Coba perhatikan makanan dan minuman favorit kalian EDOOers, misalnya aja cilok enak bukan? Atau contoh yang lainnya adalah tahu bulat yang digoreng dadakan. Para pedagang tersebut kadang menambahkan zat aditif ke dalam makanan yang mereka jual itu. Nah, apa itu zat aditif ya EDOOers? Apakah sama dengan zat adiktif? Yuk, kita selidiki bersama-sama!
Pengertian Zat Aditif
Secara umum, zat aditif merupakan berbagai bahan atau zat yang ditambahkan, dicampurkan atau dimasukkan ke dalam produk baik berupa makanan ataupun minuman selama proses pengolahan, penyimpanan serta pengemasan.
Umumnya, zat aditif ini ditambahkan pada saat produksi ataupun pembuatan makanan. Tanpa hadirnya zat aditif, makanan atau minuman akan terlihat pucat, kurang menarik, serta tidak akan bertahan lama.
Tujuan pemanfaatan zat aditif pada makanan dan minuman adalah untuk meningkatkan penampilan, tekstur, cita rasa, aroma, hingga daya simpan makanan serta minuman. Kadang-kadang, zat aditif juga ditambahkan berguna untuk meningkatkan nilai gizi dari makanan dan minuman tersebut. Berdasarkan fungsinya sendiri, zat aditif dibagi menjadi beberapa kelompok lho, EDOOers.
Mungkin, EDOOers masih bingung antara zat aditif dan zak adiktif bukan? Zat aditif tidaklah sama dengan zat adiktif. Zat adiktif sendiri adalah zat yang dapat menyebabkan ketagihan dan ketergantungan, sedangkan untuk zat aditif adalah zat yang ditambahkan ke suatu produk makanan atau minuman, yang bertujuan untuk meningkatkan penampilan, kualitas makanan, dan sifat.
Jenis-Jenis Zat Aditif
Ada empat macam zat aditif berdasarkan fungsinya yang sering ditemui di dalam makanan atau minuman yang sering kita konsumsi. Di antaranya sebagai berikut:
- Zat Pewarna
Zat pewarna adalah zat aditif yang ditambahkan dan digunakan dalam makanan atau minuman untuk mempercantik dan memperkuat warna agar terlihat lebih menarik. Hal tersebut diperlukan, karena terkadang ada warna dari bahan baku yang dapat luntur ketika dilakukan proses pengolahan. Makanya bahan pewarna diperlukan dan dipakai dalam industri makanan atau minuman.
Zat aditif pewarna dapat berasal dari sumber yang alami maupun buatan. Pewarna makanan alami umumnya diperoleh dari penggunaan bahan-bahan alami, contohnya saja warna kuning dari kunyit, merah dari buah naga, dan hijau dari daun suji. Penggunaan zat pewarna dari bahan alami tersebut tidak berbahaya bagi manusia, tetapi warna yang dihasilkan biasanya tidak terlalu strong, cerah dan cepat pudar.
Oleh sebab itu, pada industri makanan dan minuman sering menggunakan pewarna sintetis atau buatan yang lebih kuat serta tahan lama dalam memberikan warna. Namun, jika dikonsumsi terlalu banyak pewarna sintetis tersebut bisa berdampak buruk kepada manusia. Contoh zat perwana buatan, contohnya saja kuning FCF, merah allura, hijau FCF, dan masih banyak lagi.
2. Zat Pemanis
Zat pemanis adalah zat aditif yang tentunya digunakan untuk memberikan rasa manis kepada makanan dan minuman. Nah, zat aditif yang menjadi pemanis alami misalnya adalah gula pasir, gula tebu, gula aren, gula kelapa, dan gula merah. Gula menjadi manis, karena di dalamnya terdapat senyawa sukrosa yang memberikan rasa manis kepada lidah.
Namun, gula sebagai zat pemanis alami mengandung kalori yang tinggi, sehingga tidak bisa dinikmati oleh orang yang menderita penyakit diabetes. Maka dari itu, diciptakanlah gula sintetis yang rendah kalori dan bisa dinikmati oleh penderita diabetes, contohnya saja seperti aspartam, sakarin, sorbitol, atau siklamat.
3. Zat Pengawet
Zat pengawet adalah sebuah zat aditif yang ditambahkan kepada makanan atau minuman yang berguna untuk memperlambat proses pembusukan. Pengawetan bertujuan untuk untuk memperpanjang kondisi penyimpanan makanan dan minuman.
Suatu bahan makanan pasti mengalami pembusukan. Pembusukan tersebut dapat terjadi, karena berbagai macam hal, contohnya saja serangan tikus, bakteri dan jamur, atau karena zat di produk itu sendiri, seperti pembusukan yang terjadi pada buah dan sayur.
Cara pengawetan yang paling alami dan sederhana yang bisa dilakukan adalah membungkus bahan mentah dengan bumbu yang tebal, contohnya seperti rendang. Rendang bisa bertahan hingga lebih 3 bulan, yang penting harus dipanaskan setiap hari. Selain itu, ada pula zat pengawet alami yang dapat digunakan, misalnya adalah proses pengasinan dan pemanisan. Asinan sayur serta manisan buah yang dibuat untuk menjaga agar sayur dan buah tidak cepat membusuk.
4. Zat Penyedap Rasa
Zat penyedap rasa adalah sebuah zat digunakan untuk memberikan rasa dan meningkatkan cita rasa makanan yang berbeda kepada suatu makanan atau minuman. Contoh penyedap rasa yaitu asam dari perasan jeruk, rasa asin dari garam, kegurihan dari air rebusan kaldu ayam atau sapi. Semua itu adalah sebagian bahan penyedap rasa yang tergolong alami dan dapat digunakan di dapur rumah serta tempat perbelanjaan.
Meskipun ada zat penyedap rasa alami, tetapi semua penyedap alami tersebut masih kalah dengan penyedap sintetis. Sebab penyedap sintetis dirasa lebih enak, tetapi apabila digunakan secara berlebihan penyedap sintetis ini sangat berbahaya. Contoh penyedap sintetis adalah Monosodium Glutamat, MSG, atau yang paling dikenal adalah micin.
Nah, Itulah pembahasan terkait zat aditif pada pelajaran fisika kali ini. Semoga bisa bermanfaat buat EDOOers sekalian. Jangan lupa untuk terus tingkatkan belajar demi meraih impian. Supaya belajarmu lebih menyenangkan, yuk unduh aplikasi EDOO ya!