Meskipun dulunya pernah menjadi korban pembullyan, kini ia dapat membuktikan bahwa bisa sukses, bahkan di usia yang relatif masih muda. Dia ialah Adhara Pérez Sánchez, seorang anak istimewa dengan IQ melebihi Albert Einstein yang berasal dari Meksiko.
Adhara merupakan seorang anak perempuan yang masih berusia 11 tahun dengan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Ia pun mempunyai IQ sebesar 162, lebih tinggi dua point dibandingkan IQ ilmuwan ternama dunia Albert Einstein hingga Stephen Hawking yang diperkirakan memiliki IQ sekitar 160.
Menurut Nayeli Sánchez selaku Ibu dari Adhara, bahwa perjalanan berat harus dilalui oleh anak perempuannya sejak balita, sampai akhirnya dapat meraih prestasi yang sungguh gemilang sekarang ini. Nama Adhara Pérez Sánchez semakin terkenal dan banyak diperbincangkan banyak orang, sejak dirinya muncul di halaman majalah Marie Claire Mexico pada bulan April lalu.
Edoo – Perpustakaan Digital Sekolah
Adhara Didiagnosis Mengidap Autisme
Sewaktu kecil, Adhara tumbuh kembang di keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah atu bisa dikatakan rendah. Bahkan, pada usia 3 tahun, dokter mendiagnosis dia mengidap sindrom asperger atau spektrum autisme. Autisme sendiri adalah sebuah gangguan pada saraf manusia yang mempunyai dampak pada gangguan perilaku sosial dan kemampuan komunikasi pada si penderitanya.
Sedangkan, sindrom asperger merupakan suatu gangguan perkembangan pada diri manusia yang mengakibatkan seseorang merasa kesulitan dalam berinteraksi sosial. Sindrom Asperger yang diderita Adhara tersebut bahkan sampai menyulitkannya untuk berkomunikasi secara non-verbal.
Akibat autisme yang dideritanya, Adhara selalu dirundung oleh teman-teman sebayanya. Bahkan, bukan cuma mendapatkan perlakuan tidak baik dari teman-temannya, tetapi juga dari gurunya pula. Alhasil, Ia terpaksa harus tiga kali pindah sekolah akibat kejadian tersebut.
Ujung-ujungnya, Adhara semakin menjauh dari lingkungannya dan menolak untuk bermain dengan teman-teman seumurannya. Bahkan, karena sempat berada di situasi tersebut, Adhara menderita depresi berat dan pernah menolak untuk bersekolah.
Perjalanan Pendidikan Adhara
Sebab sering melihat anaknya mengalami perundungan, Ibu Adhara pun menyekolahkan Adhara ke sekolah khusus anak-anak berbakat secara intelektual. Sekolah yang dimaksud adalah Center for Attention to Talent (CEDAT) dan di sanalah IQ dari Adhara yang 162 terungkap dan terkonfirmasi.
Anak istimewa yang memiliki cita-cita sebagai astronot ini, ternyata mulai mulai mempelajari aljabar secara otodidak sejak kecil. Bahkan, Adhara mampu menghapal unsur-unsur dalam sebuah tabel periodik pada usianya yang masih sangat muda pula.
Berkat kecerdasan yang dimiliki Adhara membuatnya bisa menyelesaikan pendidikan tingkat sekolah dasar (SD) pada usia lima tahun. Setahun setelahnya, di usianya yang masih enam tahun, ia lulus dari sekolah menengah.
Selanjutnya, Adhara meneruskan perjalanan pendidikannya ke jenjang sarjan setelah lulus dari sekolah menengah. Ia pun berkuliah di Universidad CNCI Meksiko dengan mengambil jurusan systems engineering atau teknik sistem. Alahasil, di usianya yang menginjak 11 tahun, Adhara berhasil meraih gelar sarjana.
Tak hanya sampai di situ saja, Adhara kembali melanjutkan pendidikannya ke jenjang magister. Sekarang ini ia sedang menempuh pendidikan pascasarjana di Technological University of Mexico. Adhara pada jenjang magisternya tersebut memusatkan studinya di bidang teknik industri, dengan mengambil spesialisasi matematika.
Edoo – Perpustakaan Digital Sekolah
Bercita-Cita Terbang ke Luar Angkasa
Adhara sejak kecil memiliki cita-cita bekerja di NASA. Dia bermimpi menjadi seorang astronot perempuan dan dapat menjelajahi luar angkasa, terkhusus planet Mars. Oleh karena itu, Adhara sangat berharap dapat melanjutkan pendidikannya ke Universitas Arizona, alasannya adalah karena disana ia dapat belajar astrofisika. Walaupun, Universitas Arizona tersebut telah menawarkan beasiswa untuk Adhara, tetapi karena permasalahan visa menjadi tertunda.
Saat ini, Adhara bekerja sama dengan Mexican Space Agency (Badan Antariksa Meksiko) untuk mendukung serta membantu mempromosikan eksplorasi ruang angkasa bagi anak perempuan di dunia sains, terkhusus di bidang antariksa dan matematika.
Selain memiliki cita-cita untuk dapat menimba ilmu di University of Arizona, Amerika Serikat. Adhara juga berkeinginan untuk dapat bergabung dengan NASA yaitu badan antariksa Amerika Serikat. Maka dari itu, ia sekarang bekerja untuk menyelesaikan tesnya yang bisa memungkinkan ia untuk melakukan penerbangan melalui agen yang memiliki koneksi dengan NASA.
Terhitung mulai dari sekarang, dalam hitungan beberapa bulan ke depan, anak istimewa dari Mexico tersebut akan memulai uji coba test di NASA yang bernama G test. Tes tersebut bertujuan guna mengevaluasi kondisi yang dapat terjadi pada astronot ketika penerbangan. Apabila Adhara lolos nanti, ia akan menjadi astronot pertama dari kalangan penyandang autisme yang terbang bersama NASA ketika berusia 17 tahun nanti.
Edoo – Perpustakaan Digital Sekolah
Semoga kisah Adhara Pérez Sánchez sebagai anak istimewa dengan IQ melebihi Albert
Einstein hingga Stephen Hawking tersebut bisa menjadi motivasi bagi siswa-siswi
lainnya untuk ikut mendulang prestasi sesuai bakat, minat dan kemampuan
masing-masing. Congratulations, Adhara! Kamu tahu kisah inspiratif lainnya dari
siswa lainnya? Share di kolom komentar ya.