Tak dipungkiri digitalisasi dan internet memberikan begitu banyak manfaat bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Demikian pula dengan adanya media sosial dapat mempermudah EDOOers dalam menjalin komunikasi antar sesama. Berkat media sosial, semua orang bisa mengekspresikan dirinya di depan umum, termasuk di antaranya para pelajar. Lantas bagaimana tips bermedia sosial secara bijak bagi semua orang terutama bagi para pelajar?
Sekarang ini siapa yang tidak mengenal apa itu yang dinamakan media sosial. Tidak hanya kalangan orang dewasa, tetapi anak-anak yang masih berstatus pelajar pun sudah sangat familiar dan lihai dalam menggunakan berbagai macam media sosial yang marak di Indonesia. Berbagai macam media sosial tersebut, di antranya seperti TikTok, Instagram, Facebook, Youtube, Twitter, dan lain sebagainya.
Sebagai seorang guru di era revolusi industri 5.0 seperti saat ini, EDOOcator/para guru tidak boleh sampai ketinggalan zaman. Bahkan, kegemaran pelajar akan media sosial bisa dijadikan sebagai alat untuk semakin engage dan bonding dalam proses pembelajaran.
5 Tips Bermedia Sosial Secara Bijak
Walaupun, dampak positif dari media sosial itu begitu banyak, tetapi tidak bisa dipungkiri pula bahwa terdapat dampak negatif yang siang mengintai, jika media sosial tidak dimanfaatkan secara benar. Tidak jarang pula para pelajar kecanduan bermedia sosial sampai scroll berjam-jam, sehingga bisa mengganggu fokus belajar mereka.
Selain itu juga belum tentu pelajar bisa memanfaatkan media sosial dengan benar maupun menyaring informasi dengan baik. Maka dari itu perlunya peran guru maupun orang tua untuk mengedukasi terkait etika bermedia sosial dengan bijak. Setidaknya ada 5 tips bermedia sosial secara bijak bagi pelajar, antara lain:
- Menunjukkan Dampak Positif dan Dampak Negatif
Tips pertama dalam bermedia sosial secara bijak yang dapat EDOOcator lakukan dalam rangka membangun etika yang baik dalam bermedia sosial adalah dengan mengajak para pelajar untuk bersikap baik dengan memberikan komentar ataupun status yang baik, tidak menyakiti, tidak menyinggung, ataupun tidak merendahkan orang lain.
Berkat cara tersebut maka pelajar akan lebih bijak dan lebih tahu akan hal yang boleh dilakukan ataupun tidak boleh dilakukan kepada sesame pengguna media sosial. Selain itu, EDOOcator juga harus memberitahukan mengenai dampak positif dan negatif bermain media sosial. Contoh dari dampak negatif bermedia sosial seperti penipuan, termakan berita hoax, pencurian data, dan lain sebagainya.
- Pentingnya Menjaga Kerahasiaan Data Pribadi
Maraknya kasus phising dan penipuan sekarang ini tidak terlepas dari banyak tersebarnya data-data di internet. Pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi menjadi sebuah kewajiban, karena seharusnya data pribadi itu dijaga bukan malah disebarluaskan, sehingga menimbulkan peluang bagi para penjahat untuk memanfaatkan data tersebut dengan tujuan yang buruk.
Sebaiknya, EDOOcator juga dapat memberitahukan akan pentingnya kerahasiaan data pribadi seperti halnya identitas, foto pribadi, dan data-data lainnya yang tidak semuanya boleh disebarluaskan, sehingga para pelajar akan lebih berhati-hati untuk memposting apapun di media sosial mereka.
- Selektiflah dalam Menyaring dan Menyebarkan Informasi
Berkat adanya media sosial, memperoleh suatu informasi sekarang itu sangatlah mudah. Namun, EDOOers harus tetap selektif dalam menerima sebuah informasi dengan mengecek informasi tersebut berulang kali, apakah informasi yang diterima tersebut benar atau justru malah hoax.
Jangan sampai EDOOers sampai terkena kasus hukum, karena turut menyebarkan sebuah informasi yang tidak benar atau hoax. Sebaiknya, EDOOcator bisa meningkatkan tingkat literasi membaca siswa supaya bisa berpikir kritis dan dapat membedakan antara berita yang benar dengan berita yang hoax.
- Mengatur Waktu dengan Bijak
Saat ini banyak para pelajar yang terhipnotis dengan media sosial mereka, sehingga waktu produktif yang seharusnya digunakan untuk belajar terbuang sia-sia. EDOOcator harus dapat memberikan edukasi terkait pentingnya manajemen waktu untuk untuk mengatur waktu bermedia sosial dengan kegiatan produktif lain, sehingga para pelajar bisa membatasi berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk bermedia sosial.
- Konsultasikan ketika Merasa Ragu
EDOOcator dapat menyerukan kepada para pelajar untuk berkonsultasi atau komunikasi secara langsung dengan guru ataupun orang tua, apabila mereka meragukan kevalidan sebuah informasi ataupun sesuatu hal yang ada di media sosial. Maka dari itu, pelajar akan bisa bersikap lebih terbuka dan bisa mencegah timbulnya penipuan maupun berita hoax.
Media sosial bagaikan seperti pisau bermata dua. Ada dampak negatif yang harus diwaspadai, tetapi ada pula banyak sekali manfaat positif jika digunakan secara hati-hati.
Demikian tadi pembahasan mengenai tips bermedia sosial secara bijak bagi para pelajar di Indonesia. Semoga artikel ini bisa memberikan insight bagi EDOOcator ataupun orang tua, supaya pelajar tidak menyalahgunakan media sosial dan bisa mengatur waktu bermedia sosial dengan baik. Salam Literasi untuk Edukasi.