Tantangan mencegah penyebaran Covid-19 di Indonesia masih banyak. Tidak hanya karena belum ada vaksin dan obatnya atau masih banyak masyarakat yang belum menjalankan protokol kesehatan. Tidak kalah pentingnya adalah stigma masyarakat terhadap penderita Covid-19..
Stigma adalah pandangan negatif yang sering tidak mendasar terhadap kelompok atau seseorang yang dianggap berbeda dan lebih rendah. Masyarakat yang tidak paham terhadap cara penularan Covid-19 memberikan stigma terhadap orang yang dinyatakan diduga dan positif terinfeksi Covid-19.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat untuk tidak membuat stigma terhadap pasien Covid-19 karena jika mendapatkan perawatan yang benar dan sesuai dengan protokol kesehatan, maka penyebaran virus akan dapat dicegah secepat mungkin.
- Penderita Covid-19 Semakin Menderita
Ketua Jaringan Rehabilitasi Psikososial Indonesia (JRPI) Dr Irmansyah mengemukakan akibat stigma penyakit yang dipandang sebagian orang harus dijauhi, dianggap sumber masalah dan sangat negatif, serta sangat mempengaruhi pemulihan penderita.
Orang terkonfirmasi positif Covid-19 di stigma luar biasa yang membuat mereka tertimpa beban ganda, sudah mengalami penyakit dan dijauhi lingkungan sosial. Ini suatu kondisi yang tidak menguntungkan karena penderita akan semakin menderita. Dia tidak hanya berjuang mengalahkan virus di dalam tubuhnya, tetapi juga secara psikologis merasa direndahkan dan ditolak.
Penderita bisa semakin stress dan tertekan. Orang yang tertekan juga akan menurunkan daya tahan tubuh atau imunitasnya, sehingga kemampuan tubuhnya terhadap untuk melawan virus akan berkurang. Selain itu, dari sisi psikologis bisa berdampak negatif, bahkan jika dia sudah sembuh nantinya.
2. Menyembunyikan Gejala
Dengan adanya stigma, ada kecenderungan bagi masyarakat untuk menyembunyikan simptom. Jika dibiarkan kondisi ini akan semakin berbahaya karena penderita tidak mengakui dirinya mengalami gejala terinfeksi Covid-19, sehingga tidak mendapatkan perlakuan dan perawatan yang dibutuhkan.
Stigma orang terkonfirmasi Covid-19 dianggap lebih berbahaya walaupun sudah sembuh yang membuat mereka dijauhi. Anggota Tim Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Urip Purwono, mengatakan stigma selalu muncul manakala ada pandemi, seperti ebola, HIV/AIDS, kusta/lepra, gangguan jiwa, dan Covid-19.
3. Mempersulit Memutus Rantai Penyebaran Virus
Selain tidak mendapatkan perawatan karena menyembunyikan gejala, pasien yang positif terinfeksi Covid-19 juga bisa menyebarkan virus. Kondisi ini akan sangat menyulitkan upaya pemberantasan dan pemutusan rantai penyebaran Covid-19.
Seharusnya, semua warga yang mengalami gelaja harus melaporkan kepada petugas kesehatan untuk mendapatkan rekomendasi perawatan, apakah isolasi mandiri atau di isolasi di rumah sakit dan tempat isolasi yang disediakan. Selain itu, akan ditentukan perlakuan bagi anggota keluarganya, serta dilakukan penelusuran tempat-tempat yang dijalaninya selama dua pekan terakhir. *