terdapat banyak sekali manfaat dari bioteknologi konvensional dan modern ya EDOOers, fakta menarik tentang bioteknologi bisa kita pelajari dalam pelajaran Biologi di sekolah. Berbagai buku, audio, video yang membahas pelajaran Biologi bisa didapatkan di EDOO. Silakan diakses dan semoga membuat lebih semangat belajar. Salam Literasi untuk Edukasi!