Skip to content

Trend Ekstrakurikuler eSports di Sekolah: Ini 3 Alasan yang Layak Dipertimbangkan

Pendidikan merupakan sebuah proses yang berkembang seiring dengan perubahan zaman. Pendidikan tidak hanya dibatasi oleh mata pelajaran tertentu tetapi juga hal-hal baru yang terjadi di dunia, seperti halnya eSports. Jika sebagian orang menganggap eSports cuma memiliki dampak negatif saja, maka belum lama ini terdapat wacana mengenai adanya trend ekstrakurikuler eSports di sekolah.

Sebagai salah satu bidang olahraga baru sekaligus sarana mengasah ketangkasan pikiran dan otak, eSports memang sedang dalam masa kepopulerannya dan menjadi pembahasan yang tidak pernah ada habisnya. Bahkan pada akhir tahun 2021 lalu sempat ramai mengenai adanya wacana eSports akan menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah.

Pesatnya perkembangan eSports dari waktu ke waktu dan tingginya minat siswa zaman sekarang terhadap jenis olahraga satu ini, tentunya berita tersebut menjadi angin segar bagi mereka. Meskipun wacana tersebut dibarengi dengan adanya kontradiksi yang muncul, khususnya di kalangan masyarakat dan orang tua siswa. Argumen banyak bermunculan bahwa main game bukan proses belajar, game bertujuan menghibur, dan game bisa menurunkan daya pikir siswa.

Apa itu Esports

Tentu saja, pernyataan di atas layak untuk diluruskan, pertama adalah perbedaan antara bermain game secara kasual dan eSports. Sebenarnya eSport merupakan singkatan dari electronic sports. Sedangkan secara definisi, eSport adalah jenis olahraga yang menggunakan peralatan elektronik seperti smartphone, komputer/PC, atau konsol game seperti PlayStation, Xbox, dan Nintendo.

Perlu diketahui bahwa eSports menggambarkan permainan video yang bersifat kompetitif dan terorganisir. Melalui eSports, dua tim dari kubu yang berbeda berhadapan dalam game yang sama untuk berlomba memenangkan pertandingan dan meraih juara pertama. Beberapa contoh game yang populer dalam eSports adalah Mobile Legends, Fortnite, League of Legends, Counter-Strike, Call of Duty, dan PUBG.

Memang berawal dari dunia gaming yang sama, tetapi antara bermain game kasual dengan eSports tidak bisa disamakan. Merujuk pada definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang membedakan eSports adalah eSports berhubungan erat dengan profesionalisme, sedangkan bermain game kasual sekedar mengisi waktu senggang atau hiburan belaka.

Electronic sports (eSports) sejatinya mempunyai kedudukan yang sama dengan olahraga konvensional pada umumnya seperti sepak bola, bola basket dan lain-lain. Esports juga mempunyai jenjang karir dan dan bahkan sudah dikompetisikan di ajang-ajang resmi olahraga seperti PON, Sea Games, dan Asian Games.

3 Alasan eSports Layak Dijadikan Ekstrakurikuler di Sekolah

Hingga sekarang ini, program ekstrakurikuler eSports di sekolah sudah diterapkan di beberapa sekolah saja di Indonesia. Lalu, sebenarnya apa saja, sih, alasan-alasan yang layak dipertimbangkan terkait esports dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah? Yuk, cari tahu jawabannya selengkapnya berikut ini.

  1. Pengaplikasian yang Mudah

Hadirnya ekstrakurikuler eSports di sekolah malah menjadi sesuatu yang mudah diterima oleh semua kalangan siswa. Tidak seperti kurikulum pendidikan yang umumnya membuat sebagian siswa sering merasa kebingungan mengenai hal-hal apa saja yang akan dipelajarinya.

Terlihat dari penelitian Pew Research Center pada tahun 2018, jumlah persentase hampir 97% siswa laki-laki dan 83% siswa perempuan pernah memainkan game. Sehingga dengan hadirnya ekosistem esport menjadi ekstrakurikuler di sekolah, tentunya akan sangat mudah diterima bagi siswa dan hanya tinggal pengawasan dari guru serta pelatih eSports yang mengarahkannya untuk kegiatan yang positif.

  1. Siswa Belajar Valuasi yang Baik

Melalui eSports tentunya bukan cuma sekedar bermain video game saja intinya. Melainkan juga mengajarkan berbagai hal-hal positif, misalnya mengenai kedisiplinan, manajemen waktu, hingga kerja sama dengan teman. Tak bisa dipungkiri kalau kerja sama menjadi soft skill yang paling dibutuhkan dalam bidang pekerjaan apapun. Nah, dengan dijadikannya eSports menjadi ekstrakurikuler di sekolah, maka skill kerja sama siswa juga akan ikut terasah lewat game-game yang dimainkan.

Selain itu dengan hadirnya eSports menjadi ekstrakurikuler di sekolah ini, maka bakat non-akademik siswa akan lebih bisa terlatih juga,  namun tetap dalam jalur yang benar sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran siswa. Hal-hal positif tersebut lama kelamaan apabila terus ditanamkan ke siswa tentunya akan berdampak baik ke depannya. Sehingga diharapkan siswa mempunyai kemampuan atau soft skill lain untuk menunjang masa depannya kelak.

  1. Menunjang Studi Lanjut

Sekarang sudah banyak universitas-universitas yang sudah menonjolkan program-program studi yang berkaitan dengan era industri 5.0 yang tengah berjalan ini. Bahkan ada juga universitas yang memberikan jalur masuk melalui prestasi non akademik seperti prestasi di bidang eSports, serta juga ada yang memberikan fasilitas berupa beasiswa bagi atlet eSports yang berprestasi.

Maka tidak heran juga ada jurusan-jurusan seperti programmer game, desain grafis, hingga Ilmu komputer mulai dilirik banyak siswa yang mau melanjutkan studinya ke jenjang kuliah. Sehingga dengan dasar mengenai ekosistem game yang telah dibangun sejak masa sekolah dapat dijadikan kesempatan untuk bisa masuk ke jenjang karir yang lebih baik saat kuliah hingga bekerja nantinya. Industri eSports sendiri bukan cuma sekedar pemain, namun terdapat manajemennya, pelatih, bagian marketing, hingga talent.

Nah, seperti itulah tadi beberapa alasan yang kenapa ekstrakurikuler eSports layak ada di sekolah. Apabila ditanya apakah esports dapat masuk pada ranah sekolah atau tidak? Jawabannya, ya, eSports dapat masuk ke sekolah pada kegiatan ekstrakurikulernya, kehadirannya tak perlu dicemaskan.

Tidak ada unsur pemaksaan atau kewajiban bagi sekolah-sekolah untuk menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler esports ini. Bagi sekolah yang memiliki daya dukung sarana prasarana yang bagus, silahkan masukan eSports dalam daftar kegiatan ekstrakurikuler. Namun, bagi sekolah yang belum siap, ya tidak dapat dipaksakan juga.

Kalau menurut EDOOcator dan EDOOers, kira-kira layak nggak, sih, kalau ekstrakurikuler eSports di sekolah? Yuk share di kolom komentar ya! Cek koleksi konten konten pengembangan diri lainnya melalui layanan aplikasi EDOO di Play Store atau versi web. Salam Literasi untuk Edukasi!