Bagi kamu yang ingin tetap melanjutkan sekolah, tetapi kesulitan dari sisi biaya, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan solusinya, yaitu Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP)
PIP adalah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada anak usia sekolah, yaitu usia 6 hingga 21 tahun, dari keluarga miskin, rentan miskin, pemilik Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), peserta Program Keluarga Harapan (PKH), yatim piatu, penyandang disabilitas, serta korban bencana alam/musibah.
PIP merupakan bagian dari penyempurnaan program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Namun, saat ini, masih banyak masyarakat yang merasa perlu mendapatkan bantuan dana pendidikan dari Pemerintah, tetapi belum bisa mengakses Program Indonesia Pintar. Berikut 9 pertanyaan yang paling banyak diajukan masyarakat soal PIP di laman Kemendikbud, beserta jawabannya.
- Siapa penyelenggara Program Indonesia Pintar?
PIP merupakan kerja sama tiga kementerian yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Sosial (Kemensos), dan Kementerian Agama (Kemenag).
2. Apa tujuan PIP?
PIP dirancang untuk membantu anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin/rentan miskin/prioritas tetap mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat pendidikan menengah, baik melalui jalur pendidikan formal (mulai SD/MI hingga anak Lulus SMA/SMK/MA) maupun pendidikan non formal (Paket A hingga Paket C serta kursus terstandar).
Melalui program ini pemerintah berupaya mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah, dan diharapkan dapat menarik siswa putus sekolah agar kembali melanjutkan pendidikannya. PIP juga diharapkan dapat meringankan biaya personal pendidikan peserta didik, baik biaya langsung maupun tidak langsung.
3. Mengapa Harus Ada Kartu Indonesia Pintar?
KIP diberikan sebagai penanda/identitas penerima bantuan pendidikan PIP. Kartu ini memberi jaminan dan kepastian anak-anak usia sekolah terdaftar sebagai penerima bantuan pendidikan. Setiap anak penerima bantuan pendidikan PIP hanya berhak mendapatkan 1 (satu) KIP.
4. Bagaimana Jika Siswa Miskin Belum Menerima KIP?
Siswa dapat mendaftar dengan membawa Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) orang tuanya ke lembaga pendidikan terdekat. Jika siswa tersebut tidak memiliki KKS, orang tuanya dapat meminta Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari RT/RW dan Kelurahan/Desa terlebih dahulu agar dapat melengkapi syarat pendaftaran.
5. Berapa Besaran Dana Manfaat PIP?
Adapn peserta didik PIP dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, peserta didik SD/MI/Paket A mendapatkan Rp450.000 per tahun. Kedua, peserta didik SMP/MTs/Paket B mendapatkan Rp750.000 per tahun. Ketiga, peserta didik SMA/SMK/MA/Paket C mendapatkan Rp1 juta per tahun. Perincian jumlah untuk kelas akhir di setiap jenjang dapat dibaca di Petunjuk pelaksanaan PIP Kemendikbud Tahun 2016.
6. Apa Kewajiban Peserta Didik Penerima Dana PIP?
Adapun kewajiban peserta didik penerima dana PIP, meliputi menyimpan dan menjaga KIP dengan baik. PIP merupakan bantuan pendidikan. Dana Manfaatnya harus digunakan untuk keperluan yang relevan. Peserta didik penerima dana PIP harus terus belajar dan bersekolah (tidak putus sekolah) dengan rajin, disiplin dan tekun.
7. Untuk Apa Saja Penggunaan Dana PIP?
Dana PIP dapat digunakan untuk membantu biaya pribadi peserta didik, seperti membeli perlengkapan sekolah/kursus, uang saku dan biaya transportasi, biaya praktik tambahan serta biaya uji kompetensi.
8. Bagaimana Jika KIP Hilang atau Rusak?
Kartu menjadi tanggung jawab pemilik. Jika KIP hilang/rusak, pemilik kartu dapat segera menghubungi kontak pengaduan PIP. Untuk penggantian kartu baru, pemilik wajib memberitahukan nomor KIP dan menyertakan identitas diri.
9. Apakah Ada Lembaga yang Mengawasi Pelaksanaan PIP?
Ada. Selain pengawasan internal sekolah/lembaga pendidikan, pengawasan eksternal dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayan, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Masyarakat juga dapat membantu pengawasan PIP dengan melaporkan hal yang dianggap tidak sesuai ke kontak pengaduan. *