Pada tahun 2018 gempa besar pernah melanda Lombok dan menghancurkan kampung, infrastruktur, serta sekolah-sekolah disana. Namun, tiga tahun berselang, sebuah sekolah unik yang disebut sebagai sekolah pertama di Asia yang dibangun dari bahan daur ulang limbah plastik berdiri kokoh di Lombok.
Sekolah unik yang dimaksud adalah SDN 4 Tamansari Lombok, Desa Tamansari, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada 25 Agustus 2018 silam, gedung bangungan sekolah tersebut rubuh akibat gempa yang berkekuatan M 7,0 SR melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat. Saat itulah tercatat ada 555 korban jiwa dan ribuan bangunan termasuk sekolah yang hancur.
Proses pembangunan sekolah unik ini diinisiasi oleh sebuah organisasi Internasional Classroom of Hope dan diklaim menjadi sekolah “lego” pertama di Indonesia yang dibangun dari daur ulang limbah plastik. Selain itu dalam pembangunan sekolah unik tersebut Classroom of Hope juga bekerja sama dengan beberapa organisasi lokal, seperti halnya Yayasan Pelita, Pelita Foundation Lombok dan pemerintah daerah NTB.
Bahan Baku dari Ecobrick
Sekolah yang dibangun oleh Yayasan Classroom of Hope tersebut dibuat dari bahan baku bata ecobrick yang didatangkan langsung dari Finlandia. Batu bata ecobrick tersebut merupakan produksi dari Block Solutions, sebuah perusahaan rintisan yang berasal dari Finlandia. Batu bata ecobrick ini berwujud lebih modern dan baik dari segi penggunaan dan daya tahannya.
Istilah batu bata ecobrick mungkin sudah tidak terlalu asing di kalangan masyarakat yang mempunyai fokus besar terhadap isu lingkungan. Secara definisi ecobrick adalah suatu metode yang digunakan untuk meminimalisir sampah dengan media botol, yang diisi penuh dengan sampah anorganik bersih berupa plastik, sampai botol benar-benar keras dan padat.
Setelah itu botol tersebut dapat digunakan sebagai pondasi untuk bahan bangunan, baik dengan tampilan polos atau dilapisi dengan adukan semen. Wujud ecobrick saat ini semakin modern dan dibuat lebih enak untuk dipandang, sejalan pula dengan kebutuhan akan nilai estetisnya.
Keunggulan dari penggunaan batu bata ecobrick yaitu lebih ringan, aman, harga terjangkau, dan mengefektifkan waktu. Selain itu, kelebihan lain dari batu bata ecobrick ini yaitu tidak beracun (non-toxic), lebih terjangkau, dapat bertahan lama sampai 100 tahun, dan pastinya dapat membantu mengurangi limbah plastik di dunia, terutama khususnya di Lombok sendiri.
Sitti Rohmi Djalilah selaku Wakil Gubernur NTB menyampaikan, Peemrintah Provinsi NTB sangat mengapresiasi pembangunan sekolah unik ini dengan bahan baku batu bata ecobrick yakni dari limbah plastik daur ulang. Menurut Rohmi, hal tersebut dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan limbah plastik di Provinsi NTB. Selain ramah lingkungan, penggunaan batu bata ecobrick tersebut juga diklaim tahan terhadap gempa.
Pembangunan Selama 10 Hari
Menurut Marizal selaku Guru SDN 4 Tamansari, enam ruang kelas sekolah unik tersebut dibangun hanya dalam 10 hari. Mulai dari pengerjaan fondasi, pemasangan bata ecobrick untuk tembok ruangan kelas sampai pemasangan atap.
Sementara itu dalam proses pembangunan sekolah unik tersebut, batu bata ecobrick ini hanya perlu dipasang seperti balok lego, dengan bagian tengah yang memiliki lubang sebagai tempat untuk penempatan besi pengaitnya. Selanjutnya sebelum disusun, bagian dasar akan dipasang pelat besi untuk penjepit batu bata ecobrick ini, sekaligus sebagai elemen dasar penguat bangunan.
Sebab kemudahan tersebut, proses pengerjaan bangunan sekolah unik ini yang menggunakan material ecobrick hanya membutuhkan waktu yang jauh lebih singkat, atau dalam kurun waktu kurang dari sebulan.
Dibangun 18 Orang Saja
Enam ruang kelas SDN 4 Tamansari yang terbuat dari limbah plastik tersebut, hanya dikerjakan oleh 18 pekerja saja. Entah itu mulai dari fondasi gedung, pemasangan bata ecobrick serta atap. Berkat jumlah pekerja sebanyak 18 orang tersebut, mereka dapat mengerjakannya selama 10 hari. Hebat bukan EDOOers?
Sekolah unik yang terbuat dari limbah plastik tersebut dikatakan merupakan sekolah pertama dari bahan baku daur ulang limbah plastik di Indonesia bahkan Asia. Meskipun sekolah unik tersebut sudah rampung, tetapi Yayasan Classroom of Hope tetap melakukan pengawasan dan monitoring setiap setahun sekali.
Unik bukan EDOOers? Sekolah unik di Lombok tersebut yang di buat dari daur ulang limbah-limbah plastik. Jadi, kamu pengen sekolahmu diperbarui sudutnya dengan bahan baku batu bata ecobrick juga nggak nih, EDOOers?