Skip to content

Kisah Siti Rahmani Rauf: Sosok Dibalik Terciptanya Buku Ini Budi yang Melegenda

Edoo - Perpustakaan Digital Sekolah

Siapa yang enggak tahu buku “ Ini Budi “ ? Pastinya semuanya sudah familiar dengan buku melegenda pada pelajaran Bahasa Indonesia. Terutama bagi generasi 80-an dan 90-an, ketika pelajaran membaca pada jenjang kelas 1 tingkat sekolah dasar, pasti sangat akrab dengan buku tersebut. Tapi, udah tau belum siapa sih sosok dibalik tercipatanya buku Ini Budi? Yuk kita cari tahu bersama-sama!

Umumnya guru di kelas sering mendikte siswa-siswinya dengan mengajak mengeja “I-ni Bu-di, I-ni I-bu Bu-di” atau “I-ni A-ni, I-ni I-bu A-ni”. Apalagi yang paling melekat erat dalam ingatan siswa -siswi generasi 80-an dan 90-an adalah sebuah rangkaian kata, “Ini Budi, ini bapak Budi, ini Ibu Budi, Iwan Adik Budi, dan Wati Kakak Budi “.

Ternyata sosok dibalik tercipatnya buku Ini Budi tersebut adalah seorang guru bernama Siti Rahmani Rauf. Meskipun beliau sudah meninggal pada tahun 2016 lalu, jasa-jasa beliau dalam memberikan sumbangsih terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa dianggap sepele.

Edoo - Perpustakaan Digital Sekolah

Biografi Siti Rahmani Rauf

Sosok dibalik layar terciptanya buku yang berjudul resmi “ Belajar Membaca dan Menulis “  merupakan seorang perempuan kelahiran Padang, Sumatera Barat,  pada 5 Juni 1919. Beliau mengawali kariernya menjadi seorang pengajar di Padang setelah lulus dari sekolah Belanda pada usianya masih 18 tahun. Beliau menekuni profesinya sebagai pengajar selama 15 tahun di Padang, sejak tahun 1938 sampai tahun 1953.

Selanjutnya pada tahun 1954, Siti Rahmani Rauf beserta suami dan keenam anak-anaknya pindah ke Jakarta hingga masa tuanya. Saat bertempat tinggal di Jakarta, Bu Siti meneruskan profesinya sebagai guru. Jabatan terakhir yang diampu oleh Bu Siti ialah sebagai kepala sekolah di SD Tanah Abang 5, Jakarta Pusat, sampai pensiun pada tahun 1976.

Kelahiran buku legendaris dengan sajak Ini Budi sendiri dimulai ketika sekitar tahun 1980-an. Saat itu Ibu Siti Rahmani Rauf memperoleh tawaran proyek penyusunan alat peraga dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang sekarang berubah menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Waktu itu, buku paket untuk pelajaran Bahasa Indonesia adalah buku Ini Budi sebetulnya sudah ada, namun dibutuhkan faktor pendukung pembelajaran lain berupa alat peraga yang berupa gambar-gambar yang dapat memperjelas isi buku tersebut. Pada akhirnya Ibu Siti menyetujui tawaran tersebut dan membantu untuk membuatkan alat peraga, karena beliau mempunyai keahlian dalam menggambar pula.

Setelah menerima tawaran penggrapan alat peraga tersebut, Ibu Siti dapat menyelesaikannya sekitar kurang lebih selama setahun, tanpa mengharap honor sepeser pun. Beliau dengan gembiranya mempresentasikan idenya kepada Kementrian Pendidikan. Ternyata gagasan dari Bu Siti tersebut, disambut antusias dan buku Ini Budi yang melegenda itu dicetak dalam jumlah yang besar serta didistribusikan ke seluruh wilayah Jawa dan Sumatra.

Atas kesuksesan karya buku Ini Budi sebagai alat peraga pelajaran bahasa Indonesia yang diminati banyak sekolah-sekolah di seluruh Indonesia kala itu. Berkat dedikasi dari Ibu Siti Rahmani Rauf terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia, beliau pun diberi hadiah dengan diberangkatkan haji pada tahun 1986 oleh salah satu penerbit.

Edoo - Perpustakaan Digital Sekolah

Menggunakan Metode Struktur Analitik Sintesis (SAS)

Buku Ini Budi yang melegenda karya ibu Siti ini menerapkan metode Struktur Analitik Sintesis (SAS). Metode tersebut merupakan sebuah metode yang pembelajaran bahasa bahasa Indonesia dengan menggunakan alat peraga. Metode SAS ini dianggap cukup menyenangkan bagi siswa SD pada kala itu, sehingga membantu para siswa-siswi menjadi lebih mudah dalam belajar membaca.

Alasan mengapa buku Ini Budi ini begitu dahsyat dampaknya bagi peningkatan literasi baca tulis siswa adalah karena kaidah-kaidah SAS sebenarnya memang ditujukan dalam pembelajaran bahasa di tingkat pemula. Kaidah SAS dimulai dengan struktur kalimat, dari yang paling mudah sampai yang paling kompleks (rumit), dengan tujuan membangun konsep-konsep makna (dari apa yang dipelajari).

Konsep kebermaknaan tersebut diusung dan dilanjutkan melalui pengenalan konsep kata, ataupun kata untuk merefleksikan sebuah makna. Maka dari itu, mengapa kata-kata, pemisahan sebuah suku kata, kalimat benar-benar tersaji secara rapi dan hati-hati dalam buku Ini Budi.

Apabila diamati, buku karya Ibu Siti Rahmani Rauf tersebut juga mengusung konsep sustainable (keberkelanjutan). Pada buku tersebut memuat pemodelan tokoh-tokoh dalam satu keluarga, yakni keluarga Budi. Pembaca bisa dengan sangat mudah mengikuti aktivitas keseharian keluarga Budi mulai dari cerita yang saling berkaitan, berjenjang, dan berkesinambungan.

Setiap seri buku Ini Budi mempunyai karakteristik yang khas serta memiliki fungsi dan target pembelajarannya masing-masing. Contohnya saja, jika buku untuk siswa kelas 1 dan 2 masih seputar kata-kata dan kalimat, maka mulai jenjang kelas 4 dan 5 siswa diberikan wacana yang lebih rumit, sesuai dengan perkembangan kemampuan linguistik siswa.

Edoo - Perpustakaan Digital Sekolah

Meski Buku Ini Budi begitu melegenda sebagai buku paket pelajaran Bahasa Indonesia sejak dahulu, namun pada tahun 2014 buku tersebut harus diberhentikan untuk digunnakan, karena M. Nuh selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, resmi menghapus buku Ini Budi dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

Keputusan dari Menteri Pendidikan untuk mengganti buku Ini Budi dengan Kurikulum 2013 yang menyuguhkan beragam tokoh yang lebih beragam sebagai manifestasi keanekaragaman suku di Indonesia. Contohnya saja Edo yang berambut keriting mencerminkan orang Papua, Siti yang berhijab,  Dayu dari Bali, Lani yang sipit dari etnis Cindo, dan Beni perwakilan dari suku Batak. Semuanya itu disusun dengan sistem baru yaitu sistem tematik.

Setelah buku Ini Budi dipensiunkan dalam membantu pembelajaran di sekolah, Ibu Siti Rahmani Rauf pun berpulang ke sisi-Nya pada 10 Mei 2016. Almarhumah mengembuskan napas terakhirnya pada usianya ke 97 tahun. Walaupun, Ibu Siti telah wafat dan buku Ini Budi sudah tidak digunakan lagi, namun perjuangan beliau dalam membantu perkembangan pendidikan di Indonesia tidak bisa kita lupakan begitu saja. Selamat jalan Ibu Siti Rahmani Rauf, karya-karyamu sangat berarti dan selalu menjadi kenangan abadi bagi seluruh siswa-siswi di negeri yang elok ini. Salam Literasi untuk Edukasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *