Libur telah tiba, sudah saatnya bagi EDOOers untuk pergi berlibur bersama keluarga tercinta di momen liburan sekolah seperti saat ini. Apakah EDOOers memperhatikan sesuatu yang menarik yang ditemukan di berbagai tempat wisata, sekolah, atau di sekitar rumah saat ini? Yap benar sekali, akan banyak ditemukan penjual mainan anak yang menawarkan mainan latto-latto. Sekarang ini sedang trend mainan viral latto-latto yang dimainkan oleh banyak anak sekolah.
Mulai dari anak prasekolah sampai anak-anak SD bahkan anak SMP dan SMA pun juga sedang menggandrungi permainan latto-latto ini. Sepertinya memang susah sekali untuk saat ini anak-anak menghindari godaan bermain latto-latto. Jadi, mau tidak mau anak-anak sekolah pasti akan memainkan latto-latto tersebut karena melihat teman sekitarnya.
Apa Itu Latto-Latto?
Dilansir dari The Guardian, mainan viral latto-latto juga disebut clackers ball ini merupakan pendulum dengan dua bola pemberat serupa yang terikat pada sebuah tali dengan cincin di atasnya. Permainan ini populer sejak tahun 1960-an. Ketika dimainkan, dua bola pemberat atau pendulum tersebut akan memantul satu sama lain dan menimbulkan bunyi “klak” yang memuaskan.
Sedangkan menurut sumber dari laman The Washington Post, latto-latto adalah sebutan bagi dua bola kecil berbahan plastik yang digantung serta dikaitkan dengan satu tali gantungan sama di atasnya. Melalui sekali hentakan tangan, bola plastik tersebut akan memantul, memukul bola lainnya, dan begitu seterusnya.
Tujuan dari mainan viral latto-latto menurut sumber yang dikutip dari Ravalli Republic adalah memungkinkan dua bola saling beradu secepat mungkin dan sekeras mungkin, sehingga berbunyi beruntun.
Dampak Positif & Negatif Latto-Latto
Bagaimanapun juga, setiap keberadaan permainan pastinya mempunyai dampak positif maupun negatif atau plus dan minusnya. Dampak positif mainan viral latto-latto ini adalah mengajarkan anak-anak untuk belajar focus, berkonsentrasi, ketelatenan, ketelitian dan kesabaran. Nah, itulah sisi positif dari permainan latto-latto yang ternyata ada gunanya untuk menstimulasi masa tumbuh kembang anak.
Sedangkan untuk dampak negatif mainan viral latto-latto sendiri, terkhusus bagi anak-anak prasekolah yang masih labil dalam hal pengendalian emosi. Bagi anak-anak prasekolah tersebut dampak negatifnya akan bisa melukai dirinya sendiri atau bisa merusak benda di sekitarnya saat asal lempar mainan viral latto-latto ini, karena kurangnya pengawasan orang tua. Oleh sebab itu, sebagai orang tua perlu membimbing dan mengawasi anak, agar memainkan latto-latto dengan bijak dan bertanggung jawab.
Fakta-Fakta Permainan Latto-Latto
Saking viralnya belakangan permainan latto-latto ini banyak terdapat di unggahan-unggahan video di TikTok. Bahkan, baru-baru ini saja mainan legendaris tersebut ikut muncul sebagai easter egg di poster ucapan Hari Ibu Nasional milik Presiden Jokowi. Berikut 5 fakta terkait mainan viral latto-latto ini.
- Alat Pembelajaran Fisika
Aslinya sedari awal latto-latto diciptakan bukan sebagai mainan. Melainkan sebagai alat pembelajaran dari ilmu fisika. Bandulan plastik tersebut digunakan untuk menjelaskan pada anak mengenai hukum Newton 1 dan hukum Newton 3.
Hukum Newton 1 dan 3 tersebut adalah hukum fisika yang membahas tentang benda akan selalu mempertahankan keadaannya yang diam atau gerak lurus beraturan dan benda menghasilkan efek aksi-reaksi. Namun, anak-anak sekolah yang kreatif di seluruh dunia. Akhirnya justru menemukan fungsi lain dari latto-latto ini yakni sebagai alat untuk bermain.
2. Mainan Sederhana Dengan Beragam Nama
Sebenarnya beragam nama permainan latto-latto ini hanyalah proses asimilasi dan penamaan dari warga lokal di berbagai daerah. Permainan ini asalnya dari benua Eropa dan Amerika yang muncul mulai di akhir tahun 60-an hingga makin populer di awal tahun70-an.
Pada saat itu orang-orang memberikan banyak sebutan terhadap permaianan ini antara lain, clackers, click-clacks, knockers, ker-bangers dan clankers. Penamaan tersebut aslinya berdasarkan merek produk dari pabrik pembuatnya masing-masing.
Sedangkan di Indonesia sendiri, lebih tepatnya di Sulawesi Tengah, mainan latto-latto dinamai tok-tok. Bagi daerah Sulawesi Utara dinamakan toki-toki, dan ternyata setiap daerah di Indonesia memiliki namanya masing-masing seperti katto-katto dan etek-etek. Anak-anak perkotaan permainan ini populer dengan nama Clackers Toys atau Latto-Latto Toys.
3. Mirip Dengan Senjata Tradisional Amerika Selatan
Tahukah EDOOers bahwa permainan latto-latto ini mirip dengan senjata tradisional warga Amerika Selatan yaitu bolas. Senjata bolas ini digunakan untuk berburu oleh para gaucho Amerika Selatan. Cara menggunakan senjata bolas dengan cara dilempar dan akan mengikat pada kaki atau bagian yang diinginkan dari hewan buruan.
Terlepas dari bentuknya yang sangat mirip dengan senjata berburu bolas. Namun kenyataannya saat EDOOers kurang hati-hati saat memainkan permainan ini, tidak jarang akan mengakibatkan berbagai luka memar di sekujur pergelangan tangan atau bagian tubuh lainnya.
4. Sempat Menjadi Mimpi Buruk Orang Tua dan Dilarang Secara Hukum
Latto-latto atau clackers ball awalnya terbuat dari kaca temper (kaca yang dikeraskan), akan tetapi karena sifatnya bisa pecah dan bisa membuat serpihan kaca tersebut beterbangan seperti pisau kecil yang sangat berbahaya.
Akhirnya pabrik produsen mainan ini beralih dengan menggunakan bahan plastik keras. Peralihan bahan baku ke plastik ini, tak berselang lama juga dihentikan dengan alasan masih tetap memiliki kemungkinan pecah karena pantulan yang lebih keras dan kuat dari ayunan anak-anak, hal ini akan menyebabkan cedera dan dapat mengenai wajah penggunanya. Bagi sebagian besar orang tua, melihat anaknya terluka karena sebuah permainan adalah mimpi buruk.
Ujung-ujungnya akibat kejadian tersebut, pihak Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat yang kira-kira semacam Badan POM (Pengawas Obat-obatan dan Makanan) di Indonesia melarang penjualan clackers ball di negara tersebut pada saat itu.
Selain FDA, ada juga Departemen Sekolah di New Bedford ikut memberikan peraturan agar menghentikan permaian clackers ball tersebut. Clackers ball tidak lagi diizinkan di setiap sekolah, apabila masih ada siswa yang terbukti melanggar maka clackers ball milik mereka akan disita oleh sekolah tersebut.
5. Kontroversi di Negara Mesir
Terlepas dari berbagai hal menarik dari permainan ini, sayangnya untuk anak-anak di negara Mesir sekitar tahun 2017 malah menjadi sebuah malapetaka. Hal tersebut terjadi karena adanya campur tangan isu politik yang bahkan menyebabkan pelarangan.
Permasalahan tersebut bermula ketika para masyarakat setempat sering menyebut permainan tersebut dengan “Sisi’s balls” atau “Bolanya Sisi”. Penyebutan tersebut dianggap menyinggung, karena katanya mengacu pada alat vital milik Presiden Mesir kala itu Abdel Fattah el-Sisi.
Tentu saja, ketika clackers ball populer, polisi-polisi disana mulai menangkap penjual dan menyita ribuan pasang mainan tersebut hanya karena sebuah alasan aneh yaitu mereka dianggap menyinggung pemerintah negara Mesir saat itu. Bahkan, Kementerian Pendidikan Mesir memerintahkan para guru untuk menyita mainan tersebut dari para siswa di sekolah-sekolah milik negara.
Itulah sekilas pembahasan tentang mainan viral latto-latto yang akhir-akhir ini banyak diperbincangkan. Permainan ini bisa menjadi alternatif dalam mengisi waktu anak-anak sekolah ketika liburan tiba, latto-latto sebuah permainan yang menarik dan seru, ya? Semoga dengan pengawasan orang tua dan kehati-hatian dalam bermain, nggak ada yang sampai tangannya cedera karena bermain ini! Jadi, EDOOers ikutan tren mainan viral latto-latto ini juga nggak nih? Yuk share di kolom komentar ya!!.