Sejak beberapa tahun terakhir gedung ber-arsitektur futuristik mulai bermunculan di Indonesia, yaitu gedung yang dibangun berdasarkan prediksi dan rencana masa depan, tidak terkait dengan masa lalu. Tidak hanya efisien, hemat energi dan ramah lingkungan, arsitektur futuristik biasanya unik, megah dan menarik.
Kemegahan bangunan pada sejumlah kota besar di dalam negeri, terutama Jakarta, menjadi salah satu bukti prestasi sektor konstruksi di Indonesia. Sebagai penghargaan kepada semua pelaku jasa dan industri di bidang konstruksi, PT Indocement Tunggal Perkasa menginisiasi peringatan Hari Bangunan Indonesia setiap tanggal 11 November. Tujuannya memperkuat kerja sama untuk mempercepat pembangunan berkualitas, efisien, ramah lingkungan dan mampu menjawab kebutuhan Indonesia di masa depan.
Di Jakarta dan sekitarnya, sebagai kota terbesar di Indonesia, kamu tentunya sudah mulai bisa melihat satu persatu gedung futuristik berdiri tegak di antara bagunan-bangunan lain. Berikut lima di antaranya.
1. Universitas Bina Nusantara (Binus) Alam Sutera
Kampus Universitas Bina Nusantara (Binus) di Jalan Jalur Sutera Barat Kavling 21, Alam Sutera, Tangerang, dibangun dengan arsitektur futuristik. Dalam keterangan yang dilansir di laman resmi Binus, konsep pembangunan Gedung Kampus Universitas Bina Nusantara Alam Sutera adalah modern, smart and green campus, tetapi tetap mengedepankan kemudahan dan efiensi dari sisi perawatan.
Menara terdiri dari 21 lantai ini, dirancang dalam bentuk serangkaian kotak-kotak unik, yang ditumpuk secara vertikal tak beraturan dan menjadikan ikon tersendiri di kawasan Alam Sutera. Penggunaan materialfinishing pada setiap kotak juga dibuat berbeda. Perbedaan ini melambangkan berbagai fakultas, jurusan, program studi dan ilmu pengetahuan yang diajarkan di kampus. Sedangkan, modern karena pemilihan material high-tech.
Bangunan gedung ramah lingkungan. Ada taman gantung secara vertikal pada balkon dan bentuk bangunan kotak tak beraturan secara vertikal tersebut dapat mengaplikasi hemat energi karna sinar matahari dan udara alami masuk ke dalam bangunan dengan leluasa. Pengelolaan air kotor dari pengguna bangunan diolah terlebih dahulu di sebuah sewage treatment plan (STP) dengan sistem aeration yang memiliki kapasitas 450 m3 per hari sebelum dibuang ke riol kota.
2. Universitas Multimedia Nusantara (UMN)
Universitas Multimedia Nusantara (UMN) memang sering mengkampanyekan diri sebagai kampus yang perduli dengan efisiensi energi, sehingga berkomitmen membangun gedung-gedung perkuliahan yang hemat energi. Gedung New Media Tower milik UMN memenangkan Asean Energy Award tahun 2014 kategori Energy Efficient Building dan Tropical Building.
UMN juga berencana menambah bangunan-bagunan hemat energi di masa mendatang hingga tahun 2030. Dari tota luas lahan, lahan terbuka untuk taman akan disediakan sebesar 40 persen. Sehingga, hanya 60 persen akan dibangun gedung-gedung hemat energi kampus UMN di Jalan Scientia Boulevard, Gading Serpong, Tangerang, Banten
3. Wisma 46 – Kota BNI
Gedung Wisma 46 memiliki ujung runcing di atasnya menyerupai bentuk pena tinta, sehingga sering disebut sebagai bangunan Pulpen. Wisma BNI 46 dibangun tahun 1996 dan menjadi pelopor gedung futuristik di Jakarta, bahkan Indonesia. Dia menjadi ikon skyline Jakarta selama lebih dari dua dekade sebelum akhirnya gedung-gedung futuristik bermunculan.
Wisma 46 dirancang oleh perusahaan arsitektur terkenal di dunia, Zeidler Partnership Architects, yang juga membangun sejumlah proyak properti terkenal di dunia, seperti Canada Place di Vancouver dan Media Park di Cologne, Jerman. Wisma 46 telah menerima sertifikasi ISO 9001 : 2015 untuk Kepuasan Pelayanan Tamu dan Tim Manajemen
Wisma 46 dimiliki oleh PT Swadharma Primautama, aliansi Yayasan Dana Pensiun BNI, Salim Group dan Lyman Group. Wisma 46 berdiri di lahan Kota BNI Kota seluas 16 hektare di Jakarta Pusat. Di kawasan ini terdapat juga Shangri-La Hotel dan Shangri-La Residences, dan kondominium Casa Domaine.
4. Singature Tower
Signature Tower Jakarta dicanrang dengan standar tinggi dan mewah. Tinggi bangunan 638 meter, terdiri dari 111 lantai terhitung dari atas permukaan tanah (ground). Semua bagian bagunan terintegrasi dan memilki manfaat, sehingga sangat efisien. Penggunaan lahan juga sangat efisien, sehingga jika menjadi investasi, modalnya akan cepat kembali.
Lokasinya di Sudirman Central Business District yang akan digunakan untuk hotel dan perkantoran. Pemiliknya adalah PT Grahamas Adisentosa. Pengembang Artha Graha Group dan PT Grahamas Adisentosa dengan desain arsitektur Smallwood, Reynolds, Stewart dari PDW Architects. Struktur tekniknya dirancang oleh PT Gistama Intisemesta dan Thornton Tomasetti.
Sama seperti bangunan futuristik lain, Singature Tower juga dirancang untuk menghemat energi listrik dan berkelanjutan atau ramah lingkungan. Konsep ini dilakukan dari material bangunan yang mengurangi penggunaan energi serta memaksimlakan bahan daur ulang. Bangunan ini akan menjadi ikon baru Jakarta, tetapi proses pembangunan banyak yang ditunda akibat Covid-19.
5. Regatta Tower
Regatta Tower berlokasi di Jalan Raya Pantai Mutiara TG-1D, Jakarta Utara, DKI Jakarta. Regatta Tower berdiri di lahan seluas 2,4 hektare. Bangunan hotel setinggi 163 meter berbentuk aerodinamis menghadap ke Laut Jawa dan di sekitarnya ada 10 menara apartemen.
Menara hotel melambangkan mercusuar dan apartemen melambangkan kapal yang sedang berlayar. Kompleks memenangkan FIABCI (International Real Estate Federation) Prix d’Excellence Awards tahun 2010.
Desain dan konstruksi dilakukan oleh Arsitek WS Atkins dengan pengembang Badan Kerjasama Mutiara Buana (BKMB). Sedangkan teknisi strukturalnya adalah Davy Sukamta & Partners dengan kontraktor utama Total Bangun Persada.
Semua menara apartemen dinamai kota pelabuhan besar di dunia, yaitu Dubai Tower, Monte Carlo Tower, Rio de Janeiro Tower, Miami Tower, London Tower, New York Tower, Shanghai Tower, Sydney Tower, Tokyo Tower dan Acapulco Tower. *