Tidak mudah memang membiasakan diri menabung, bahkan banyak orang dewasa dan telah memiliki penghasilan tetap harus membeli sesuai dengan berutang atau kredit. Padahal menabung tidaklah harus nilai yang besar, meski sedikit, tetapi dijalankan dengan disiplin dan konsisten maka akan bertambah terus dan bisa menjadi banyak.
Pelajar juga dapat menyisihkan uang jajannya untuk ditabung, sehingga sejak dini sudah belajar hidup hemat, sederhana dan bersabar, memiliki cadangan keuangan dalam keadaan mendesak, mencegah menarik kredit, serta memiliki tabungan yang bisa dijadikan investasi jangka panjang.
Ada beberapa tips yang dapat dicoba pelajar untuk bisa menabung.
- Menyisihkan sebagian kecil uang jajan
Caranya, buat daftar pengeluaran harian, mingguan atau bulanan. Sesuaikan dengan waktu pemberian uang saku dari orang tua. Jika harian, tetapkan pengeluaran setiap hari, dan usahakan ada tersisa sebagian. Misalnya 10 persen dari uang saku. Jika uang saku Rp30.000 per hari, usahakan disimpan Rp3.000 per hari. Jadi, tentukan pengeluaran berdasarkan uang yang tersisa, yaitu Rp27.000 per hari. Jika biaya transportasi tidak bisa lagi dikurangi, maka kamu bisa mengurangi jajan di kantin. Jadi intinya belajar disiplin dengan pengeluaran maksimal Rp27.000 per hari.
2. Bawa bekal makanan dan air minum dari rumah
Bawa bekal makanan dan air minum adalah salah satu cara efektif untuk mengamankan uang sakumu. Jika biasanya kamu harus mengeluarkan uang untuk makan siang dan membeli air mineral, maka dananya bisa ditabung. Selain menghemat kamu juga bisa memastikan higienitas makanan dan minumanmu. Keuntungan lain dari membawa bekal sendiri adalah tidak perlu antre di kantin untuk membeli makanan, kamu bisa memakannya di ruang kelas atau di tempat favoritmu di sekolah.
3. Kurangi kegiatan yang menghabiskan uang
Nongkrong atau jajan pada saat jam istirahat atau setelah pulang sekolah memang menggiurkan. Namun, waspada, itu bisa menguras uang sakumu untuk makanan atau minuman yang sebenarnya bisa kamu skip dan ditabung uangnya. Untuk mengalihkannya, kamu bisa ikut komunitas ekstrakulikuler sekolah, misalnya teater, musik, olahraga yang bermanfaat menggali dan melatih bakat, tetapi tidak mengeluarkan banyak uang untuk jajan.
4. Simpan uang receh logam
Uang recah logam biasanya sering diletakkan sembarangan karena jika disimpan di dalam dompet menjadi berat. Padahal, jika ditabung, jangan heran jumlahnya bisa menjadi banyak. Awal tahun lalu, Tirta asal Majalengka, seorang petani, menjadi viral karena membeli 1 unit mobil Toyota Rush dengan harga Rp261.850.000. Yang menghebohkan adalah Uang Muka pembelian mobil, yaitu Rp40.000 juta dibawa ke dealer mobil dalam bentuk uang logam hasil celengannya beberapa tahun. Mungkin tidak harus seperti Tirta, tetapi poin-nya adalah jangan menyepelekan uang receh.
Jika tidak ingin menyimpan uang logam berlama-lama, setelah dinilai cukup banyak, uang logal bisa ditukarkan di toko yang membutuhkan uang kembalian. Uang yang telah ditukar dapat disimpankan ke bank atau ditabungan lain.
5. Titip tabungan ke orang tua atau guru
Menabung dengan menitipkan uang ke guru dan orang tua akan efektif jika kami merasa sering tidak bisa menjaga disiplin ketika memegang uang sendiri di rumah. Menitipkan uang ke guru dan orang tua juga bisa menghindarkan godaan untuk menggunakan tabungan. Namun, jangan lupa uang yang telah diberikan dicatat, sehingga tidak lupa.
6. Mencari uang tambahan
Ingin menabung tetapi tampaknya uang saku yang diberikan orang tua tidak memungkinkan lagi untuk disisihkan karena sudah memiliki pos-pos tersendiri yang tidak mungkin dialihkan. Caranya, kamu dapat mencari uang tambahan dengan bekerja. Beberapa pekerjaan yang dapat kamu lakukan adalah jualan, baik secara manual maupun secara daring atau online dengan membuka akun media sosial. Jika tidak ada minat jualan, kamu bisa mengajar les privat, Untuk anak SMA misalnya, sudah bisa mengajar les privat untuk anak TK, SD atau bahkan SMP.
7. Nebeng orang tua, jalan kaki atau naik sepeda ke sekolah
Satu cara lagi untuk menabung adalah menyisihkan uang transportasimu dengan nebeng kendaraan orang tua ke sekolah. Dengan catatan, jam orang tua berangkat kerja lebih dulu dibandingkan jam masuk sekolah dan bisa satu arah. Jangan malas bagun pagi karena selain bisa menghemat ongkos, kamu juga bisa lebih cepat ke sekolah, dan tidak harus berdesakan di angkutan umum. Jika jarak antara sekolah dan rumah masih bisa ditempuh dengan jalan kaki, megapa tidak jalan kaki. Selain hemat, baik untuk kesehatan karena bisa sekalian olah raga pagi. Alternatif lain adalah menggunakan sepeda ke sekolah, jika jaraknya tidak terlalu jauh. Sama dengan jalan kaki, naik sepeda ke sekolah bisa hemat dan menyehatkan. *