Skip to content

5 Cara Mencegah Penculikan Siswa di Lingkungan Sekolah

Berita penculikan anak sedang marak-maraknya di Indonesia. Orang tua dan guru wajib menyikapi hal tersebut dengan serius. Guru wajib menyampaikan dan mengajarkan kepada siswa-siswi mengenai cara mencegah penculikan sebagai bekal buat para siswa, jika terjadi sesuatu hal yang tidak diharapkan.

Memasuki awal tahun 2023, masyarakat dihebohkan dengan kasus penculikan anak di Jakarta yang akhirnya dapat berhasil ditemukan kembali. Kemudian baru-baru ini disusul berita penculikan anak berumur 11 tahun yang berujung pada pembunuhan oleh pelaku yang masih remaja di Makassar. Mirisnya lagi, motivasi pelaku tersebut, karena tergiur tawaran jual beli ginjal di sosial media.

Menoleh kembali ke tahun kemarin yaitu tahun 2022, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) merilis angka kasus penculikan anak yang mencapai 28 kasus kejadian sepanjang tahun tersebut. Angka kasus penculikan anak tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yakni tahun 2021.

Keamanan anak-anak merupakan sebuah prioritas utama bagi setiap orang tua maupun guru sebagai orang tua mereka saat di sekolah. Namun dalam beberapa kondisi, terkadang orangtua atau guru tidak dapat selalu menemani anak saat beraktivitas. Inilah mengapa bahaya penculikan merupakan ancaman besar bagi anak-anak.

Sebagai seorang anak, mereka seringkali pula kekurangan keterampilan untuk melindungi diri mereka sendiri, sehingga hal tersebut menjadi tanggung jawab orangtua dan guru. Orang tua dan guru menjadi sosok utama untuk melindungi anak-anak dan mengajari mereka tentang cara mencegah penculikan agar aman dari bahaya di sekitar.

5 Cara Mencegah Penculikan Siswa

Ada beberapa cara mencegah penculikan siswa yang wajib diketahui para guru maupun orang tua.

  1. Mengedukasi Siswa-Siswi Terkait Situasi Bahaya

Kenyataan di lapangan mengatakan bahwa kebanyakan anak tidak mengerti dengan situasi bahaya. Oleh sebab itu, para guru atau orang tua diminta untuk mengajarkan anak-anak tentang situasi bahaya yang mengintai.

Guru wajib memberikan edukasi kepada anak terkait situasi bahaya, utamanya ketika bertemu dengan orang asing yang belum dikenal. Apabila ada orang asing mengajak mengobrol terlalu lama, maka ajarakan untuk segera memanggil ibu, ayah, guru, atau satpam sekolah. Jika ada orang asing yang mencoba, menyentuh, meraba, atau memaksakan sesuatu maka ajarkan siswa untuk berani berteriak sekeras mungkin dan jika ada orang asing yang memberikan makanan atau minuman, maka ajarkan untuk berani menolak.

  1. Ajarkan Siswa untuk Meminta Tolong

Para guru diminta untuk mengajarkan siswa-siswinya untuk segera meminta tolong saat menghadapi situasi bahaya. Apabila siswa sudah memahami bahwa ia sedang dalam bahaya, selanjutnya ajarkan siswa untuk mengucapkan kata minta tolong kepada orang-orang di sekitar.

Jika siswa dalam situasi bahaya, ajari siswa untuk langsung ngomong tolong, sehingga orang-orang di sekitar sadar bahwa sedang dalam bahaya.
Tindakan tersebut akan membuat pelaku panik dan masyarakat sekitar akan menyadari bahaya yang sedang dialami si siswa tersebut.

  1. Carilah Orang Berseragam

Siswa-siswi juga perlu diajarkan tentang meminta tolong kepada orang berseragam, seperti SPG, satpam dan polisi. Hal tersebut sangat bermanfaat ketika siswa lepas dari genggaman orang tua atau pantauan guru, contohnya ketika di tempat keramaian.

Apabila siswa sendirian, hal itu dapat menumbuhkan niat orang jahat untuk melakukan penculikan, karena melihat situasi serta kesempatan yang mendukung. Maka yang sangat perlu diajarkan kepada siswa jika menghadapi situasi tersebut adalah dengan segera mencari orang berseragam. Mengapa harus orang berseragam? Karena mereka jelas identitasnya. Kalaupun tertangkap kamera pun jelas bisa dilacak dan orang-orang tersebut pastinya orang baik yang akan mengantar ke bagian informasi.

  1. Mengajari Siswa untuk Menghafal Identitas Lengkap Dirinya

Orang tua atau guru mempunyai peran dalam mengajari siswa untuk menghafal identitas lengkap dirinya sendiri. Misalnya saja identitas lengkapnya mulai dari nama lengkapnya, nama orang tua, alamat rumah, dan dan jika memungkinkan nomor yang dapat dihubungi. Hal tersebut bertujuan untuk mempercepat menemukan keluarganya ketika siswa tersebut hilang dan ditemukan oleh petugas berwajib.

  1. Membuat Password Khusus Penjemputan

Cara mencegah penculikan siswa yang terakhir yaitu dengan orang tua disarankan untuk membuat password khusus yang disepakati dengan anak untuk proses penjemputan saat pulang sekolah. Password khusus tersebut berguna ketika orang tua atau orang yang biasa menjemput siswa pulang sekolah sedang berhalangan. Lalu, orang tua perlu menyampaikan perihal password khusus tersebut kepada gurunya di sekolah.

Misalnya, “Nanti yang jemput kamu saat pulang sekolah passwordnya adalah elang. Jadi, ketika ada ojek online datang atau menyuruh orang lain, maka langsung ditanya (guru): ‘Pak mau jemput si A ya?’ Nanti si siswa tersebut keluar dengan mengatakan password khususnya apa? Nah, gurunya kan berkomunikasi dengan yang jemput, kalau si driver ojek onlinenya bilang elang. Berarti password khususnya cocok seperti kiriman dari orang tua siswa.

Selain itu, selaku orang tua mintalah bantuan guru agar siswa tidak menunggu di luar lingkungan sekolah saat menanti penjemputannya dan meminta agar siswa tetap stay di dalam lingkungan sekolah, sebelum ada orang yang benar-benar dikenali datang menjemput.

Nah itulah beberapa cara mencegah penculikan siswa di lingkungan sekolah ataupun diluar sekolah. Sebagai seorang guru/EDOOcator yang menjadi orang tua siswa di sekolah harus seoptimal mungkin dalam mengawasi siswa-siwinya terlebih terhadap potensi kejahatan penculikan yang marak akhir-akhir ini. Ajari siswa-siswi cara-cara di atas, supaya mereka bisa tegas untuk melindungi diri dari penculikan. Keep alert.