Skip to content

Cara Melatih Emotional Intelligence pada Siswa di Sekolah

Emotional intelligence atau kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor yang bisa menunjang kesuksesan siswa, baik itu di sekolah maupun di dunia kerja kelak. Faktanya, emotional intelligence tidak kalah bermanfaat bagi kehidupan setiap siswa, karena bisa membantu para siswa untuk menjadi seseorang yang sukses di masa depan.

Memahami diri pribadi merupakan sebuah proses dalam mengenali dan mengeksplorasi diri serta keunikan yang ada dalam diri manusia. Hal tersebut dapat membantu EDOOers dalam mengembangkan kepercayaan diri, mengidentifikasi nilai-nilai dan tujuan, serta memahami bagaimana cara terbaik dalam mengelola emosi dan menghadapi berbagai permasalahan dalam kehidupan.

Jika kemampuan dalam mengontrol emosi sudah matang maka setiap aspek di kehidupan akan menjadi lebih terealisasi dengan baik. Lantas, apa itu emotional intelligence (EQ)? Apa saja cara melatih emotional intelligence (EQ) kepada siswa di sekolah? Yuk simak penjelasannya sampai akhir ya EDOOcator!

Pengertian Emotional Intelligence

Seorang psikolog Amerika Serikat, yang bernama Peter Salovey dan Jhon Mayer pada tahun 1990 memunculkan sebuah konsep tentang emotional intelligence pertama kali. Mereka berpendapat pada sebuah pandangan bahwa emotional intelligence adalah sebuah kemampuan seseorang dalam memahami, menggunakan, mengenali dan mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain.

Tak cuma itu saja, dengan mempunyai emotional intelligence yang baik seorang siswa akan lebih mudah dalam bersosialisasi dengan siapa pun juga, lebih percaya diri, dan bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Emotional intelligence juga sangat berperan penting dalam mendukung prestasi siswa di sekolah.

Selanjutnya, pada tahun 1995, seorang jurnalis dan penulis buku yang bernama Daniel Goleman  menyatakan, bahwasannya emotional intelligence (EQ) merupakan sebuah kemampuan yang lebih urgent dibanding IQ dalam konsep penentu kesuksesan seseorang dalam  kehidupan.

Maka dari itu, kemampuan emotional intelligence seseorang bisa menuntukkan kualitas pribadi orang tersebut yang berimplikasi pada peningkatan taraf hidup di masyarakat sosial.

Cara Melatih EQ dalam Pembelajaran

Siswa-siswi cenderung lebih cepat menangkap apa saja yang diajarkan kepada mereka. Oleh sebab itu, penting bagi setiap orang tua dan EDOOcator untuk mulai menanamkan emotional intelelligence kepada siswa sedini mungkin. Berikut ini kiat-kita yang bisa EDOOcator terapkan untuk membantu melatih emotional intelelligence kepada siswa.

  1. Mengajari Pengontrolan Emosi kepada Siswa

EDOOcator bisa membantu para siswa-siswi untuk mengenali emosi yang para siswa alami dan mengontrol emosi tersebut dengan cara yang lebih efektif. Misalnya, EDOOcator bisa mengajak para siswa untuk berdiskusi dan merefleksikan perasaan-perasaan ataupun situasi apa saja yang seringkali membuat mereka tidak nyaman, insecure, dan berkeluh kesah. 

EDOOcator bisa membantu para siswa dengan pendekatan emosional seperti memberikan video-video motivasi, studi kasus, dan bisa merekomendasikan kepada para siswa untuk membaca buku-buku self-improvement. Langkah tersebut bisa membantu para siswa untuk tetap fokus dan produktif dalam proses pembelajaran. 

  1. Berikan Contoh Berperilaku yang Baik

Membiasakan siswa untuk berperilaku yang baik terhadap siapa pun terutama yang lebih tua, merupakan salah satu hal penting dalam melatih emotional intelelligence. Agar para siswa terlatih dan terbiasa untuk berperilaku baik, EDOOcator dapat memberikan contoh melalui dalam kehidupan sehari-hari ketika hendak meminta bantuan kepada orang lain atau dalam bertutur kata.

Contohnya, ketika ingin meminta bantuan kepada orang lain, biasakanlah siswa untuk mengucapkan kata “tolong” dan jangan lupa mengingatkan siswa untuk mengucapkan “terima kasih” setelah mendapatkan pertolongan. Hal seperti itu akan membuat siswa secara bertahap akan menerapkan kebiasaan tersebut saat bersosialisasi dengan orang lain.

  1. Membangun Kepekaan dan Empati

Empati akan membantu siswa peduli terhadap orang lain dan membangun hubungan yang baik dengan lingkungannya nanti. EDoocator dapat membangun kepekaan dan rasa empati siswa dengan mendidiknya supaya lebih peka terhadap perasaan orang lain. Sebagai contohnya, EDOOcator bisa mengajak siswa untuk konten menonton social experiment atau kisah-kisah inspirasional di sosial media. Selanjutnya mintalah siswa untuk memberikan pendapat mereka.

Selain itu, EDOOcator bisa memakai metode cerita tentang teman yang kehilangan alat tulisnya. Lalau, EDOOcator coba tanyakan “Bagaimana perasaanmu kalau kamu yang kehilangan alat tulis?” Jika siswa menjawab “sedih”, coba tanyakan lagi, “Apakah kamu mau meminjamkan alat tulismu?” lalu perhatikanlah responsnya. Siswa yang memiliki empati tentunya akan bersedia meminjamkan alat tulisnya kepada temannya. 

Berkat melatih siswa untuk terbiasa memikirkan perasaan orang lain, siswa akan lebih peka dan rasa empati terhadap orang dan lingkungan di sekitarnya akan meningkat. Hal tersebut juga dapat membuat para siswa menajdi lebih bijak dan berperilaku baik terhadap orang lain.

  1. Meningkatkan Keterampilan dalam Memecahkan Masalah

Siswa yang memiliki tingkat emotional intelligence yang baik bisa membantu ia dalam menghadapi masalah dan mengelola stress dengan lebih baik. tingkat emotional intelligence yang baik bisa membantu siswa selalu stabil dan produktif dalam situasi yang sesulit apapun.

Mampu pmenyelesaikan permasalahannya sendiri merupakan bagian dari sebuah keterampilan emosional. Saat siswa sedang bertengkar dengan temannya, EDOOcator bisa memanfaatkan situasi tersebut untuk mengembangkan emotional intelligence.

Apabila siswa mulai kesa, karena selalu diganggu temannya, EDOOcator bisa membimbingnya untuk mencari solusi atas masalahnya dengan cara memberikannya beberapa pilihan tindakan yang bisa siswa tersebut lakukan. Demikian, siswa dapat belajar cara memutuskan dan menyelesaikan permasalahan secara tepat.

  1. Membuat Ekosistem Belajar yang Mendukung

EDOOcator bisa membuat ekosistem belajar yang mendukung untuk pengembangan emotional intelligence (EQ) siswa, melalui cara memberikan dukungan dan menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi siswa untuk belajar serta berkembang. Ekosistem kelas yang suportif bisa membuat siswa merasa terlibat dalam pembelajaran. Suasana tersebut sangat penting karena berkaitan dengan emosional dan psikologi siswa dalam proses pembelajaran.

Demikian cara-cara yang bisa EDOOcator praktikkan untuk membantu melatih siswa tumbuh menjadi sosok yang mempunyai emotional intelligence yang baik. Sebab tidak dapat membuahkan hasil secara instan, pastikan EDOOcator konsisten dan pantang menyerah ketika mencoba untuk mempraktikkannya ya. Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *