Turun ke jalan, unjuk rasa atau demonstrasi menjadi salah satu cara untuk menyampaikan aspirasi di negara demokrasi. Unjuk rasa dilindungi di dalam Undang Undang, sehingga setiap warga negara berhak melakukannya. Tapi ingat, unjuk rasa tidak hanya sekedar turun ke jalan, membawa spanduk beramai-ramai.
Namun, ada dua kunci yang menjadi penentu keberhasilan unjuk rasa, yaitu berlangsung damai dan target alias tuntutan yang disampaikan dipenuhi oleh Pemerintah, DPR ataupun pihak lain yang menjadi tujuan menyampaikan protes.
Hasil penelitian Maria J Stephan and Erica Chenoweth, akademisi kebijakan publik dari University of Massachusetts Boston, AS menyebutkan keberhasilan unjuk rasa damai mencapai 53 persen karena menarik simpati dan mengedukasi masyarakat. Sedangkan tingkat keberhasilan unjuk rasa rusuh hanya berhasil sekitar 26 persen.
Kondisi ini umumnya terjadi karena ketika unjuk rasa rusuh, maka ada masalah lain yang muncul, misalnya kerusakan fasilitas publik, korban jiwa dan masalah lain, sehingga mudah mengalihkan perhatian pengunjuk rasa dan Pemerintah dari tuntutan yang disampaikan.
Berikut 7 tips dari Charla M Burnett, akademisi John W McCormack Graduate School of Policy and Global Studies University of Massachusetts Boston bidang Global Governance and Human Security dari Amerika Serikat.
- Mulai dari Sekarang
Jika kamu memiliki tuntutan atau protes terhadap sebuah kebijakan Pemerintah atau parlemen misalnya, kamu bisa memulai aksi damai mulai secara dini atau mulai dari sekarang. Pada umumnya aksi protes atau kampanye damai tidak muncul dalam satu malam. Namun, protes muncul karena adanya masalah yang sudah berakar di masyarakat dan ada orang-orang yang fokus dan mengabdikan dirinya untuk mengubah kondisi itu. Di Indonesia, misalnya kerusakan lingkungan atau pelanggaran HAM menjelang kejatuhan Orde Baru.
Namun, aksi damai bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Bahkan, karena aksi damai terlalu lama, banyak aktivis yang merasa sudah kehabisan tenaga. Namun, kadang kala situasi mengejutkan terjadi. Pada saat yang tidak terduga ada kemungkinan terjadi peristiwa tertentu yang menjadikan aksi damai yang sudah lama kamu organisir menjadi sorotan masyarakat dan mendorong ribuan massa untuk ikut datang ke unjuk rasa damai yang kamu gelar. Jadi jangan menyerah, tingkat partisipasi masyarakat yang rendah jangan dijadikan alasan untuk menghentikan kampanye damai untuk menyampaikan aspirasimu.
2. Identifikasi Kepemimpinan yang Kuat dan Berani
Dalam memimpin aksi, kamu harus memiliki karakter pemimpin yang kuat dan berani mendobrak hambatan dan mendiskusikan isu-isu sensitif, khususnya ketika berhubungan kekuasaan. Kepekaan terhadap ketidakadilan sosial sebenarnya sudah ada pada setiap insan manusia sejak lahir, tetapi sudah selayaknya kepekaan itu tetap ada dan kamu kembangkan, baik dari pengalaman, membaca, maupun mendengarkan persoalan-persoalan ketidakadilan sosial secara aktif. Jadi pemimpin harus bisa mengidentifikasi adanya potensi ketegangan dalam seluruh proses gerakan dan dapat mengatasinya, sehingga tidak sampai pecah.
3. Bangun Momentum dan Jangan Menyerah
Jika kamu memiliki sebuah aspirasi jangan menunggu sampai masalah ini dibahas secara nasional baru memulai menjalin hubungan sosial dan membangun komunitas yang memiliki aspirasi sama. Namun, kamu bisa membangun fondasi terlebih dahulu karena fondasi yang kuat yang memungkinkan kampanye yang berhasil.
Mengorganisir protes damai, dalam arti luas aksi non-kekerasan secara lebih umum, dimulai dengan sekelompok kecil individu yang berpikiran sama dengan tujuan yang sama, dan yang bersedia mengambil tindakan apapun konsekuensinya. Kemungkinan ada kejenuhan pada saat kampanye penggalangan dana, mendapatkan sukarelawan sampai mencari peluang untuk membantu perubahan sosial.
Untuk menemukan orang-orang istimewa yang bersedia menyediakan waktu, tenaga dan materi untuk melakukan perubahan sosial memang tidak muda, butuh proses. Kamu bisa memulainya dari orang-orang di sekitarmu atau memuatnya di media sosial. Jangan kecil hati, jika dipertemuan pertama, belum ada orang yang datang. Jangan menyerah.
4. Diversifikasi dan Bangun Konsensus
Untuk memastikan akuntabilitas dan konsensus, sebuah gerakan harus mendiversifikasi keanggotaannya berdasarkan garis kelas, ras, jenis kelamin, etnis, orientasi seksual, dan usia yang berpotongan. Menemukan keanggotaan di seluruh garis hierarki sosial memastikan bahwa semua orang dalam masyarakat berpartisipasi dalam menciptakan perubahan. Ini adalah kunci keberlanjutan setiap proyek komunitas.
Selain itu, diversifikasi keanggotaan memperkuat struktur masyarakat dengan mendorong dialog dan transformasi konflik. Perubahan sosial yang terjadi hanya di sebagian kecil masyarakat membatasi kemampuan gerakan untuk mengubah akar penyebab ketidaksetaraan struktural dan ketidakadilan sosial.
5. Buat Tujuan Strategis
Diversifikasi ide dan perspektif memberi jalan bagi strategi baru dan akses ke pihak-pihak yang menjadi tujuan kampanye kamu. Bersama seluruh anggota komunitas bahas visi dan misi, tujuan, strategi, dan rencana tindakan yang akan diambil. Kemudian, dari setiap anggota lakukan pembagian tugas setelah kelompok memutuskan tujuan dan sasarannya dan memilih untuk mengadakan protes damai.
6. Sediakan Logistik
Ketika unjuk rasa dengan berlangsung, maka sediakan semua logistik yang dibutuhkan secara terperinci. Untuk menghindari aksi dihentikan di tengah jalan, kamu harus mengikuti peraturan yang berlaku di kota tempat melakukan demonstrasi, seperti dari Kepolisian.
Selama aksi buatlah kostum atau spanduk-spanduk menarik untuk mendapatkan perhatian massa. Di luar rombongan massa, tugaskan satu orang yang mengawasi area dan memantau demonstrasi dan Polisi. Satu orang ini bertugas untuk melihat dari luar, jika ada anggota demonstran yang melenceng dari garis dan melakukan tindakan kekerasan.
Orang ini harus cepat mencegahnya dan menyampaikan kepada pemimpin atau koordinator lapangan agar segera ditenangkan. Demikian, juga jika ada orang mencurigakan yang masuk ke dalam barisan unjuk rasa.
Kemudian, sediakan juga logistik dan tim yang membagikannya, misalnya para pengunjuk rasa mungkin membutuhkan minuman, payung atau jas hujan, bahkan mungkin masker atau larutan bilas gas air mata.
Selain itu, seseorang harus bekerja dengan pers, selebaran desain, siaran pers dan selalu siap sedia untuk wawancara. Pastikan orang bertugas memahami aspirasi dan mampu menyampaikannya secara lisan dengan lengkap dan sopan, tetapi tetap tegas.
Harus ada penjaga perdamaian dan perwakilan yang ditugaskan untuk berbicara dengan polisi dan publik. Selain itu, harus ada pemantau hukum dan seseorang yang terlatih dalam bantuan hukum untuk membantu mereka yang mungkin ditangkap. Persiapan sama pentingnya dengan tindakan mendemonstrasikan.
7. Pertahankan Ketenangan
Peserta unjuk rasa harus bersedia berkorban untuk tujuan bersama. Anggota harus percaya pada kekuatan aksi damai alias non-kekerasan dan melawan kekerasan. Meskipun demonstrasi damai sering dikatakan sebagai aksi protes lemah dan pasif. Mempertahankan ketenangan dan kendali barisan para demonstrasn membutuhkan kekuatan yang sangat besar.
Apalagi, di lapangan kejadian apa saja bisa terjadi, mulai dari menghadapi pelecehan fisik dan mental. Non-kekerasan adalah perlawanan psikologis dan ekonomi yang dapat mematahkan sistem kekuasaan yang berusaha menindas dan merugikan masyarakat *