Skip to content

Bukan Cuma Avengers, Tiga Kerajaan Indonesia Ini Pernah Mengalami Civil War

Kata civil war kini terdengar keren serta kekinian akibat diperkenalkan oleh film Captain America ketiga yang menceritakan perang saudara antar sesama anggota Avengers. Tapi tahu nggak sih EDOOers, kalau civil war atau perang saudara pernah terjadi pada kerajaan di Indonesia dan jadi bagian sejarah terbentuknya Tanah Air? Yuk simak ceritanya.

Pada zaman dahulu kala, jauh sebelum datangnya masa penjajahan Belanda ataupun Jepang. Indonesia mempunyai banyak kerajaan. Keren kan? Ternyata kita nggak kalah juga lho sama Eropa. Kerajaan-kerajaan Indonesia ini berdiri, karena adanya suatu sebab dari masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia. Sama seperti film-film dan kisah-kisah di Eropa, kalau kerajaan Indonesia juga ada banyak EDOOers.

Konsep Civil War

Pernah juga di suatu momen sejarah di Indonesia, terjadi civil war pula EDOOers. Namun, civil war disini beda lo sama kayak yang terjadi di internal Avengers ya. Civil war yang dimaksud disini sama sekali nggak kayak film Captain America Civil War yang pahlawannya ada yang bisa terbang dengan teknologi canggih. Civil war artinya adalah perang saudara, yakni perang yang terjadi antar warga sipil di satu daerah yang sama untuk menguasai daerah tersebut.

Perang saudara lebih merujuk pada perselisihan antara dua pihak yang bukan merupakan kubu yang berlawanan, melainkan sekutu atau bahkan masih saudara. Perang tersebut terjadi karena dipengaruhi banyak faktor, mulai dari perebutan kekuasaan, hingga perbedaan ideologi ekstream yang akhirnya menciptakan bentrok.

Umumnya kebanyakan perang saudara terjadi dalam sebuah entitas politik. Peristiwa perang saudara atau civil war ini sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu ketika Nusantara masih berbentuk kerajaan-kerajaan.

Selain itu, alasan kenapa satu wilayah bisa saling perang saudara. Biasanya dipicu karena adanya yang nggak setuju dan nggak suka terhadap suatu pemerintahan. Maka dari itu, warga sipil saling melawan pemerintah untuk menguasai wilayahnya. Civil war juga dapat terjadi antarkeluarga yang sama-sama sedang memimpin pemerintahan yang berbeda. Ibaratnya kayak berantem, tetapi yang diperebutkan adalah kekuasaan dan takhta.

Kerajaan-Kerajaan Indonesia yang Pernah Mengalami Civil War

Terdapat beberapa perang saudara dalam sejarah kerajaan Indonesia yang menjadi sorotan, khususnya pada masa kerajaan Hindu-Buddha. Apa saja kisahnya? Berikut adalah daftar kisah perang saudara yang pernah terjadi di kerajaan-kerajaan Indonesia.

  1. Perang Paregreg Kerajaan Majapahit

Sekitar tahun 1404 – 1406 M terjadi perang saudara di kerajaan Majapahit yang dinamakan perang paregreg. Perang tersebut melibatkan menantu dan putra Raja Hayam Wuruk, yakni Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi.

Semuanya bermula dari wafatnya Raja Hayam Wuruk pada tahun 1389 M yang dijelaskan dalam kitab Negarakertagama. Akibat Raja Hayam Wuruk hanya memiliki seorang putri dari seorang Ratu, maka takhta kerajaan berikutnya diwariskan kepada Wikramawardhana, suami putri mahkota Kusumawardhani yang selaku anak menantu. Namun, hal tersebut mendapat protes dari Bhre Wirabhumi, yang merupakan putra Hayam Wuruk dari istri selir.

Tidak setuju dengan fakta bahwa Wikramawardhana yang menggantikan posisi menjadi Raja Majapahit kala itu. Bhre Wirabumi langsung melayangkan sebuah pemberontakan. Paragreg diartikan sebagai berjalan setahap demi setahap dalam bahasa Jawa kuno.

Perang Paragreg ini merupakan peristiwa perang saudara yang berlangsung selama bertahun-tahun, dan kemenangan juga terus berpindah-pindah. Terkadang dimenangkan keraton barat yang dipimpin Wikramawardhana, kadang pula oleh keraton timur yang dipimpin Bhre Wirabhumi. Puncak perang saudara tersebut, berhasil dimenangkan oleh Wikramawardhana pada perang terakhir.

Namun akibat Perang Paregreg ini menimbulkan kehancuran pada masa kejayaan Majapahit. Banyak wilayah-wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang melepaskan diri. Akibatnya, pemerintahan Majapahit benar-benar redup di tangan Raja Wikramawardhana.

  1. Kerajaan Panjalu Versus Kerajaan Janggala

Salah satu sejarah civil war berawal di Indonesia dari Raja Airlangga, yang saat itu memimpin Kerajaan Mataram Kuno menggantikan Raja Dharmawangsa. Pada tahun 1006 Kerajaan Mataram Kuno yang runtuh, Raja Airlangga memindahkan lokasi kerajaannya dan mendirikan kerajaan baru bernama Kahuripan di Jawa Timur.

Raja Airlangga mempunyai 2 putra, yaitu Samarawijaya dan Mapanji Grasakan. Tetapi persaudaraan dari kedua putranya tersebut tidaklah seperti persaudaraan pada umumnya. Sejak kecil, Samarawijaya dan Mapanji Grasakan saling bersaing dan berselisih ingin memperebutkan takhta dan kekuasaan. Maka dari itu, sesuai saran dari seorang Brahmana yang bernama Empu Bharada, Raja Airlangga akhirnya membagi wilayah kerajaannya menjadi dua wilayah.

Wilayah kerajaan yang dibagi untuk kedua anaknya menjadi bagian barat dan timur. Pada bagian sebelah barat milik Samarawijaya dengan kerajaannya yang bernama Kerajaan Panjalu, yang meliputi daerah Kediri dan Madiun. Sedangkan di sebelah timur milik Mapanji Grasakan, dengan nama Kerajaan Janggala, yang meliputi wilayah Malang, Surabaya, Rembang, dan Pasuruan.

Bukan berarti setelah dibagi sama rata wilayahnya jadi damai begitu saja, Eits, tunggu dulu. Walaupun wilayah udah dibagi-bagi dengan adil oleh Raja Airlangga, Samarawijaya dan Mapanji Grasakan tetap saling memicu konflik agar bisa berantem demi kekuasaan. Keduanya ingin menguasai seluruh wilayah Jawa Timur. Civil war pun tak terelakkan, dan pecah peperangan antara Kerajaan Panjalu dan Kerajaan Janggala. Perang saudara berlangsung sampai 60 tahun lamanya, dan akhirnya perseteruan berakhir saat Kerajaan Panjalu berhasil memenangkan perang terakhir. 

Pada saat itu Kerajaan Panjalu dipimpin oleh Raja Jayabaya, yang merupakan sosok pemimpin paling populer pada masanya. Setelah kemenangan yang diperoleh Kerajaan Panjalu, ibu kota Kerajaan Panjalu berpindah dari Dahanapura ke Kediri. Sejak saat itulah, Kerajaan Panjalu lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri.

  1. Civil War Kerajaan Kediri

Masa Kerajaan Kediri runtuh akibat konflik internal di dalam pemerintahannya. Peperangan terjadi di antara pengikut agama hindu dan budhha yang dinamakan Pertempuran Ganter. Peristiwa tersebut dikarenakan Raja Kertajaya menentang ajaran Hindu dengan meminta kaum Brahmana untuk menyembahnya seperti dewa. Raja Kertajaya sampai mengancam akan membunuh siapapun yang tidak menyembah dirinya.

Alhasil, pertempuran Ganter tak bisa dihindarkan. Pertempuran ini adalah salah satu peristiwa perang saudara antara Raja Kertajaya melawan pasukan Tumapel yang merupakan daerah yang berada di bawah kekuasaan Kediri di desa Ganter pada abad ke-13.

Kaum Brahmana yang sangat menentang ancaman dari Raja Kertajaya, dan akhirnya meminta tolong Ken Arok selaku penguasa dari Tumapel untuk membantu mereka mengalahkan Raja Kertajaya. Berhubung Ken Arok juga berambisi untuk menguasai seluruh wilayah Jawa Timur, ia setuju saat diminta tolong oleh kaum Brahamana.

Akhirnya Raja Kertajaya dapat dikalahkan oleh pasukan Tumapel dan perang dimenangkan oleh Ken Arok. Pada tahun 1222, Ken Arok mendirikan kerajaan baru yaitu Kerajaan Singasari di daerah Malang.

Jadi, seperti itulah sekilas cerita tentang civil war yang terjadi pada era kerajaan-kerajaan di Indonesia zaman dahulu. Menarik kan? Ternyata zaman dahulu itu sangat haus akan kekuasaan orang-orangnya, hingga jalan peperangan pun ditempuh. Jangan ditiru ya EDOOers! Nggak baik banget, ambil hikmahnya aja dari cerita sejarah tersebut.

Berbagai buku, audio, video yang membahas pelajaran Sejarah bisa didapatkan di EDOO. Silakan diakses dan semoga membuat lebih semangat belajar. Salam Literasi untuk Edukasi!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *