Teman-teman EDOOers pasti sudah tidak asing dengan kata ngabuburit, tetapi tahukah asal usul kemunculan kata ngabuburit itu? Ngabuburit sudah menjadi istilah bahkan tradisi yang banyak dilakukan oleh umat Islam ketika bulan Ramadhan tiba. Selain itu juga ngabuburit hanya ada di Indonesia lho EDOOers!
Pada setiap negara di dunia, bulan Ramadan selalu disambut dengan berbagai kegiatan berdasarkan kebudayaan dan tradisi masing-masing setempat. Berbagai lokasi, tentu ada kebiasaan unik, salah satunya yang paling menarik pastinya di Indonesia.
Ngabuburit menjadi salah satu tradisi dan budaya di bulan Ramadan yang ada di Tanah Air. Sebagai negara dengan mayoritas umat Islam yang banyak, istilah ngabuburit ini begitu familiar dan tersohor pastinya di telinga kita, dan semua yang menjalankan ibadah puasa pasti tahu kegiatan ini. Namun, tentunya sebagai pengguna istilah tersebut, perlu sekiranya bagi kita untuk mengetahui maksud dari kata tersebut. Yuk kita cari bersama-sama EDOOers!
Pengertian Ngabuburit
Ngabuburit adalah sebuah kegiatan dalam rangka menunggu waktu berbuka puasa atau menunggu adzan maghrib tiba. Istilah ngabuburit ini lebih familiar bagi kalangan generasi muda yang mempunyai banyak waktu kosong saat menjalankan ibadah puasa. Waktu kosong inilah yang biasa disebut dengan ngabuburit.
Sedangkan, ngabuburit sendiri kerap diisi dengan berbagai kegiatan-kegiatan positif. Ada beberapa rekomendasi kegiatan ngabuburit positif yang bisa EDOOers lakukan di antaranya seperti, pesantren kilat, olahraga ringan, berburu takjil di pasar kaget/Ramadan, membaca buku dengan aplikasi EDOO, membuat kerajinan tangan, berkebun, kong kow-kong kow dengan sahabat, dan lain sebagainya. Beberapa daerah-daerah di Indonesia bahkan pula memiliki tradisi ngabuburitnya masing-masing, lho EDOOers.
Edoo – Perpustakaan Digital Sekolah
Asal-Usul Kata Ngabuburit
Selama ini kata ngabuburit banyak digunakan hampir di semua wilayah di Indonesia. Tapi faktanya, kata ngabuburit tersebut berasal dari bahasa Sunda, lho EDOOers. Kata ngabuburit tersebut selanjutnya menjadi identik dengan Ramadan, karena ibadah Puasa sangat identik dengan menunggu waktu berbuka yakni pada waktu sore hari.
Edoo – Perpustakaan Digital Sekolah
Kata ngabuburit sendiri sebetulnya berasal dari bahasa Sunda “burit” yang mempunyai arti waktu menjelang sore atau petang. Kata dasar dalam bahasa Sunda tersebut, selanjutnya memperoleh imbuhan nga-, serta mendapatkan repitisi dalam pengucapannya, sehingga kata burit dengan tambahan imbuhan serta repitisi berubah menjadi kata ngabuburit.
Mengutip dari sumber Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit ialah lakuran (penggabungan dua kata menjadi satu) dalam bahasa Sunda dari ngalantung ngadagoan burit, yang mempunyai makna bersantai-santai sambil menunggu waktu sore.
Apabila dilihat dari segi morfologi, ada beberapa istilah atau kata dalam bahasa Sunda yang mempunyai kesamaan dengan kata ngabuburit yang memperoleh imbuhan dan pengulangan suku kata pertama.
Beberapa contoh kata dalam bahasa Sunda lainnya yang mempunyai unsur morfologi serupa, yaitu ngabebetah (nyaman), ngabeubeurang (menunggu siang hari), dan ngadeudeket (dekat). Meskipun sangat indentik dengan bulan Ramadan, istilah ngabuburit kalau di daerah asalnya sendiri tak melulu hanya dilakukan di bulan Ramadan, melainkan sehari-hari kala menungu adzan Maghrib, lho EDOOers.
Proses Persebaran Istilah Ngabuburit di Indonesia
Meskipun berasal dari bahasa Sunda, istilah atau kata ngabuburit untuk sekarang ini sudah merajalela dipakai secara umum di beberapa daerah di Indonesia. Namun, bagaimana sih proses perserbaran penggunaan istilah tersebut di masyarakat? Yuk, EDOOers kita telisik lagi lebih dalam!
Banyak orang menyebut kata ngabuburit ini berarti berbagai kegiatan yang dilakukan sebelum berbuka puasa. Umumnya, ngabuburit dilaksanakan pada waktu berkisar antara pukul 15.30 sampai pukul 17.30 waktu setempat atau sering disebut ba’da Ashar.
Menurut, Hawe Setiawan selaku Ketua Lembaga Budaya Sunda, Universitas Pasundan Bandung mengatakan, meskipun tidak dapat merinci kapan istilah ngabuburit mulai digunakan masyarakat Indonesia sebagai salah satu tradisi dalam bulan Ramadan, tetapi beliau meyakini kegiatan tersebut telah dilakukan sejak lama. Apabila diperkirakan istilah ngabuburit yang berasal dari bahasa Sunda tersebut, mulai menyebar dan populer ke daerah-daerah lainnya di Indonesia sekitaran tahun 1990-an.
Lebih lanjut, Hawe Setiawan mengatakan, fenomena persebaran istilah ngabuburit tersebut tidak lepas dari peranan media yang menjadi sarana paling masif dalam menyebarkan istilah ngabuburit. Hawe percaya bahwa kekuatan faktor media sangat kuat, sehingga istilah ngabuburit itu dikenal secara luas. Selain itu, istilah ngabuburit sendiri cukup mudah dilafalkan oleh penutur nonbahasa Sunda, sehingga demikian istilah tersebut semakin mudah untuk diterima oleh masyarakat Indonesia.
Sementara itu, menurut Pemerintah Serang Kota, istilah ngabuburit sendiri muncul dan mulai tersebar pada tahun-80an. Istilah ngabuburit sering digunakan oleh para pemuda di Tanah Pasundan, khususnya kota Bandung kala itu.
Pada tahun tersebut, di Bandung sering diadakan acara musik dengan berjudul ngabuburit. Acara tersebut begitu kental dengan unsur islami, mulai dari pengisi acara atau penonton yang sama-sama memiliki tujuan sama mencari hiburan dalam rangka menanti waktu berbuka puasa.
Nah, Itulah penjelasan menganai istilah ngabuburit yang kerap dilupakan. Meskipun berasal dari bahasa Sunda, ngabuburit sangat akrab di kebudayaan bulan Ramadhan di Nusantara. Bagaimana, EDOOers sudah siap menjalankan tradisi ngabuburit di bulan Ramadan kali ini? Nah, by the way EDOOers, biasanya kamu kalo ngabuburit suka ngapain nih? Jajan nyari takjil? Jalan-jalan? Atau tadarusan mungkin? Yuk, isi kegiatan ngabuburit pada bulan Ramadan tahun ini dengan berbagai kegiatan positif dan bermanfaat ya EDOOers!