Skip to content

SMP Muhamadiyah 10 Yogyakarta Tingkatkan Literasi Sekolah Lewat Podcast Sebagai Karya

Program yang dilakukan suatu sekolah sangat menentukan prestasi bagi sekolah itu sendiri. Program yang tepat akan menjadikan sekolah, guru dan siswanya semakin memiliki kompetensi dan meraih prestasi untuk mengharumkan nama sekolah. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta guna meningkatkan budaya literasi sekolah. Pihak sekolah membuat suatu program podcast sebagai karya audio content sekolah.

Salah satu program yang dapat disesuaikan dengan potensi sekolah adalah Podcast. SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta telah mengembangkan program podcast satu ini dengan nama PODLISA. Program podcast sebagai karya audio content dapat menjadi keunggulan suatu sekolah di tengah tren video podcast saat ini.

Banyak content creator maupun influencer membuat sebuah audio content dengan berbasis siaran radio. Hal tersebut menjadi menarik karena podcast menjadi ajang diskusi aktraktif menyangkut permasalahan-permasalahan yang sedang viral saat ini. Artinya pembicaraan tersebut menjadi bahan bahasan oleh berbagai kalangan terutama generasi muda.

Program podcast yang dikembangkan oleh SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta yang dinamakan PODLISA merupakan kepanjangan dari Podcast Literasi Muhdasa. Sampai detik ini, program podcast dari SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta sudah berjumlah enam episode yang bisa ditonton di channel youtube SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta.

Pada episode ke enam ini PODLISA mengangkat sebuah tema yaitu “Muhdasa Luncurkan E-Library”. Tujuan dari podcast episode ke enam ini yakni harapanya melalui podcast ini nanti seluruh warga sekolah mengenal lebih dalam penggunaan e-Library EDOO.

Perlu diketahui peluncuran e-Library atau perpustakaan digital di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta ini pada tanggal 22 Desember 2022 kemarin yang bertepatan juga dengan milad sekolah yang ke 45 tahun. Pada kesempatan program PODLISA episode ke enam ini, pihak sekolah mendatangkan dua bintang tamu dari Aksaramaya yang akan mengupas seluk beluk tentang perpustakaan digital. Dua bintang tamu tersebut yaitu Hari Nuryanto selaku Chief Operational Aksaramaya dan Wahid Hidayah selaku Fasilitator EDOO powered by Aksaramaya.

Pada podcast PODLISA tersebut Pak Wahid menyampaikan, bahwa terkait perpustakaan digital menurut versi dari Aksaramaya sendiri ada suatu perbedaan. Perbedaan tersebut yaitu antara perpustakaan digital dengan digitalisasi perpustakaan. Jadi kalau digitalisasi perpustakaan adalah suatu bentuk otomatisasi atau teknik di perpustakaan, sedangkan untuk perpustakaan digital adalah lebih condong menjadikan perpustakaan konvensional menjadi sebuah aplikasi digital seperti contohnya aplikasi EDOO. Lebih tepatnya perpustakaan digital itu kurang lebih mengalihwahanakan dari yang cetak atau konvensional untuk bertransformasi menjadi digital.

Terkait pernyataan Pak Wahid di atas mengenai perpustakaan digital, Hari Nuryanto, pun juga menambahkan, sebetulnya era kita saat ini sudah era digital. Jadi tidak satu hal pun yang tidak ter digitalkan dan cepat atau lambat kita harus mengarah ke digitalisasi tersebut. Namun semua itu pastinya membutuhkan proses, seperti dulu kita awalnya belanja hanya secara offline dan berubah menjadi online seperti saat ini.

Kepedulian kita tentang literasi dan pustaka maka mendorong kami Aksaramaya untuk membuat aplikasi EDOO agar pelayanan perpustakaan secara digital akan memudahkan siswa ketika mau pinjam buku. Siswa pun tidak perlu harus datang ke perpustakaan, cukup siswa dengan membuka HP atau laptop. Kemudian siswa tersebut tinggal memilih buku mana yang ingin dibaca. Pada hal ini juga termasuk pustakawan tidak perlu repot-repot lagi memilihkan buku dan menagih kapan buku itu harus dikembalikan oleh pemustaka.

Berkat keunggulan teknologi di perpustakaan digital semua warga sekolah dimudahkan. Harapannya mudah-mudahan teknologi perpustakaan digital ini dapat diimplementasikan di seluruh sekolah di Indonesia. Selain itu juga harapannya tidak ada lagi jarak antara siswa, konten digital, dan pustakawan, karena sudah tidak ada jarak lagi. Jadi mau liburan, mau baca buku dimana pun atau kapan pun tetap bisa dengan adanya teknologi perpustakaan digital EDOO ini.

Menurut Pak Hari sistem peminjaman buku dengan EDOO sendiri sudah otomatis yaitu ketika nanti pemustaka misalnya meminjam dua buku secara bersamaan dengan deadline waktu peminjaman 3 hari, maka si pemustaka tersebut harus mengembalikan kedua buku yang telah dipinjam, jika ingin meminjam buku yang ketiga. Apabila belum dikembalikan setelah habis masa waktu 3 hari pinjam akan secara otomatis buku tersebut kembali dengan sendirinya, sehingga nanti bisa dipinjam oleh siswa yang lain, menarik sekali kan.

Lebih lanjut Pak Hari menambahkan, buku-buku yang dari penerbit-penerbit itu yang ada di dalam aplikasi EDOO, pihak sekolah harus membelinya terlebih dahulu. Namun, ada buku-buku yang  diberikan secara gratis oleh Aksaramaya yaitu seperti buku-buku BSE dari Kemdikbud dan Kemenag yang berjumlah 1300 judul buku.

Jadi siapa pun diperbolehkan untuk meminjam buku itu sebebas-bebasnya, karena tidak ada yang harus dibayarkan untuk negara dan gratis untuk kita sebagai bahan meningkatkan literasi sekolah. Selain itu juga ada buku-buku yang berasal dari konten internal sekolah yang berupa materi pembelajaran guru, karya-karya siswa dan segala macam konten digital termasuk podcast PODLISA ini untuk diakses.

Perihal manfaat perpustakaan digital juga dipaparkan oleh Pak Hari dalam podcast PODLISA ini, ia menjelaskan bahwa manfaat pertama perpustakaan digital adalah bahwa siapapun stakeholder di sekolah bisa termudahkan dengan adanya perpustakaan digital ini. Bahkan pemustaka atau pustakawan dapat berinteraksi dengan mudah ketika menggunakan perpustakaan digital ini.

Manfaat kedua dengan perpustakaan digital itu kontennya tidak dibatasi hanya pada ebook (buku) saja. Tentunya dengan perpustakaan digital yang sudah mulai canggih ini. EDOO juga menyediakan beberapa konten digital dengan beragam format seperti video hingga audio yang sudah dikurasi sesuai kebutuhan siswa. Podcast PODLISA ini pun juga bisa dijadikan konten internal sekolah berbentuk audio-video di aplikasi.

Terkait pemanfaatan perpustakaan digital EDOO, Pak Wahid juga menuturkan, apabila sekolah ingin mengembangkan gerakan literasi sekolah. Melalui fitur-fitur unggulan EDOO bisa lebih enak dan mudah merealisasikannya, karena di aplikasi EDOO itu pada dashboardnya pustakawan bisa melihat aktivitas dari para pemustaka yang dari siswa ataupun guru.

Maka dari itu, nantinya di akun EDOO milik guru bisa melihat para siswanya sebagai pemustaka aktif atau tidak dalam mengakses konten-konten pembelajaran digital di aplikasi, serta guru juga bisa tahu untuk hari ini itu siapa saja yang aktif mengakses buku. Siapa saja itu nanti bisa kelihatan, karena di aplikasinya langsung tersedia data analitiknya.

Keberadaan program podcast PODLISA di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta ini tentunya akan membawa dampak positif yang luar biasa bagi sekolah, khusunya bagi siswa. Podcast dalam hal ini bisa mengasah kemampuan maupun keterampilan siswa dalam berbicara, berbahasa, menjadi pendengar yang baik, belajar hal-hal baru, melatih siswa untuk selalu berfikir positif, meningkatkan literasi, dan masik banyak lagi yang lainnya. Podcast juga akan lebih mengasah kecerdasan siswa dalam menangkap ide-ide atau pesan yang akan dicernanya melalui tanya jawab dalam kegiatan podcast.

Berbicara tentang podcast, tentunya program ini banyak manfaatnya. Tidak hanya sebagai pendengar saja, podcast bisa menjadi sarana dalam menyalurkan hobi bagi siswa yang menyukai diskusi tentang suatu topik tertentu. Bahkan dalam suatu kegiatan bisnis pun, podcast bisa digunakan sebagai salah satu upaya kegiatan branding. Salah satunya pada podcast PODLISA episode ke enam ini menjadi sarana mensosialisasikan tentang adanya perpustakaan digital yang telah dilaunching oleh SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta untuk meningkatkan literasi sekolah.

Sebab itulah, podcast sebagai karya hadir ditengah-tengah kita dan menjadikan konten digital ini populer pada jaman milenial saat ini. Kehadiran podcast bisa menjadi program unggulan setiap sekolah untuk mencetak kemajuan prestasi siswa, melatih dan mengasah keterampilan berbahasa siswa agar lebih baik, serta manfaatnya benar-benar terasa untuk seluruh warga sekolah dalam upaya meningkatkan literasi sekolah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *