Media pembelajaran bagi seorang guru guna melancarkan proses pembelajarannya tak harus mahal. Hal tersebut, seperti yang dilakukan seorang Ibu Guru bernama Lili Gusni yang membuat sebuah media pembelajaran dengan botol bekas dan dinamai botol pintar. Berkat media pembelajaran tersebut siswa-siswinya dapat belajar dengan asyik dan bermakna.
Profil Ibu Guru Lili
Lili Gusni merupakan guru sekaligus wali kelas IV UPT SDN 28 Indrapura, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Pada Perayaan Hari Guru Nasional 2022, Lili Gusni memperoleh penghargaan sebagai guru Inovatif dan Inspiratif tahun 2022 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, berkat inovasi pembelajaran yang dibuatnya yaitu botol pintar. Pada kesempatan itu pula, Lili Gusni bisa bertemu secara langsung dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Inovasi pembelajaran botol pintar yang diinisiasi oleh Lili Gusni tersebut tujuannya untuk mengajarkan literasi dengan permainan botol pintar. Mempunyai kesenangan dalam mendokumentasikan media pembelajarannya ke Tiktok, Ibu Guru Lili mendaftarkan video-video inovasi pembelajarannya termasuk botol pintar ke seleksi Guru Teladan Kemdikbud. Alhasil beliau pun terpilih sebagai guru teladan pada kategori Cerita Inovatif dan Inspiratif.
Lili Gusni awalnya hanya seorang guru honorer dan bisa menjadi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada tahun 2021, berkat semangat pantang menyerahnya dalam mendidik siswa-siswinya.
Dongeng menjadi salah satu cara Ibu Guru Lili supaya siswa-siswinya tidak bosan dan tetap mendengarkan pelajaran. Lili menciptakan inovasi metode pembelajaran dengan botol dan menggabungkannya dengan caranya mendongeng. Akhirnya inovasi media pembelajaran tersebut diberi nama botol pintar.
Cara Kerja Media Pembelajaran Botol Pintar
Media pembelajaran botol pintar terdiri dari beberapa jenis botol. Ada jenis botol yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang di mana siswa harus memilih sendiri pertanyaan tersebut. Selanjutnya ada juga jenis botol yang berisi hadiah (reward) untuk yang berhasil menjawab pertanyaan.
Terakhir, ada jenis botol yang berisi hukuman (punishment). Namun, tentu hukuman yang dimaksud ialah hukuman yang mendidik. Contohnya saja siswa yang menjawab salah diminta menyanyikan lagu Garuda Pancasila, dan yang lain sebagainya.
Cara kerja botol pintar diawali dengan Ibu Guru Lili akan mendongengkan sebuah legenda. Salah satu cerita dongen legenda yang sering beliau bacakan adalah Bawang Merah dan Bawang Putih.
Sebelum memulai cerita dongeng, siswa-siswi mulai membuat permainan dengan media botol pintar. Ibu Guru Lili memilih botol-botol bekas untuk dipakai supaya lebih hemat dan ramah lingkungan.
Selanjutnya, para siswa diminta memotong botol minuman berukuran kecil dan besar. Setelah dipotong menjadi empat bagian, setiap botol akan dijadikan sebagai botol pertanyaan, botol jawaban, botol reward, dan botol hukuman. Barulah setelah itu, Ibu Guru Lili memulai membacakan cerita dongengnya.
Setelah selesai ceritanya, siswa yang telah dibagi perkelompok akan berebut untuk maju. Setiap kelompok dipersilahkan untuk mengambil pertanyaan yang terdapat di botol kecil. Tujuan dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah supaya siswa–siswi bisa berpikir kritis dan tentunya bisa menyampaikan pendapat didepan umum. Contoh dari pertanyaan-pertanyaan tersebut di antaranya, apakah yang kamu ketahui tentang tokoh dalam cerita dongeng itu? Dapatkah kamu menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita dongeng itu? Apa pesan moral dari cerita dongeng bawang merah dan bawang putih?”.
Nah, bagi siswa-siswi yang bisa menjawab pertanyaan tersebut akan mendapatkan reward, sedangkan yang menjawab salah akan mendapatkan hukuman mendidik. Kemudian untuk reward yang diberikan Ibu Guru Lili seperti berupa makanan kecil atau sabun yang beliau bungkus dalam kemasan plastik.
Metode pembelajaran botol pintar yang Ibu Guru Lili terapkan tersebut dalam mata pelajaran bahasa Indonesia menuai antusiasme yang positif dan tinggi dari siswa-siswinya. Berkat metode ini pula, siswa-siswi merasa dilibatkan secara penuh dalam pembuatan media pembelajaran botol pintar tersebut.
Hobi Menulis dan Terbitkan Beragam Karya
Lili Gusni ternyata selain sebagai guru, beliau juga menjadi Fasilitator Daerah Program PINTAR (Fasda) Tanoto Foundation. Selain itu, Ibu Guru Lili juga mempunyai hobi menulis. Beliau beberapa kali menuliskan opini-opini yangsempat dimuat di media massa, hingga menerbitkansebuah karya buku.
Karya terakhir dari Ibu Guru Lili mengangkat kisah dan pengalamannya selama mengajar di sekolah. Tema toleransi menjadi pokok cerita dalam karyanya tersebut serta dalam karyanya Ibu Guru Lili menekankan pentingnya toleransi antar sesama.
Alasan utama dipilihnya tema toleransi dalam karya Ibu Guru Lili, karena di lingkungan sekolah dan masyarakat ada yang Cina, Kristen, Muslim, Budha dan lainnya. Maka dari itu, jika toleransi tidak diajarkan sejak dini akan sangat berbahaya dan akan rentan sekali timbul pergesekan sosial.
Sungguh sebuah kisah inspiratif dari Ibu Guru Lili dengan inovasinya yaitu botol pintar yang patut dijadikan teladan untuk para guru di seluruh Indonesia. Oleh sebab itu, mari kita sama-sama tingkatkan semangat untuk selalu berjuang dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas, khususnya kepada siswa-siswi yuk lebih ditingkatkan lagi semangat belajarnya ya. Kamu tahu kisah inspiratif lainnya dari guru ataupun siswa lainnya? Share di kolom komentar ya.