Skip to content

Ini 4 Persepsi Salah Soal Covid-19 yang Masih Diyakini Masyarakat

Sumber: Satgas Penanganan Covid-19

Survei AC Nielsen bekerja sama dengan UNICEF kepada 2.000 responden pada enam kota besar di Indonesia menunjukkan sebanyak 31,5% responden menerapkan seluruh perilaku 3M secara disiplin, yaitu Mencuci Tangan, Menjaga Jarak dan Memakai Masker. Sebanyak 36% hanya melakukan dua dari perilaku 3M dan 23,2% melakukan satu perilaku. Kemudian, sebanyak 9,3% tidak melakukan 3M sama sekali.

Hasil survei ini disampaikan Rizky Ika Syafitri, UNICEF Communications Development Specialist dalam Dialog Produktif  dengan topik Keterlibatan Masyarakat dalam Respon Pandemi Covid-19, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), di Jakarta, Rabu (4/11/2020).

Dia mengatakan masyarakat masih banyak yang belum menerapkan 3M karena masih meyakin persepsi yang salah. Ini dia 4 persepsi salah soal Covid-19 di masyarakat hingga saat ini, seperti dilansir dari informasi resmi Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

  1. Salah: Mengasosiasikan Covid-19 Dengan Aspek Negatif

Mayoritas responden mengasosiasikan Covid-19 dengan aspek negatif. Menurut survei UNICEF, sebanyak 69,6% responden di 6 kota besar di Indonesia mengaitkan Covid-19 dengan aspek negatif seperti, berbahaya, menular, darurat, mematikan, menakutkan, khawatir, wabah, pandemi, dan penyakit.

Namun, sebenarnya ketakutan apabila dimanfaatkan dengan benar, kemudian bisa mengarahkan ke arah perilaku yang lebih baik. Karena kalau tidak diolah dengan baik, ketakutan ini hanya akan jadi ketakutan saja, tidak menjadi aset untuk mengolah perubahan perilaku.

2. Salah: Orang yang Kelihatan Sehat, Tidak Menularkan Penyakit

Selanjutnya, konsep kesalahan persepsi bahwa orang yang kelihatan sehat, dianggap tidak bisa menularkan penyakit juga menjadi faktor rendahnya penerapan perilaku menjaga jarak di kalangan masyarakat.

Apabila dianalisa secara individual, menjaga perilaku jaga jarak (47%) lebih rendah daripada memakai masker (71%) dan mencuci tangan (72%). Khusus untuk jaga jarak, didapatkan ternyata ada aspek norma sosial yang berperan di sini misalnya, merasa tidak enak menjauh dari orang lain, orang lain yang mendekat ke saya atau berpikir bahwa semua orang juga tidak menjaga jarak.

3. Salah: Saya dan Orang Lain Sehat, Kenapa Harus Jaga Jarak?

Kemudian, yang tidak kalah menonjol adalah salah persepsi, saya sehat atau orang lain sehat kenapa harus jaga jarak. Kelihatannya konsep Orang Tanpa Gejala (OTG) masih belum betul-betul berada di benak masyarakat.

Perlu bagi masyarakat luas mengetahui konsep OTG, karena masyarakat menjadi merasa tidak perlu menjaga jarak. Apabila masyarakat mengetahui lebih jauh lagi soal cara penularan COVID-19, diyakini bahwa masyarakat akan melakukan pencegahan lebih disiplin lagi. Semakin baik pengetahuannya semakin berhubungan dengan perilaku pencegahan penularan Covid-19 yang lebih baik dan disiplin.

4. Salah: Covid-19 Menular Hanya Dari Bersin

Sebagian responden berpikir bahwa penularan Covid-19 melalui orang yang batuk dan bersin (71%). Hanya 23-25% responden yang menyebutkan penularan Covid-19 melalui berbicara dan bernafas. Ini menjelaskan mengapa jaga jarak dianggap tidak terlalu perlu saat berbicara dengan orang lain selama lawan bicara tidak batuk atau bersin.

Untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya perubahan perilaku ini, penting juga untuk mengetahui media penyalurannya yang tepat. Sumber informasi yang paling dipercayai masyarakat mengenai Covid-19 ini adalah media massa televisi, kemudian diikuti oleh koran, radio, media sosial, WhatsApp Group, pemberitaan media online, dan situs internet.

Pentingnya edukasi lebih lanjut membantu membentuk kerangka pikir pada masyarakat agar mengubah perilaku pencegahan Covid-19 lebih disiplin lagi. Pastikan untuk penanganan Covid-19 masyarakat mengakses sumber-sumber yang bisa dipertanggungjawabkan. Sumber informasi resmi dapat dibuka di laman www.covid19.go.id, yang juga menyediakan fitur hoax buster untuk memastikan informasi tersebut benar atau hoaks. *