Era disrupsi yang terus berkembang pesat seperti saat ini mendorong perubahan tata kelola kehidupan manusia menjadi bentuk digital yang lebih canggih, salah satunya adalah di bidang kearsipan seperti perpustakaan. Oleh sebab itu, perpustakan digital juga sepatutnya dikembangkan pula di sekolah-sekolah. Pada pembahasan kali ini kita akan belajar bersama bagaimana cara mengelola perpustakaan digital EDOO di sekolah.
Faktor lain seperti pandemi yang melanda diseluruh dunia, termasuk Indonesia membuat banyak kegiatan harus dilakukan secara daring atau online. Bahkan, pada sektor pendidikan pun melakukan kegiatan pembelajaran secara daring dan jarak jauh sehingga setelah pandemi pun kita sudah terbiasa dengan pemanfaatan teknologi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar.
Lantas, apa yang bisa mendukung kegiatan pembelajaran ini agar tetap berlangsung? Betul sekali, adanya perpustakaan digital seperti EDOO akan sangat membantu proses pembelajaran yang diperuntukkan kepada siswa dan guru.
Perpustakaan sekolah dalam hal ini pun sejak pandemi, juga sangat terdampak akibat hal tersebut. Minimnya kunjungan pemustaka karena keterbatasan yang diberlakukan PPKM selama pandemi.
Namun demikian, sebenarnya agar siswa-siswi dapat tetap bisa menikmati dan memanfaatkan koleksi perpustakaan sekolah, instansi sekolah bisa menggunakan perpustakaan digital sekolah EDOO.
EDOO merupakan sebuah platform perpustakaan digital sekolah yang berguna untuk mendukung kegiatan belajar mengajar secara online dan offline, dilengkapi dengan beberapa fitur unggulan di antaranya, ePustaka, eClass, Ujian, Tryout, Data Analytic dan fitur media sosial untuk berinteraksi antar pengguna. Edoo telah menggunakan teknologi Digital Rights Management (DRM) untuk mengelola dan melindungi konten digital yang ada dalam platform tersebut.
Perpustakaan digital ini telah digunakan di hampir 1000 sekolah di Indonesia. Hal tersebut juga menjadi stimulus bagi pengelola lembaga pendidikan untuk mengembangkan sistem digital pada perpustakaan sekolahnya, guna memudahkan akses bagi para siswa-siswi dalam hal informasi, cara peminjaman dan pemanfaatan perpustakaan selama 24 jam.
5 Cara Mengelola Perpustakaan Digital EDOO
Mengakses informasi dan ilmu pengetahuan dari buku-buku bacaan lainnya kini sudah terbantu dengan adanya perpustakaan digital. Perubahan kehidupan manusia yang dimanjakan oleh sistem online, membuat para stakeholder lembaga pendidikan terus berinovasi membangun perpustakaan digital yang lebih memudahkan dan memuaskan. Berikut beberapa cara mengelola perpustakaan digital EDOO agar lebih mudah diakses:
- Preparation
Pada tahap awal ini pustakawan atau pihak stakeholder sekolah harus mempersiapkan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk layanan perpustakaan digital EDOO. Kebutuhan paling mendasar dibangunnya perpustakaan secara digital adalah data profil sekolah untuk membuat ePustaka sekolah terlebih dahulu di aplikasi EDOO.
Selanjutnya, pengembangan perpustakaan digital yang baik harus didukung juga dengan sistem perangkat hardware dan software yang bagus pula. Tapi tenang saja, jika sekolah sudah kerjasama dengan pihak EDOO.
Pihak EDOO akan langsung bisa menyediakan semua kebutuhan hardware dan software tersebut. Semua komponen software dan hardware dari EDOO di masa depan juga bisa diaplikasikan dalam bentuk Smart Classroom, Pojok Baca, Mading Digital dan Library Everywhere.
2. Publikasi dan Sosialisasi
Tahukah kamu bahwa masalah yang paling krusial di Indonesia bukan pada persoalan sarana prasarana atau fasilitas baca yang mendukung. Akan tetapi masalah minat baca siswa yang masih kurang.
Masih menjadi kebiasaan, umumnya siswa mencari sumber bacaan hanya karena masalah tugas sekolah, kebutuhan untuk ujian dan sebagainya. Sedangkan kesadaran pribadi untuk membaca guna meningkatkan ilmu pengetahuan masihlah sangat minim.
Itulah pentingnya publikasi dan sosialisasi perpustakaan digital EDOO ke seluruh warga sekolah, sehingga mereka tahu bahwa ada banyak manfaat yang akan didapat dari menggunakan aplikasi EDOO dan banyak pula fitur-fitur unggulan dari aplikasi EDOO itu sendiri.
Perlu terus dipromosikan setiap saat layanan perpustakaan digital dari EDOO ini, dengan metode sosialisasi atau metode lainnya, agar bisa menumbuhkan kesadaran diri akan pentingnya ilmu pengetahuan.
3. Belajar Mengajar
Cara mengelola perpustakaan digital EDOO yang ketiga adalah dengan mengimplementasikan semua konten-konten digital yang masih bersifat konten eksternal tersebut untuk proses pembelajaran di kelas.
Konten digital dari aplikasi EDOO yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran ada banyak macamnya, misalnya eBook, eMagazine, eNewspaper, Audio (podcast), Video, eJournal, dan lain sebagainya. Ribuan konten digital yang berbentuk eBook di aplikasi EDOO itu berasal dari banyak penerbit atau publisher nasional maupun internasional, dan semua itu dapat dibeli oleh pihak sekolah sesuai dengan jumlah kebutuhannya.
Sedangkan, untuk konten eksternal yang bersumber dari Jutaan konten ada di internet, bisa dijadikan koleksi bagi sekolah dengan melakukan kurasi dan validasi. Kemudian baru bisa dijadikan sumber untuk belajar mengajar.
Koleksi ePustaka milik Lembaga, Perpustakaan Nasional (iPusnas), maupun Dinas Perpustakaan Pemerintah Daerah bisa pula diintegrasikan untuk menjadi koleksi antar digital library.
4. Membuat Konten Internal
Cara mengelola perpustakaan digital EDOO yang keempat adalah membuat konten-konten digital internal sekolah. Konten internal merupakan konten digital yang melibatkan warga sekolah atau madrasah dalam proses pembuatannya. Konten internal status hak ciptanya dimiliki oleh oleh lembaga atau sekolah sendiri dan dapat dijadikan koleksi ePustaka di EDOO.
Terdapat dua metode untuk memproduksi konten internal sekolah yang baik di antaranya, pertama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas maupun di luar kelas dapat dijadikan sumber koneten pembelajaran bagi siswa. Konten internal KBM yang bisa digitalisasi menjadi konten internal tersebut meliputi materi ajar guru, rekaman guru mengajar, tugas, latihan, ujian, laporan praktikum, dan laporan magang .
Kedua, Ekstrakurikuler Literasi Sekolah juga bisa menjadi konten internal milik sekolah. Caranya dengan menciptakan kegiatan ekstrakurikuler untuk memfasilitasi pengembangan bakat dan minat siswa dalam membuat konten literasi seperti jurnalistik dan broadcasting lalu kegiatan tersebut diubah dalam bentuk konten. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dilakukan berupa bedah buku, pelatihan menulis, pembacaan karya sastra puisi, musikalisasi sastra, dan lomba artikel/cerpen/puisi/karya ilmiah.
5. Evaluasi
Seperti pada program dan kegiatan sekolah lainnya, evaluasi dalam pengelolaan perpustkaan digital EDOO bagi sekolah harus selalu dilakukan secara terus-menerus. Evaluasi tersebut dilakukan dalam suatu periode tertentu untuk mengetahui apakah tujuan yang telah direncanakan sudah tercapai ataukah belum serta apakah pelayanan perpustakaan digital tersebut sudah dapat memuaskan warga sekolah.
Tingkat kepuasan pemustaka atau warga sekolah, sepatutnya harus selalu kita kontrol dan pantau. Agar hasil pemantauan bisat digunakan sebagai dasar untuk mengambil sebuah kebijakan apakah program perpustakaan digital perlu dikembangkan lebih lanjut, ditambahkan koleksi konten digitalnya atau disempurnakan lagi.
Nah, sangat mudah bukan EDOOcator cara mengelola perpustakaan digital EDOO untuk bisa dimanfaatkan oleh siswa, guru, ataupun juga tenaga pendidik lain, dan bahkan wali murid pun pun bisa menggunakannya.
Ayo! Sekolah yang ingin GO-DIGITAL bersama EDOO dan memanfaatkan fitur ini dapat chat ke kami melalui email ke partnership@aksaramaya.com atau WA/telfon kami di nomor 0859-1067-25577
Salam Literasi untuk Edukasi!