Skip to content

Bulan Gemar Membaca & Hari Kunjung Perpustakaan Sebagai Pemantik Minat Baca

Berdasarkan dari survey data menurut studi Programme for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organization for Economic Co-Operation and Develepment (OECD) tahun 2019, tingkat literasi Indonesia menjejaki peringkat ke-62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara peringkat bawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Hal tersebut tentu memprihatinkan sekali, karena kualitas SDM merupakan aset penting bangsa. Oleh sebab itu pembahasan kali ini mengenai Bulan Gemar Membaca & Hari Kunjung Perpustakaan agar bisa menjadi pemantik minat baca masyarakat.

Minat membaca pada masyarakat Indonesia itu masih lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Meskipun kemajuan teknologi internet dan fasilitas perpustakaan di daerah sudah terpenuhi, jika tidak timbul rasa dalam diri untuk gemar membaca maka semua faktor tadi tidak akan maksimal dimanfaatkan.

Pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19 sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas luar biasa untuk mencapainya. Langkah yang bisa kita awali dalam peningkatan kualitas SDM adalah membudayakan gemar membaca buku.

Bagi orang-orang yang berkecimpung di dunia perpustakaan Indonesia, bulan September merupakan bulan yang begitu istimewa karena bulan September adalah Bulan Gemar Membaca, sedangkan tanggal 14 September diperingati sebagai Hari Kunjung Perpustakaan.

Lahirnya Hari Kunjung Perpustakaan berawal dari kekhawatiran pemerintah terhadap angka melek huruf dan keterampilan membaca yang begitu kecil saat itu di Indonesia. Sebenarnya dengan membaca, suatu bangsa atau negara dapat mewujudkan cita-cita mulianya.

 

Sejarah Bulan Gemar Membaca & Hari Kunjung Perpustakaan

Tidak banyak orang awam yang tahu bahwa 14 September merupakan Hari Kunjung Perpustakaan. Sejarah lahirnya Hari Kunjung Perpustakaan dimulai sejak 14 September 1995 yang ditetapkan oleh Presiden Soeharto. Selain juga penetapan Hari Kunjung Museum, pada saat itu juga dicanangkan Bulan Gemar Membaca pada setiap bulan September.

Lahirnya Bulan Gemar Membaca & Hari Kunjung Perpustakaan berawal dari dari Ketetapan Presiden Soeharto kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI dengan surat nomor 020/A1/VIII/1995 pada tanggal 11 Agustus 1995. Surat tersebut berisikan usulan-usulan pencanangan hari kunjung perpustakaan pada tanggal 14 September 1995.

Isi surat tersebut sebagai berikut, “Presiden Soeharto memiliki harapan dengan adanya ketetapan tersebut dapat memberikan tujuan yang positif bagi gerakan aktivis intelektual di Indonesia, terutama di dalam menyebarkan budaya membaca generasi bangsa Indonesia.”

Sementara itu, ide mengenai Bulan Gemar Membaca & Hari Kunjung Perpustakaan tersebut lahir dari pemikiran Mastini Hardjoprakoso yang memiliki kedekatan dengan Ibu Negara Tien Soeharto waktu itu. Bagi yang belum tau mengenai Mastini Hardjoprakoso, sudah pernah kami bahas dalam artikel sebelumnya.

Mastini Hardjoprakoso merupakan Kepala Perpustakaan Nasional pertama yaitu pada tahun 1980-1998. Pada hakikatnya, semangat membaca bangsa Indonesia sudah ada sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno. Namun, semangat itu kian meredup seiring dengan perkembangan zaman yang mulai melunturkan nilai membaca.

Telah disebutkan dalam Majalah Himpunan Perpustakaan Chusus Indonesia (HPCI) yang ditulis oleh Mastini Harjo Prakoso, bahwa Indonesia pernah menjadi negara yang produktif dalam menerbitkan berbagai judul buku. Hal tersebut terkait dengan semangat Presiden Soekarno yang dikenal gemar membaca kala itu, serta beliau mendukung penuh dalam kegiatan penerbitan termasuk aktivitas membaca untuk menjadikan pemberantasan buta huruf, sebagai prioritas pertama.

Terbukti pada tahun 1963, banyak terbitan buku di Indonesia dikenal dunia. Bahkan pihak swasta sudah mulai berani bergelut dalam membangun berbagai usaha dan bisnis penerbitan buku di Indonesia. Hal itu menjadi perhatian Amerika sebagai negara adidaya. Bahkan pihak negara Amerika membeli buku terbitan Indonesia dengan juga membangun kantor cabang Perpustakaan Nasional Amerika Serikat di Indonesia.

Selain negara Amerika Serikat, Badan Literasi Belanda Koninklijk Instituut voor Taal –, Land – en Volkenkunde (KITLV) juga memutuskan untuk mengakuisisi terbitan indonesia di bidang ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan. Selanjutnya, negara Australia juga membuka perwakilan kantor Perpustakaan Nasional dan menunjuk agennya untuk membeli beragam buku terbitan Indonesia, terkhusus dalam bidang ilmu pengetahuan sosial. Inilah yang menjadi bukti nyata bahwa dulunya masyarakat Indonesia mempunyai minat membaca yang cukup tinggi.

Zaman sekarang ketika mengakses informasi sangat terbuka luas dan sudah adanya inovasi teknologi perpustakaan digital, tentu rendahnya minat baca di Indonesia merupakan hal yang ironis sekali.

Sepatutnya budaya membaca buku ditanamkan sejak anak berusia dini. Supaya generasi muda terbiasa dalam mencintai literasi, karena dengan membaca, cakrawala berpikir akan terbuka dan menyerap banyak ilmu pengetahuan, sedangkan perpustakaan adalah tempatnya orang-orang yang lapar akan wawasan, dan haus akan ilmu pengetahuan.

Melalui momentum Bulan Gemar Membaca, maka hal yang bisa dilakukan sebagai salah satu bentuk gerakan gemar membaca adalah membangun inovasi sarana prasarana pendukung seperti aplikasi perpustakaan digital sekolah yg EDOO kembangkan, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), program literasi inovatif dan lain sebagainya.

Diharapkan keberadaan sarana prasarana pendukung tersebut bisa menjadi alternatif dalam mencari informasi dan wawasan yang menyenangkan, efektif, mudah, sekaligus dapat menambah pengetahuan.

Demikian ulasan mengenai sejarah dan pentingnya Bulan Gemar Membaca & Hari Kunjungan Perpustakaan untuk dapat menyadarkan bangsa Indonesia betapa krusialnya ilmu pengetahuan, dan betapa bermanfaatnya menggeliatkan kegemaran membaca untuk menyongsong cita-cita mulia bangsa Indonesia untuk lebih maju.

Tahun ini pula, tepat 28 tahun peringatan Bulan Gemar Membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan, perpustakaan di seluruh Indonesia diharapkan mampu berinovasi menjadi lokomotif penggerak dalam meningkatan minat baca dan menyadarkan pentingnya bacaan berkualitas di tengah-tengah masyarakat. Selamat merayakan Bulan Gemar Membaca & Hari Kunjungan Perpustakaan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *