Seorang guru yang baik, harus mempunyai standar kompetensi pedagogik yang baik pula. Salah satu aspek kompetensi pedagogik adalah penguasaan metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Seperti yang EDOOcator ketahui, ada banyak sekali jenis metode pengajaran yang bisa digunakan guru untuk mengajar.
Model pengajaran inovatif yang bisa dilakukan oleh guru di kelas yaitu dengan menerapkan metode pengajaran role playing (bermain peran). Sesuai namanya, metode ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat kreativitas siswa sebab pada metode ini, siswa dituntut untuk menjalankan peran-peran tertentu.
Pengertian Metode Pengajaran Role Playing
Secara pengertian metode Role Playing adalah metode pengajaran dengan menghadirkan peran-peran dalam materi atau peristiwa agar siswa dapat memberikan penilaian, pendapat, kritik terhadap suatu permasalahan. Dalam penerapannya, beberapa siswa diberikan kesempatan mengekspresikan suatu tokoh, kemudian siswa lainnya ditugaskan untuk mengamati jalannya drama.
Metode Pengajaran Role Playing menuntut siswa untuk memainkan seseorang karakter dalam bentuk drama. Selain itu, para siswa juga diharuskan mendalami karakter tersebut dengan baik, mulai dari bahasa tubuh, ekspresi, dan pikiran si karakter. Dengan cara mempelajari seluruh seluk beluk karakter.
Kegiatan pengajaran yang menerapkan metode Role Playing tersebut diharapkan mampu menjadi bahan refleksi diri bagi setiap siswa. Agar siswa dapat memberikan penilaian kepada pembelajaran yang telah dilaksanakannya, serta mampu memberikan saran/alternatif pendapat untuk pengembangan peran-peran tersebut.
Bermain peran menjadi teknik yang dapat membuat siswa mengeksplorasi situasi, kondisi, atau kejadian realistis dengan berinteraksi dengan siswa lain untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa. Metode pengajaran role playing ini juga mampu meningkatkan kemampuan kerjasama, komunikasi, problem solving, hingga menginterpretasikan suatu kejadian.
Langkah-Langkah Melakukan Metode Role Playing
Berikut merupakan langkah-langkah yang kudu EDOOcator pahami dan kuasai. Berikut adalah penguraiannya:
- Persiapan
Pada tahap ini, guru memperkenalkan para siswa dengan suatu kasus/permasalahan terkait materi yang akan dipelajari. Permasalahan atau kasus yang itu bisa muncul dari hasil pemikiran siswa atau sengaja telah disiapkan oleh guru.
Guru pada tahap awal ini juga dapat memberikan motivasi kepada siswa, agar lebih bersemangat ketika mengikuti pembelajaran dengan metode tersebut. Hal ini penting dilakukan, karena proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif bisa membuat siswa jadi penuh semangat dan termotivasi. Sehingga akan sangat mendukung keberhasilan pembelajaran dengan metode role playing ini.
- Memilih Pemeran Drama
Pada tahap kedua ini, guru mulai mendeskripsikan karakter dalam drama. Setelah itu guru akan memilih pemeran dalam drama, atau siswa dan guru dapat bermusyawarah terkait pemilihan pemeran drama. Namun, sebaiknya guru memberikan kesempatan pada siswa yang berminat untuk mengajukan diri sendiri. Hal tersebut akan membuat siswa akan lebih percaya diri.
- Menunjuk Siswa Menjadi Pengamat
Selain memilih pemeran, seorang guru harus dapat menunjuk siswa lainnya untuk menjadi pengamat (observer). Pengamat dipersiapkan dengan matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan. Tujuannya agar semua siswa turut andil dalam menghayati serta mengalami peran yang dimainkan. Peran pengamat disini juga mampu meningkatkan kemampuan analisis siswa.
- Mendekorasi Setting Cerita
Setelah semua pemain dan pengamat jalan cerita terpilih. Maka guru harus melibatkan siswa dalam kegiatan mendekorasi ruangan kelas menjadi panggung pertunjukkan. Tahap ini pula, para siswa dapat membangun kerjasama dengan siswa maupun siswi lain yang sebayanya.
- Memainkan Peran
Apabila semua tahapan persiapan sudah beres, selanjutnya adalah memainkan peran masing-masing karakter. Metode pengajaran peran atau Role Playing lazimnya dilaksanakan secara spontanitas. Mungkin pada awalnya banyak siswa mengalami kebingungan ketika memainkan perannya atau bahkan tidak sesuai dengan peran yang dia lakukan seharusnya.
Meskipun sebelumnya siswa tersebut sudah mencoba menghafal, memahami karakter dan membaca garis besar cerita yang akan ditampilkan. Tidak menutup kemungkinan juga ada siswa yang memainkan peran yang bukan perannya. Tahap ini, guru mengemban tugas untuk mengawasi dan mengarahkan siswa. Selain itu guru hatus bisa mengarahkan jalannya pertunjukkan. Guru juga bisa menghentikan drama ketika sudah dianggap cukup mampu menyampaikan isi materi dalam cerita yang seharusnya diberikan kepada siswa.
- Diskusi dan Evaluasi
Selepas pertunjukkan sudah selesai, guru dapat mengajak para siswa untuk mendiskusikan dan mengevaluasi permainan yang tadi ini. Maka langkah awal adalah menganalisis hasil permainan drama. Setelah itu siswa yang terlibat menjalankan peran diminta agar mengemukakan pendapat dan perasaan mereka tentang peran yang dimainkan.
Selanjutnya, guru membuka diskusi dengan melontarkan sebuah pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Guru harus arahkan drama itu pada realitas kehidupan nyata. Kemudian ajak para siswa untuk melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakoninya, serta ajak siswa membandingkan bagaimana hal terjadi di alur ceita terjadi di dunia nyata. Beri mereka kesempatan untuk memberikan usulan perbaikan seperti berganti peran atau mengubah alur ceritanya.
- Membagikan Pengalaman dan Menyimpulkan
Pada tahap terakhir ini siswa diminta menyampaikan pengalamannya selama mengikuti metode pengajaran role playing ini. Selanjutnya siswa diharuskan membuat sebuah kesimpulan terkait materi yang mereka pelajari dengan cara bermain peran.
Misalnya adalah siswa akan membagikan pengalaman tentang bagaimana siswa mengalami sebuah kegagalan dalan ujian nasional. Kemudian guru mengajak siswa membahas bagaimana sepatutnya siswa menghadapi kondisi tersebut dengan bijak, upaya apa yang yang harus dilakukan supaya hal tersebut tidak terjadi, dan lain sebagainya.
Seperti halnya metode pengajaran yang lain, Role Playing juga mempunyai tujuan yang pada dasarnya untuk mengembangkan kapabilitas seorang siswa. Namun terdapat tujuan terkhusus yang menjadi andalan dari metode pengajaran Role Playing, yaitu meningkatkan solidaritas dan empati pada siswa.
Dalam mendalami sebuah peran atau karakter lain, tentu siswa mau tidak mau, akan mempelajari setiap perasaan dan tingkah laku yang diperankankan. Secara tidak langsung, siswa akan mulai memahami dan bisa memberikan pengertian tentang orang lain. Dalam artian pada diri siswa akan mulai tumbuh sikap toleransi dan mudah memahami sudut pandang orang lain.
Nah, itulah tadi sedikit informasi terkait metode pengajaran Role Playing. Bapak/ibu guru dapat juga mempraktekkan metode ini untuk pengajran di kelas. Semoga informasi dari kami bisa membantu dan tujuan proses pembelajaran yang diharapkan bisa tercapai dengan maksimal. Semangat mengajar!!!!
Berbagai buku, audio, video yang membahas pola pikir Metode Pengajaran Role Playing dan referensi untuk mengajar bisa didapatkan dengan mudah di EDOO. Silakan diakses dan semoga membuat lebih bersemangat dalam menambah wawasan. Salam Literasi untuk Edukasi!