EDOOers pastinya pernah merasakan viralnya minuman Mixue, hingga mencoba permainan lato-lato, bukan? Kalau kamu tipe yang selalu suka mengikuti tren terkini, wajar-wajar aja, sih. Sebab perilaku manusia cenderung mengikuti sesuatu yang tengah viral saat ini, hal tersebut biasa disebut dengan istilah bandwagon effect.
Apabila EDOOers selalu merasa ingin membeli sesuatu yang sedang tren atau selalu ingin mengikuti style selebgram yang lagi naik daun, nah fenomena tersebut dikenal dengan bandwagon effect. Meskipun fenomena ini umumnya tidak berbahaya, namun perilaku tersebut dapat menimbulkan dampak buruk bagi kehidupanmu lho EDOOers jika tidak diperhatikan baik-baik.
Apa itu Bandwagon Effect ?
Bandwagon effect merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah fenomena psikologi di mana seseorang cenderung mengikuti tren, sikap, gaya, dan lain sebagainya, karena melihat banyak orang turut melakukan hal yang sama pula. Singkatnya, bandwagon effect ialah fenomena ikut-ikutan.
Secara ilmu psikologis Bandwagon effect bisa mendorong bias kognitif manusia yang membuat seseorang ataupun kelompok salah dalam mengambil sebuah keputusan akibat dorongan dari faktor eksternal maupun faktor internal.
Alasan kenapa fenomena ini dinamakan bandwagon effect adalah karena ternyata istilah bandwagon mengacu pada sebuah kereta yang membawa band di sebuah parade di abad 19 silam. Pada tahun 1848, seorang penghibur bernama Dan Rice berkeliling ke seluruh bagian negara untuk mengkampanyekan Presiden Amerika Serikat yaitu Zachary Taylor.
Edoo – Perpustakaan Digital Sekolah
Kereta musik yang dioperasikan Rice ialah inti dari acara kampanye tersebut, dan dia mendorong mereka yang hadir untuk turut ikut serta dan mendukung Taylor dengan sebuah kalimat, “Jump on the bandwagon”. Meskipun awalnya bandwagon effect merupakan konsep yang lumrah digunakan di dunia perpolitikan, namun di abad ke-21 bandwagon effect dapat terjadi di seluruh aspek kehidupan manusia.
Penyebab Bandwagon Effect
Fenomena bandwagon effect terjadi karena pengaruh internal dari dalam diri manusia dan juga eksternal dari orang lain maupun kelompok, apalagi yang mempunyai exposure yang sangat tinggi, misalnya orang terkenal atau selebgram.
Faktor eksternal yang menjadi penyebab fenomena bandwagon effect ini adalah bermula dari konformitas orang-orang yang memiliki exposure tinggi di sosial media. Selain itu, ada juga pengaruh interpersonal ketika orang-orang terdekat kita menginformasikan mengenai hal viral dan membuat kita mengikutinya.
Sementara itu, faktor internal yang menjadi penyebab fenomena bandwagon effect ialah di antaranya ada seseorang yang memiliki perasaan curiosity atau rasa penasaran, FOMO alias takut ketinggalan ketika tidak mengikuti apa yang tengah tren atau viral, dan ingin dianggap keren oleh banyak orang karena selalu update mengikuti tren kekinian. Selain itu hal lain yang menjadi faktor internal ialah dasar keinginan manusia untuk diterima di suatu kelompok agar terciptanya perasaan aman bila melakukan hal yang dilakukan mayoritas
Dampak Bandwagon Effect
Sebenarnya, bandwagon effect bisa memberikan dampak positif maupun dampak negatif, tergantung bagaimana seseorang menyikapi dirinya. Contoh dari dampak positif fenomena bandwagon effect ialah tren olahraga dan gaya hidup sehat yang baik untuk diikuti. Selain itu, tren berinvestasi di pasar saham, emas atau kripto juga bagus untuk kalangan generasi muda di masa depan asal mempunyai dan mempelajari dengan benar ilmunya.
Fenomena bandwagon effect yang menjalar di masyarakat sringkali lebih banyak dampak buruknya, seperti mudah bersikap impulsif, terbawa arus, tidak mempunyai pendirian, sulit berpikir kritis, dan membuat seseorang melompat ke sebuah kesimpulan. Maksudnya, seseorang bakalan dengan mudah melakukan suatu hal tanpa memikirkan apakah hal tersebut benar atau tidak, penting atau tidak.
Cara Menghindari Dampak Buruk Bandwagon Effect
Setelah EDOOers mengetahui dampak buruk bandwagon effect. Lebih baik sekiranya sebelum mengikuti tren terkini, EDOOers perlu melakukan beberapa hal berikut ini agar tidak membuahkan penyesalan di kemudian hari.
- Jangan terlalu mudah percaya terhadap saran dari orang lain. Pertimbangkan dengan lebih matang dan lakukan evaluasi secara mandiri serta bersikap kritis. Periksalah pula siapa yang pertama kali membuat tren tersebut dan apakah ada maksud terselubung, sehingga akhirnya dapat memutuskan untuk ikutan atau tidak.
- Jangan terburu-buru mengambil sebuah keputusan. Berilah jeda waktu untuk berpikir minimal sehari, agar keputusan yang EDOOers buat tidak mencelakai ataupun mergikan diri sendiri di kemudian hari.
- Umumnya orang yang mengikuti sebuah tren agar bisa diterima di sebuah kelompok itu kebanyakan memaksakan dirinya. Mulai dari sekarang, EDOOers perlu tanamkan pikiran bahwa tidak perlu memaksakan diri untuk mengikuti suatu kelompok. Pilihlah lingkungan dan kelompok yang memang sesuai dengan EDOOers. Baik itu dari segi nilai yang dipegang maupun pola perilaku yang ada.
Nah, menjadi seseorang yang punya bandwagon effect nggak ada salahnya, kok EDOOers. Namun perhitungkan terlebih dahulu berbagai alasan, sebelum pada akhirnya menerapkan perangai tersebut di kehidupan sehari-hari kalian. Fenomena bandwagon effect dapat menjadi sesuatu yang baik atau buruk, tergantung bagaimana EDOOers menyikapinya dan di lingkungan seperti apa EDOOers berada.
Ingat, jangan sampai jati diri EDOOers hilang dan keselamatanmu terabaikan hanya karena ingin eksis dan merasa diterima pada suatu kelompok, ya. Lakukanlah sesuatu yang positif sebaik mungkin, sesuai keinginanmu agar dapat bermanfaat baik untuk dirimu maupun orang lain. Salam Literasi untuk Edukas